Logo Klinik Gigi Joy Dental
Beranda » Artikel » Mengetahui Penyebab Kerusakan Gigi pada Anak untuk Menjaga Senyum Si Kecil

Mengetahui Penyebab Kerusakan Gigi pada Anak untuk Menjaga Senyum Si Kecil

April 6, 2024

Klinik Gigi Joy Dental - Sebenarnya apa saja sih yang bisa menyebabkan kerusakan gigi pada anak diusia dini? Supaya Sobat Joy bisa mengantisipasinya, maka Sobat Joy perlu mengetahui penyebab kerusakan gigi pada anak Sobat Joy. Jadi Sobat Joy bisa menyimak artikel kali ini hingga selesai ya.

Masa pertumbuhan pada anak membutuhkan perhatian khusus dari orang tua demi masa depan si kecil yang optimal, termasuk di dalamnya adalah kesehatan gigi dan mulut. 

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini mencapai 93%, artinya angka kejadian gigi berlubang pada anak di Indonesia masih sangat tinggi. 

Kerusakan gigi pada anak dapat menurunkan kemampuan sistem pencernaan dalam menyerap nutrisi, sehingga berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Informasi terkait penyebab kerusakan gigi pada anak, Sumber: halodoc.com
Informasi terkait penyebab kerusakan gigi pada anak, Sumber: halodoc.com

Mengapa Kesehatan Gigi pada Anak Perlu Diperhatikan?

Sobat Joy, kerusakan pada gigi anak (terutama gigi susu) yang tidak segera dilakukan penanganan akan menimbulkan beberapa masalah. Gigi adalah salah satu organ dalam sistem pencernaan yang apabila kerjanya terganggu, maka aktivitas organ pencernaan lain seperti lambung dan usus otomatis akan ikut terganggu. 

Jika anak tidak mau makan karena sakit gigi, maka penyerapan nutrisi jadi tidak maksimal. Anak juga tidak ada tenaga untuk beraktivitas seperti biasanya.

Selain itu, kerusakan gigi terutama pada bagian depan juga berpengaruh pada tingkat kepercayaan diri anak. Tidak sedikit anak yang akhirnya merasa malu untuk berinteraksi dengan teman sebayanya karena giginya berlubang. 

Nah, jika lubang gigi sudah parah dan tidak bisa dipertahankan lagi maka dengan terpaksa harus dicabut. Jika memang sudah waktunya untuk dicabut, tidak masalah ya Sobat Joy. Yang akan menjadi masalah adalah apabila gigi susu tersebut harus dicabut sebelum waktunya tanggal. Hal ini akan mengganggu proses pertumbuhan gigi permanen dan tulang rahang ke depannya.

Peran orang tua sangat penting di sini. Semakin dini anak diberi pengetahuan mengenai pencegahan kerusakan gigi maka akan semakin cepat anak terbiasa dengan rutinitas seperti menyikat gigi, menghindari konsumsi gula berlebihan, bahkan periksa ke dokter gigi.

Penyebab Umum Kerusakan Gigi pada Anak

Berikut merupakan beberapa faktor umum penyebab kerusakan gigi pada anak:

1. Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Secara Berlebihan

Mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula untuk anak-anak tidaklah dilarang asal tidak berlebihan. Oleh karena itu, harus ada pengawasan dari orang tua terkait makanan dan minuman yang akan dikonsumsi oleh anak-anak. Tetap perbanyak konsumsi protein, sayur, buah, dan rutin minum air putih untuk anak-anak ya Sobat Joy.

2. Kebiasaan Buruk Seperti Menggigit Kuku dan Menggunakan Dot Jangka Panjang

Kebiasaan menggigit kuku saat kecil dapat menyebabkan gigi depan menjadi tonggos dan bercelah. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan tulang rahang serta gigi permanen di atasnya. Selain itu akan ada risiko kontaminasi bakteri dari kuku yang tidak bersih ke dalam rongga mulut.

Apabila Sobat Joy mengetahui ada kebiasaan menggigit kuku pada anak, maka harus segera dihilangkan. Cari tahu terlebih dahulu apa penyebab anak menggigit kuku, apakah karena ada kecemasan/ketakutan atau mencontoh orang-orang terdekat di sekitarnya. Alihkan perhatian anak atau bila perlu mencari bantuan dari konselor/tenaga ahli. 

Menggunakan dot jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi pada anak-anak, terutama jika anak minum susu dengan dot di malam hari tanpa diakhiri dengan menyikat gigi. 

Kandungan gula dalam susu yang mengendap di permukaan gigi dapat menjadi tempat melekatnya bakteri penyebab gigi berlubang ya Sobat Joy. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) waktu yang paling tepat untuk menghentikan penggunaan dot adalah di usia 9 bulan dan mulai bisa diperkenalkan dengan sippy cup di usia 6-9 bulan.

Karies yang merusak gigi anak, Sumber: kumparan.com
Karies yang merusak gigi anak, Sumber: kumparan.com

3. Kebiasaan Menyikat Gigi yang Kurang Tepat

Sejak gigi pertama mulai tumbuh (sekitar usia 6 bulan) menyikat gigi dengan bulu sikat halus dan pasta gigi berfluoride harus dilakukan 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Sebaiknya, aktivitas menyikat gigi tetap didampingi orang tua sampai anak menginjak usia 8 tahun ya Sobat Joy.

4. Faktor Genetik dan Kondisi Kesehatan Tertentu

Adapun faktor genetik seperti struktur lapisan email gigi, bentuk dan ukuran gigi, komposisi air liur, serta respon imun terhadap bakteri penyebab gigi berlubang juga mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada anak. 

Penyakit kronis seperti diabetes pada anak juga terkadang menimbulkan gejala kerusakan pada rongga mulut, seperti gusi yang sering meradang, gigi goyang, dan mulut kering. 

Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi pada Anak

Adapun faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi pada anak:

1. Paparan Fluoride yang Kurang atau Berlebihan

Fluoride merupakan salah satu mineral penyusun lapisan gigi yang berfungsi untuk melindungi gigi dari paparan kuman penyebab gigi berlubang. Penggunaan pasta gigi berfluoride sangat penting untuk menunjang kesehatan gigi pada anak. 

Jika gigi kekurangan fluoride maka lapisan terluar gigi atau email akan menjadi rapuh, mudah terserang bakteri penyebab gigi berlubang, serta warna gigi cepat berubah.

Kelebihan fluoride juga bisa menyebabkan permukaan gigi tampak berbintik putih tidak rata seperti kapur yang kemudian berubah menjadi kuning atau coklat. Gejala seperti ini disebut dengan fluorosis dan disebabkan karena kandungan air yang digunakan mengandung kadar fluoride cukup tinggi seperti di pegunungan atau pesisir pantai. 

2. Air Minum yang Tidak Bersih dan Kualitas Udara yang Buruk

Air minum yang terkontaminasi dengan bakteri serta kualitas udara yang buruk juga berpengaruh terhadap angka kejadian kerusakan gigi pada anak ya Sobat Joy. Apabila air minum yang akan dikonsumsi warnanya tidak jernih, berbau, dan berasa maka ada baiknya dilakukan penyaringan dan disinfeksi terlebih dahulu. 

Cara paling sederhana bisa dengan merebus air hingga mendidih dan dipindah ke dalam wadah bersih yang tertutup setelah dingin.

3. Peran Media dalam Promosi Makanan Tidak Sehat

Saat ini akses anak-anak terhadap sumber informasi dari berbagai media sangatlah terbuka, termasuk di dalamnya adalah berbagai macam promosi makanan/minuman yang menimbulkan bahaya pada tubuh jika dikonsumsi berlebihan. 

Selalu awasi dan dampingi anak-anak ketika mendapatkan informasi agar tidak hanya diserap tanpa mengerti baik buruknya terutama bagi kesehatan tubuh anak. 

Pemeriksaan rutin gigi anak, Sumber: mhdc.co.id
Pemeriksaan rutin gigi anak, Sumber: mhdc.co.id

Langkah-Langkah Pencegahan Kerusakan Gigi pada Anak

Pencegahan gigi berlubang pada anak dapat dilakukan sedini mungkin, dibantu dengan pendampingan dan pengawasan orang tua. Orang tua hendaknya memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. 

Berikan anak asupan gizi seimbang setiap harinya dengan snack atau selingan manis yang tidak berlebihan. Dan jangan lupa ajak anak untuk rutin periksa ke dokter gigi anak minimal 6 bulan sekali ya Sobat Joy.

Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam pencegahan kerusakan gigi pada anak. Peran yang dimaksud disini antara lain mendampingi, memberikan pengertian, mencontohkan, memberikan afirmasi positif, serta memberikan fasilitas pada anak. Memang bukan perkara mudah, namun anak bisa karena terbiasa ya Sobat Joy. Semangat mengedukasi dan salam sehat.

Penulis : drg. Deniarsha Putri Puspita Cerry

Referensi :

Al Hayat NF, dkk. 2022. SLR: Penggunaan Fluor Sistemik dan Lokal terhadap Pencegahan Karies Gigi. Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG), Vol.3 No.1 Halaman 131-132.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram