Logo Klinik Gigi Joy Dental
Beranda » Konsultasi » Gigi Berlubang: Apakah Lebih Baik Ditambal atau Dicabut?

Gigi Berlubang: Apakah Lebih Baik Ditambal atau Dicabut?

Mei 4, 2023

Klinik Gigi Joy Dental, Yogyakarta - Lebih baik tambal gigi atau cabut gigi? Mungkin sebagian dari Sobat Joy pernah dilema mengenai 2 pilihan tersebut. Supaya tidak bingung lagi, Sobat Joy bisa menyimak artikel kali ini hingga selesai!

Gigi berlubang termasuk salah satu masalah kesehatan paling umum yang dapat dialami oleh siapapun baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Gigi berlubang atau karies adalah kondisi gigi rusak akibat terkikisnya lapisan gigi. 

Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang didukung oleh konsumsi makanan manis, sehingga bakteri memproduksi kondisi asam dalam rongga mulut. Apabila infeksi gigi berlubang sudah dalam, infeksi dapat menyerang bagian dalam gigi, yaitu pulpa.

Berdasarkan kedalamannya, karies dibagi menjadi 3, yaitu:

  • Karies superfisial: lubang pada lapisan luar/email gigi (lapisan terluar gigi)
  • Karies media: lubang gigi pada lapisan dentin (lapisan kedua gigi)
  • Karies profunda : infeksi bakteri yang menyebabkan lubang gigi sudah mencapai dentin bagian dalam atau pulpa atau ruang syaraf gigi

Dari jenis lubang gigi tersebut lah, dokter gigi menentukan perawatan atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika tidak ditangani dengan tepat, gigi dapat semakin parah maupun menimbulkan masalah lain yang lebih serius.

Informasi terkait gigi berlubang yang lebih baik tambal gigi atau cabut gigi, Sumber: rsabhk.co.id

Informasi terkait gigi berlubang yang lebih baik tambal gigi atau cabut gigi, Sumber: rsabhk.co.id

Kondisi Gigi Berlubang yang Masih Bisa Ditambal

Gigi berlubang yang masih bisa ditambal atau direstorasi adalah yang memiliki kerusakan pada batas lapisan email dan dentin. Biasanya, gigi yang berlubang pada lapisan ini memiliki kerusakan kecil sehingga dapat ditambal dan dipertahankan vitalitasnya (syaraf gigi masih hidup). Kemudian, gigi rusak parah apakah bisa diperbaiki?

Nah, untuk lebih jelasnya simak pembahas berikut mengenai cara memperbaiki gigi berlubang dan contoh kasus gigi berlubang yang bisa ditambal/direstorasi:

1. Gigi dengan Lubang Sebatas Email (Karies Email/Karies Superfisial)

Lapisan email merupakan lapisan terluar gigi. Pada tahap karies superfisial ini, pasien belum mengalami keluhan apapun, makanya kondisi ini terbilang jarang ditemukan. Kecuali bila pasien rutin periksa gigi setiap 6 bulan sekali, sehingga dokter gigi dapat mendeteksi lubang sejak awal. 

Gejala yang terlihat seperti titik putih, kekuningan, atau hitam pada permukaan gigi. Dan pada saat kunjungan ke dokter gigi, biasanya dapat langsung dilakukan penambalan berupa fissure sealent atau penambalan dengan bahan resin komposit. Karies email yang tidak ditangani akan berlanjut menjadi karies media, yaitu karies yang sudah mencapai lapisan dentin.

2. Gigi dengan Lubang Sebatas Dentin

Kondisi ini terjadi ketika kerusakan gigi sudah lebih dalam sampai ke bagian dentin. Pada tahap ini, pasien biasanya sudah mulai merasakan rasa tidak nyaman berupa ngilu saat terdapat rangsangan seperti makanan yang masuk ke lubang gigi, minum cairan yang panas maupun dingin, hingga saat mengalami perubahan tekanan udara yang signifikan. 

Biasanya, ngilu yang dirasakan pasien akan menghilang saat rangsangan tersebut dihilangkan. Perawatan yang dilakukan pada kondisi karies media dapat berupa penambalan atau restorasi langsung dengan bahan resin komposit maupun dengan restorasi indirect (tidak langsung) yang ditentukan oleh dokter gigi berdasarkan luas permukaan lubang gigi. 

Pada kondisi ini, sebaiknya lubang gigi segera ditambalkan ke dokter gigi, agar tidak menyebar hingga mencapai pulpa. Karena apabila sudah melibatkan pulpa, maka gigi tidak dapat langsung ditambal.

3. Gigi yang Sudah Dirawat Saluran Akar

Pada kategori ini, penyakit infeksi pada lubang gigi sudah menyebar ke jaringan lunak gigi, yaitu pulpa sehingga gigi harus dirawat dahulu untuk bisa ditambal. Pada tahap ini, biasanya gigi sering terasa sakit atau nyeri berdenyut secara tiba-tiba tanpa ada rangsangan apapun. 

Hal ini disebabkan oleh infeksi bakteri penyebab lubang gigi telah menyerang pulpa hingga menyebabkan peradangan. Apabila gigi yang sudah berlubang cukup parah hingga pulpa, dan dilakukan tindakan penambalan tanpa perawatan saluran akar, maka akan beresiko sakit dan muncul penyakit lain seperti gusi bengkak (abses), penyebaran infeksi, dll. 

Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, maka akan beresiko infeksi lebih lanjut seperti matinya gigi secara perlahan (nekrosis pulpa), periodontitis (infeksi pada bagian jaringan pendukung gigi), gusi bengkak (abses), dll. 

Pada kondisi ini, pasien merasakan sakit bukan lagi karena syarafnya karena syarafnya sudah mati, melainkan nyeri hebat akibat infeksi yang menyebar dari hingga ke sekitarnya. 

Ilustrasi cabut gigi, Sumber: sehatq.com

Ilustrasi cabut gigi, Sumber: sehatq.com

Perlu diingat, meskipun gigi sudah mati syarafnya (tidak vital) namun apabila sudah dilakukan perawatan saluran akar, maka gigi tersebut tetap dapat dilakukan penambalan setelah perawatan tuntas. 

Sobat Joy jangan khawatir untuk menghindari pencabutan gigi, terdapat banyak sekali tindakan konservatif yang dapat dilakukan dokter gigi agar mempertahankan gigi. Beberapa diantaranya adalah perawatan retorasi inlay, onlay, pasak, mahkota jaket, dll.

Kondisi Gigi Berlubang yang Harus Dicabut

Gigi yang harus dicabut adalah gigi yang sudah mengalami kerusakan yang sangat parah. Perlu diingat, dokter gigi biasanya menjadikan tindakan pencabutan gigi sebagai tindakan terakhir apabila tidak ada lagi pilihan perawatan yang lain. 

Apabila memang seharusnya dilakukan pencabutan gigi, jangan lupa membuatkan gigi palsu setelahnya untuk mencegah gigi modot ke arah ruang kosong bekas cabutan. Berikut contoh kasus gigi berlubang yang terpaksa harus dicabut:

1. Gigi Berlubang Besar dan Dalam

Apabila gigi berlubang telah menyebar semakin dalam mendekati percabangan akar gigi, maka tindakan restorasi meskipun dapat dipaksakan tidak akan dapat mempertahankan gigi tersebut secara jangka panjang dalam rongga mulut. 

Oleh karena itu, pada kondisi tersebut gigi tidak bisa dirawat lagi karena infeksi telah terlanjur menyebar, sehingga harus dicabut.

2. Gigi Berlubang yang Tinggal Akar

Apabila gigi sudah berlubang besar hingga menghilangkan mahkota gigi serta menyisakan akar gigi saja, maka tindakan pencabutan sebaiknya segera dilakukan agar tidak beresiko infeksi.

3. Gigi Berlubang Disertai Kegoyangan

Pada kasus seperti ini, terdapat komplikasi masalah lain. Apabila komplikasi gigi goyang tidak dapat distabilkan dengan splinting, maka menambal gigi berlubang tersebut cenderung sia-sia. 

4. Gigi Berlubang pada Gigi Geraham Bungsu yang Impaksi (Tidak Cukup Tempat atau Tumbuh Miring)

Pada kondisi gigi geraham impaksi yang berlubang tindakan pencabutan perlu dilakukan untuk mencegah terganggunya proses pembersihan gigi tersebut. Retensi makanan yang berujung pada gigi yang berlubang hingga gigi depannya yang berdekatan juga ikut berlubang, serta mendorong gigi-gigi di depannya.

Tindakan tambal gigi, Sumber: alomedika.com

Tindakan tambal gigi, Sumber: alomedika.com

Jadi, Pilihan Manakah yang Paling Baik?

Hal ini sangat dipengaruhi oleh pemeriksaan kasus per kasus. Karena masing-masing kasus tidaklah memiliki solusi yang sama, maka Sobat Joy perlu memeriksakan ke dokter gigi agar dapat diperiksa secara objektif dan dinilai tingkat keparahannya oleh dokter gigi. Sehingga rencana perawatan dapat ditentukan yang paling tepat.

Tidak semua gigi berlubang bisa diselamatkan atau dipertahankan, maka apabila setelah pemeriksaan dokter gigi menyampaikan gigi masih bisa diselamatkan dengan penambalan/restorasi gigi maupun perawatan saluran akar, sebaiknya Sobat Joy mempertimbangkan untuk mengambil pilihan tersebut untuk mempertahankan gigi aslinya. 

Hal lain yang perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan adalah keawetan jangka panjang perawatan, keuntungan dan biaya dari masing-masing tindakan. Jadi tunggu apalagi, periksakan kondisimu ke klinik gigi terdekat ya, Sobat Joy!

Penulis: drg. Berilla Silsila Surbakti

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram