Klinik Gigi Joy Dental – Pernahkah Sobat Joy menjalani prosedur pembiusan pada rongga mulut menggunakan obat bius gigi? Tidak jarang kita mendengar istilah bius.
Dalam bidang kedokteran gigi, bius atau anestesi sudah dikenalkan sejak tahun 1884 oleh William Halsted yang menggunakan bahan dasar kokain untuk melakukan pembiusan lokal pada rongga mulut. Namun menurut hasil penelitian pada saat itu, kokain menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan terhadap jantung dan pembuluh darah.
Barulah pada tahun 1943 seorang peneliti bernama Nis Lofgren menemukan lidocaine, obat bius lokal sintetik yang jauh lebih aman karena minim efek samping dan akhirnya banyak digunakan dalam tindakan pembiusan rongga mulut hingga saat ini.
Bius atau anestesi merupakan tindakan untuk menghilangkan rasa sakit sementara waktu pada beberapa prosedur klinis tertentu yang berisiko menimbulkan sensasi nyeri. Selain mampu memberikan kenyamanan pada pasien, bius dilakukan dengan tujuan agar tercipta kondisi optimal selama proses tindakan klinis berlangsung.
Beberapa prosedur kedokteran gigi yang membutuhkan tindakan bius antara lain pencabutan gigi, pembedahan, pembuatan protesa/gigi tiruan, restorasi/penambalan gigi, perawatan saluran akar, penangan kasus kegawatdaruratan, dan pemasangan alat ortodontik.
Jenis-Jenis Obat Bius Gigi
Inilah jenis obat bius gigi yang penting untuk Sobat Joy ketahui, yakni sebagai berikut:
1. Anestesi/Bius Lokal
Umumnya, tindakan bius lokal pada prosedur klinis kedokteran gigi diberikan melalui suntikan atau injeksi dengan sediaan obat bius cair. Golongan obat bius yang sering digunakan antara lain lidocaine, mepivacaine, prilocaine, dan articaine yang berbeda konsentrasi serta indikasi penggunaannya.
Obat-obat tersebut memiliki efektivitas yang sangat baik dan minim risiko alergi. Ada pula sediaan obat bius lokal berupa gel, cairan, atau spray seperti benzocaine.
Bius lokal bekerja dengan memblokir saraf di area operasi agar tidak menyampaikan sensasi nyeri ke otak. Bius lokal tidak mempengaruhi kesadaran pasien ya Sobat Joy. Sehingga pasien akan tetap memiliki kesadaran penuh selama tindakan medis dilakukan.
Tindakan dengan bius lokal juga cenderung minim efek samping, prosedur yang dilakukan lebih cepat, persiapan sebelum tindakan lebih sedikit, dan waktu pemulihan yang lebih singkat.
2. Anestesi Umum
Sobat Joy, anestesi umum atau bius total merupakan proses pembiusan yang membuat pasien menjadi tidak sadar selama tindakan klinis berlangsung. Dalam bidang kedokteran gigi, anestesi umum diberikan pada pasien dengan kasus-kasus khusus yang tidak dapat menerima perawatan gigi dan mulut secara konvensional.
Contohnya pada pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan rasa cemas yang berlebihan, pasien dengan kondisi penyakit tertentu seperti kelainan jantung, pasien dengan cacat fisik dan mental, juga pasien yang memiliki refleks muntah yang sangat tinggi.
Anestesi umum membutuhkan waktu pengerjaan dan persiapan yang lebih lama serta dapat mempengaruhi sistem pernapasan jika dibandingkan dengan anestesi lokal. Adapun efek samping pasca tindakan dengan anestesi umum antara lain mual, muntah, mulut kering, sakit tenggorokan, rasa kantuk, menggigil, dan nyeri pada area yang disuntik.
Risiko untuk mengalami efek samping anestesi akan semakin tinggi apabila pasien memiliki penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, misalnya penyakit jantung, diabetes melitus, asma, dan obesitas. Kebiasaan yang kurang baik seperti merokok, mengonsumsi alkohol, serta konsumsi obat-obatan tertentu juga akan meningkatkan risiko terjadinya efek samping anestesi.
Penggunaan Obat Bius dalam Prosedur Kedokteran Gigi
Di dunia kedokteran gigi, terdapat berbagai prosedur yang membutuhkan penggunaan obat bius. Apa saja prosedur tersebut? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Perawatan Behel
Pada prosedur pemasangan behel terkadang dibutuhkan tindakan pembiusan. Seperti pada pemasangan minisrew atau sekrup berupa pin kecil yang ditanam ke dalam rahang pada kedalaman tertentu. Tidak semua kasus membutuhkan pemasangan minisrcrew. Untuk itu, tetap konsultasikan perawatan behel Anda dengan orthodontis terpercaya ya Sobat Joy.
2. Pencabutan Gigi dan Pembedahan Rongga Mulut
Banyak masyarakat yang merasa khawatir ketika mendengar istilah pencabutan gigi dengan pembiusan. Bahkan, banyak sekali mitos yang beredar serta pro kontra mengenai tindakan pencabutan gigi seperti adanya risiko terkena kebutaan, sensasi “kebas” permanen, bahkan kematian yang akhirnya membuat pasien semakin ragu-ragu untuk dilakukan tindakan.
Padahal, jika memang ada gigi yang diindikasikan untuk dicabut namun tidak segera ditangani dapat menimbulkan risiko komplikasi seperti bengkak, nyeri hebat, dan penyebaran infeksi.
Walaupun pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup invasif, namun jika dilakukan oleh dokter gigi yang berkompeten maka dapat dipastikan aman dan risiko yang ditimbulkan juga sangat minimal.
Selain pencabutan gigi, tindakan bius juga diberikan pada prosedur bedah lainnya seperti prosedur kuret gusi, pemotongan gusi yang mengalami pembesaran, pengurangan tulang, pemasangan implan, dan lain-lain.
3. Perawatan Restoratif
Yang dimaksud dengan perawatan restoratif di sini adalah perawatan penambalan gigi dan perawatan saluran akar gigi. Setiap pasien memiliki ambang nyeri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Jika pada saat proses pembersihan lubang pada gigi yang akan ditambal Sobat Joy merasakan ngilu yang tidak bisa ditahan, maka dokter gigi akan menyarankan untuk dilakukan tindakan pembiusan lokal. Begitu pula saat perawatan saluran akar pada gigi yang sarafnya masih hidup.
Risiko, Efek Samping, dan Tips Penanganannya
Setiap tindakan medis memiliki tujuan, indikasi, kontraindikasi, risiko beserta efek samping yang berbeda-beda. Adapun salah satu risiko pemberian bius pada tindakan kedokteran gigi yaitu alergi.
Jika timbul biasanya ditandai dengan adanya kemerahan dan gatal-gatal pada kulit, pembengkakan jaringan rongga mulut, kesulitan menelan dan bernapas, mengi, laju napas semakin cepat, denyut jantung cepat, dan tekanan darah rendah yang selanjutnya disebut dengan syok anafilaktik.
Sobat Joy jangan khawatir, karena sebenarnya angka kejadian alergi sangat jarang terjadi. Yang paling penting adalah bagaimana pasien mampu mempersiapkan diri dan mengelola kondisi fisik dan psikisnya.
Hendaknya sebelum datang ke dokter gigi pasien dapat memastikan bahwa dirinya dalam kondisi yang fit dan tenang. Jika di tengah prosedur tindakan terutama ketika ada pemberian bius terjadi komplikasi, maka pasien hendaknya mengikuti instruksi dari dokter gigi yang merawat.
Adapun risiko lain dari pemberian obat bius adalah parestesia, atau rasa kebas yang berkelanjutan bahkan setelah selesai kunjungan.
Hal ini dapat terjadi karena adanya konsentrasi bahan anestesi yang terlalu tinggi atau bentuk anatomi jaringan di sekitarnya yang memang berisiko menimbulkan kebas berkepanjangan (contoh: posisi gigi yang akan dicabut sangat dekat dengan saluran saraf tepi).
Dokter gigi akan meresepkan obat untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang. Dokter gigi juga pasti menginstruksikan pasien untuk melakukan kontrol beberapa hari setelah tindakan jika memang masih ada keluhan.
Kesimpulan
Tindakan pembiusan pada prosedur klinis kedokteran gigi dilakukan jika memang benar-benar ada indikasi medis. Konsultasikan masalah gigi dan mulut teman-teman dengan dokter gigi setiap 6 bulan sekali ya.
Sobat Joy boleh bertanya dan meminta pertimbangan terkait rencana perawatan dan keamanan prosedur tindakan kedokteran gigi sampai Sobat Joy merasa yakin. Kami tunggu kehadiran teman-teman semua di Joy Dental ya, salam sehat!
Penulis: drg. Deniarsha Putri Puspita Cerry
Referensi
- Kamadjaya, David. (2019). Anestesi Lokal di Rongga Mulut. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga
- Kaiin, H. Pelayanan Special Dental Care di Bagian Bedah Mulut FKG Unpad / Perjan Rs. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Bandung
- Hakim, Lukman dkk. (2021). Panduan Kegawatdaruratan untuk Dokter Gigi. Malang: UB Press.
- https://www.alodokter.com/pahami-peran-bius-lokal
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1010/mengenal-anestesi-umum