Logo Klinik Gigi Joy Dental
Beranda » Artikel » Memahami Maloklusi Gigi: Penyebab, Dampak, dan Perawatan Efektif

Memahami Maloklusi Gigi: Penyebab, Dampak, dan Perawatan Efektif

Maret 9, 2024

Klinik Gigi Joy Dental - Hallo Sobat Joy, apakah Sobat Joy sudah pernah mendengar istilah maloklusi gigi? Mungkin sebagian dari Sobat Joy masih asing dengan istilah tersebut, oleh sebab itu kami akan membahas lebih lanjut perihal maloklusi gigi ini agar Sobat Joy bisa memahaminya.

Susunan gigi yang tidak rapi atau tidak rata dan bentuk rahang yang tidak normal dapat mengurangi tingkat percaya diri seseorang. Di dalam dunia medis disebut dengan istilah maloklusi, yang artinya suatu kondisi saat susunan tulang rahang dan gigi tidak sejajar atau rata.

Kondisi ini menyebabkan gigi berantakan, berjejal, gigi tonggos (overbite), atau masalah lainnya. Data World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa maloklusi merupakan masalah ketiga terbesar setelah gigi berlubang dan masalah jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang).

Informasi terkait maloklusi gigi yang wajib diketahui, Sumber: herminahospitals.com
Informasi terkait maloklusi gigi yang wajib diketahui, Sumber: herminahospitals.com

Apa Itu Maloklusi Gigi?

Maloklusi merupakan sebuah istilah medis yang menggambarkan susunan gigi dan rahang yang tidak sejajar. Kondisi ini merupakan salah satu masalah gigi yang umum terjadi. 

Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa selain mengganggu penampilan, kondisi ini juga bahkan bisa sampai mengganggu aktivitas sehari-hari Sobat Joy mulai dari berbicara sampai fungsi mengunyah itu sendiri. 

Faktor Penyebab Terjadinya Maloklusi

Penyebab terjadinya maloklusi ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

  • Faktor Genetik/Keturunan
  • Ukuran dan bentuk jumlah gigi
  • Kebiasaan buruk (Menggigit kuku, bernafas melalui mulut, dan menghisap jari)
  • Gigi berlubang atau gigi hilang

Dampak Kesehatan dan Estetika Maloklusi Gigi

Terdapat beberapa dampak kesehatan yang disebabkan oleh maloklusi gigi, diantaranya meliputi berikut ini:

1. Masalah Pengunyahan dan Pencernaan

Gigi yang tidak sejajar juga dapat menyebabkan masalah dalam menggigit dan mengunyah. Hal ini karena jika gigi tidak sejajar dengan benar, akan sulit bagi gigi untuk berfungsi dengan baik. 

Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada otot dan atau tendon rahang, serta sakit kepala. Selain itu, ketidaksejajaran gigi juga dapat menyebabkan masalah pada mengunyah dan menelan makanan yang dapat menyebabkan malnutrisi atau masalah pencernaan.

Maloklusi dapat mempengaruhi fungsi rahang dan menyebabkan sakit kepala terus-menerus, sakit telinga, nyeri leher, dan gejala lainnya. 

Karena maloklusi mencegah gigi bertemu dengan benar sehingga memungkinkan gerakan mengunyah yang benar, otot-otot di rahang Sobat Joy mudah menjadi tegang atau kaku ketika mereka terus-menerus harus bekerja lebih keras dari yang seharusnya. 

2. Masalah Pernapasan dan Berbicara

Maloklusi tidak dapat dianggap sebagai penyebab utama gangguan pernafasan seperti sleep apnea, namun pasti dapat berkontribusi terhadap perkembangannya. Maloklusi sering kali disebabkan oleh ketidaksejajaran rahang. 

Hal ini kemudian mempengaruhi posisi lidah di dalam mulut, yang terkadang dapat menyebabkan penyumbatan sebagian saluran napas pada posisi terlentang.

Beberapa jenis maloklusi lebih mungkin menyebabkan gangguan pernafasan. Berikut adalah beberapa jenis utama maloklusi.

Retrognatia mandibula

Jenis maloklusi ini melibatkan mandibula yang pendek dan surut, rahang sempit, dan dagu yang surut. Hal ini menyisakan sedikit ruang untuk lidah, yang kemudian didorong ke arah belakang mulut. Oleh karena itu, pernapasan bisa menjadi lebih sulit.

Gigitan silang anterior

Crossbite anterior dengan tidak adanya kontak vertikal pada gigi yang terletak di bagian depan mulut. Rahang atas seringkali kurang berkembang sehingga sempit. Hal ini memaksa lidah berada di antara gigi ketimbang bergerak ke belakang saat dalam posisi tengkurap. 

Gigitan silang anterior sering dikaitkan dengan ketidakmampuan labial (kesulitan menyentuhkan bibir bersamaan dalam posisi istirahat).

Prognatisme mandibula

Prognatisme mandibula terjadi ketika mandibula terlalu maju dan atau rahang atas menyempit dan surut. Oleh karena itu, lidah memiliki lebih sedikit ruang pada langit-langit mulut. 

Rahang atas yang pertumbuhannya tidak mencukupi ke depan juga mungkin berperan dalam apnea tidur karena langit-langit lunak dapat menyebabkan penyumbatan pada posisi terlentang.

Ada berbagai macam masalah yang dapat disebabkan oleh maloklusi. Beberapa muncul dengan cepat, sementara yang lain bisa terjadi dalam jangka panjang. Berikut beberapa dampak potensial dari maloklusi yang tidak ditangani:

Hilangnya harga diri

Senyuman yang tidak selaras kurang estetis. Bagi sebagian orang, hal ini bisa berdampak langsung pada rasa percaya diri hingga enggan tersenyum di depan umum.

Maloklusi juga dapat menyebabkan asimetri wajah atau dagu yang terlalu menonjol, suatu kondisi yang dapat mempengaruhi keseimbangan wajah dan membuat seseorang merasa kurang percaya diri.

Masalah mengunyah

Maloklusi yang parah dapat menyebabkan masalah mengunyah dan menelan. Penderitanya mungkin mengalami nyeri rahang atau terkunci saat mengunyah, bahkan mungkin mendengar suara pecah-pecah. Gigi yang tidak sejajar membuat makanan sulit dipecah menjadi potongan-potongan kecil, yang juga dapat mempengaruhi pencernaan.

Melakukan pengecekan terhadap gigi anak yang dicurigai maloklusi, Sumber: bernas.id
Melakukan pengecekan terhadap gigi anak yang dicurigai maloklusi, Sumber: bernas.id

Masalah bicara

Maloklusi dapat mempersulit produksi beberapa bunyi yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Maloklusi juga berhubungan dengan keterlambatan dan gangguan bicara dan bahasa.

Masalah sendi

Maloklusi yang tidak diobati dapat menyebabkan gangguan sendi temporomandibular (TMJ)  mulai dari nyeri hingga gangguan mekanis.

Gigi yang aus sebelum waktunya

Dengan maloklusi, gigi mungkin tidak bertemu dengan benar, menyebabkan gigi bergemeretak dan gigi aus sebelum waktunya.

Masalah kebersihan mulut

Maloklusi sering kali disertai dengan gigi yang tumpang tindih dan berjejal, sehingga mempersulit mengikuti petunjuk dasar kebersihan mulut di rumah. Oleh karena itu, maloklusi memiliki peningkatan risiko gigi berlubang dan penyakit gusi.

Masalah pernapasan

Karena maloklusi, beberapa pasien mengembangkan kebiasaan bernapas melalui mulut. Akibatnya, mereka lebih mungkin mendengkur atau menderita apnea tidur obstruktif. Pernapasan melalui mulut juga mendorong pertumbuhan bakteri di mulut, sehingga meningkatkan risiko penyakit gusi.

Konsekuensi potensial lainnya dari maloklusi

Telah dilaporkan bahwa beberapa pasien dengan maloklusi mengalami migrain kronis, tinnitus, nyeri punggung, dan masalah postur. 

Penanganan Maloklusi Gigi

Dalam mengatasi masalah maloklusi yang terjadi pada pasien, ada baiknya segera periksakan ke dokter gigi terdekat. Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan lebih detail dalam menentukan diagnosis dan merencanakan perawatan kedepannya yang terbaik untuk kondisi maloklusi yang tepat dan presisi.

Penting untuk dicatat bahwa studi epidemiologi menunjukkan bahwa apapun jenis maloklusi, maloklusi tidak akan terkoreksi secara alami seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan. Faktanya, sebagian besar masalah maloklusi gigi dan tulang yang ditemukan pada anak-anak cenderung memburuk seiring berjalannya waktu tanpa intervensi dokter spesialis.

Ada beberapa cara berbeda untuk menangani maloklusi, antara lain

1. Peralatan Ortodontik

Bila masalahnya berasal dari gigi, biasanya dapat ditangani secara efektif dengan peralatan ortodontik cekat atau lepasan seperti pelat oklusal. Jenis pengobatan ini mungkin juga cocok untuk pasien muda dengan maloklusi tulang ringan yang mulutnya masih dalam masa pertumbuhan. Contohnya, seperti bracket konvensional, invisalign, dan sebagainya.

Kawat gigi

Prosedur ini bisa dilakukan pada pasien usia berapa saja, asalkan gigi dan gusi dalam keadaan sehat. Pemasangan kawat gigi alias behel membutuhkan beberapa kali kunjungan ke dokter gigi. Hal ini tergantung pada tingkat keparahan dari kondisi gigi Sobat Joy.

Durasi pemakaian dan jenis behel pun bisa berbeda pada setiap orang. Namun, rata-rata orang dewasa perlu menggunakan behel selama dua tahun untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. 

2. Bedah Ortognatik

Bedah ortognatik dilakukan untuk menyelaraskan tulang rahang dan memperbaiki maloklusi tulang yang lebih parah. Selama pembedahan, rahang atas dan mandibula (rahang bawah) diposisikan ulang sepanjang 3 sumbu spasial sesuai dengan posisi sisa tengkorak dan tulang wajah.

Pada kasus tertentu, operasi guna memperbaiki bentuk dan ukuran rahang mungkin diperlukan. Dokter dapat memasang kabel, pelat, atau sekrup untuk menstabilkan tulang rahang Sobat Joy. Dalam prosedur ini, Sobat Joy mungkin tidak perlu menggunakan kawat gigi untuk merapikan gigi.

Melakukan konsultasi dengan dokter gigi, Sumber: fatihgazi.id
Melakukan konsultasi dengan dokter gigi, Sumber: fatihgazi.id

Pencegahan dan Perawatan di Rumah

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko mengalami maloklusi:

  • Batasi penggunaan dot dan botol susu, untuk membantu mengurangi perubahan perkembangan rahang.
  • Mencegah atau memberhentikan kebiasaan menghisap jempol pada anak sedini mungkin.
  • Lakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara rutin ke dokter gigi.

Memiliki maloklusi dapat mempengaruhi segala hal mulai dari kesehatan gigi hingga kesehatan mental Sobat Joy. Jika tidak diobati, maloklusi meningkatkan kemungkinan terjadinya gigi berlubang atau penyakit gusi. Orang dengan maloklusi sering kali bergumul dengan kepercayaan diri dan kecemasan sosial. 

Tidak ada kata terlambat untuk berobat. Jangan sungkan untuk berkonsultasi langsung kepada dokter gigi mengenai kekhawatiran Sobat Joy terkait masalah kesehatan gigi ini. Dokter gigi tentu akan memberikan saran tentang pilihan perawatan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan Sobat Joy.

Apabila Sobat Joy sudah mulai mengetahui tanda dan gejala maloklusi, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter gigi kompeten dan ahli seperti Klinik Gigi Joy Dental.

Penulis: drg. Ika Dhita Mawar Liza

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram