Klinik Gigi Joy Dental - Beberapa orang memilih untuk cabut gigi sendiri yang goyang di rumah karena lebih efektif dan murah. Baik itu menggunakan benang atau tangan, namun tidak banyak orang yang tahu tentang keamanannya.
Bisa jadi, ketika proses pencabutan tidak semua gigi tercabut yang membuat timbulnya masalah baru. Apalagi ketika proses pencabutan gigi sendiri ini dilakukan tanpa memeriksa kondisi kesiapan tubuh yang lain.
Berbeda dengan pencabutan gigi susu pada anak, gigi permanen memiliki proses yang lebih rumit dan disarankan untuk dilakukan oleh dokter gigi.
Mengapa Orang Tertarik untuk Cabut Gigi Sendiri?
Sebagian orang merasa lebih murah mencabut gigi sendiri di rumah daripada di dokter gigi. Beberapa orang dengan alasan ekonomi merasa terbebani dengan biaya di dokter gigi. Ketakutan dan kecemasan terhadap prosedur di klinik gigi juga mempengaruhi psikologis orang untuk melakukan prosedur gigi.
Kurangnya edukasi dan pengetahuan terhadap prosedur gigi, menyebabkan tidak sedikit adanya kesalahpahaman tentang risiko dan bahaya mencabut gigi.
Seperti contoh kesalahpahaman terhadap pencabutan gigi atas yang dapat menyebabkan mata buta hingga kesalahpahaman terhadap pencabutan yang dapat menyebabkan orang meninggal. Hal ini tidak jauh dari informasi yang salah dari internet maupun pengalaman pribadi yang buruk.
Kapan Gigi Harus Dicabut?
Berbeda dengan gigi susu yang merupakan gigi sementara, gigi permanen memang bertujuan untuk bertahan seumur hidup.
Namun, bisa jadi gigi permanen perlu melalui proses pencabutan apabila mengalami infeksi gigi akibat berlubang dalam waktu yang lama, kerusakan gigi parah yang tidak dapat dirawat, penyakit gusi yang menyebabkan gigi goyang, maupun impaksi pada gigi bungsu.
Risiko dan Bahaya Cabut Gigi Sendiri
Untuk Sobat Joy yang ingin tahu apakah boleh mencabut gigi sendiri di rumah? Jawabannya adalah tidak boleh. Alasan pertama adalah dalam proses pencabutan gigi permanen dibutuhkan anestesi lokal untuk meredakan rasa sakitnya, apabila Sobat Joy melakukannya sendiri di rumah pasti akan sangat menyakitkan.
Ada kemungkinan adanya infeksi dari tindakan pencabutan di rumah dan alat-alat yang dipakai untuk mencabut gigi di rumah. Risiko infeksi karena peralatan yang dipakai tidak steril menyentuh jaringan di dalam mulut.
Risiko infeksi ini sangat serius karena dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Oleh karena itu, apabila melakukan pencabutan di dokter gigi, semua peralatan wajib disterilisasi sebelum dilakukan tindakan.
Pencabutan yang dilakukan di rumah berbahaya karena dapat merusak jaringan sekitar gigi maupun gusi. Apabila menggunakan alat yang peruntukannya bukan untuk pencabutan gigi dapat menyebabkan cedera seperti melukai gusi dan merusak jaringan di sekitar gigi.
Prosedur pencabutan gigi akan menyebabkan perdarahan gigi, adanya risiko perdarahan yang hebat yang sulit dihentikan pada pencabutan gigi di rumah. Risiko bagian gigi yang patah dan tertinggal di dalam soket gigi, sehingga membutuhkan Tindakan yang lebih kompleks lagi.
Bagian gigi, seperti akar gigi yang tertinggal dan tidak tercabut sepenuhnya akan menyebabkan komplikasi seperti infeksi karena bakteri di bagian gigi yang masih tertinggal maupun trauma pada gusi karena meninggalkan bagian yang tajam.
Adanya nyeri dan ketidaknyamanan saat pencabutan di rumah dikarenakan tidak adanya anestesi lokal yang memadai. Pencabutan gigi di rumah yang tidak menggunakan anestesi menyebabkan rasa sakit yang tidak tertahankan. Berbeda dari prosedur pencabutan di klinik gigi oleh dokter gigi.
Sebelum melakukan tindakan, gigi dan jaringan akan dianestesi atau dibius terlebih dahulu agar terasa kebas/tebal dan tidak terasa rasa sakit selama proses pencabutan.
Pencabutan gigi di rumah dengan alat seadanya yang bahkan bukan merupakan alat cabut gigi serta tanpa pembiusan akan sangat menyakitkan dan dapat merusak gigi tetangga atau gigi di sampingnya serta struktur jaringan mulut di sekitarnya.
Apabila dampak dan risiko pencabutan gigi di rumah tidak diperhatikan dalam jangka panjang akan mempengaruhi Kesehatan gigi dan mulut Sobat Joy.
Prosedur yang Aman dan Benar untuk Cabut Gigi
Sebelum memulai cabut gigi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada gigi dan gusi. Dokter juga dapat melakukan foto rontgen gigi untuk memeriksa struktur tulang rahang maupun mendeteksi seberapa parah kerusakan pada gigi.
Cabut Gigi Dapat Dilakukan dengan Teknik Sederhana atau Operasi
Pada teknik sederhana dilakukan untuk gigi yang mudah dicabut tanpa perlu pembedahan. Pada teknik ini, dokter gigi akan memberikan bius lokal melalui suntikan di sekitar gigi yang akan dicabut.
Kemudian menggoyangkan gigi menggunakan pengungkit yang jenis dan ukurannya disesuaikan dengan posisi gigi yang akan dicabut. Apabila gigi sudah mulai goyang, dokter gigi akan menarik gigi menggunakan tang khusus untuk gigi.
Sedangkan teknik operasi dilakukan apabila gigi yang akan diambil tertanam di dalam gusi dan tidak adanya bagian gigi untuk tempat mengungkitnya.
Dokter gigi memberikan bius lokal atau bius total, kemudian memotong gusi atau tulang yang mungkin menghalangi gigi sebelum menggoyangkan dan mencabutnya, dan memotong gigi terlebih dahulu. Setelah terpotong dalam beberapa bagian, bagian-bagian gigi dikeluarkan satu per satu.
Peralatan yang digunakan dokter gigi khusus untuk pencabutan gigi. Sebelum perawatan, peralatan yang digunakan akan dilakukan sterilisasi dan pengemasan secara steril agar alat tetap steril dan dapat digunakan saat perawatan.
Selama perawatan selalu melakukan teknik steril, seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) selama melakukan tindakan.
Untuk mengatasi rasa sakit selama pencabutan, dokter gigi selalu melakukan prosedur anestesi atau pembiusan, sehingga jaringan sekitar gigi hingga bagian luar, seperti bibir, dagu, pipi akan terasa kebas atau tebal.
Pasca pencabutan gigi, dokter akan memberikan kain kasa untuk digigit pasien. Hal tersebut untuk menghentikan perdarahan dan membantu terbentuknya bekuan darah. Pasien perlu menggigit kain kasa selama 24 jam setelah cabut gigi. Jika dalam waktu tersebut kasa dipenuhi darah, ganti kasa lama dengan yang baru.
Dokter gigi akan memberikan obat pereda nyeri untuk meminimalisir risiko nyeri setelah pencabutan dan setelah efek anestesi atau bius habis. Selain itu dokter gigi juga akan memberikan obat antibiotic untuk meminimalisir risiko infeksi setelah pencabutan.
Dokter gigi juga akan memberikan edukasi untuk membantu proses penyembuhan dan pasien disarankan untuk melakukannya. Hal-hal yang perlu diketahui pasien adalah seperti berikut:
- Kompres dingin sisi pipi tempat gigi dicabut untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri. Lakukan kompres dingin selama 10-15 menit.
- Minum obat pereda nyeri misalnya paracetamol atau etoricoxib, dan antibiotik, sesuai dengan anjuran dokter.
- Hindari melakukan aktivitas berat serta beristirahat dan tidur yang cukup selama 1-2 hari setelah cabut gigi.
- Jangan menggunakan sisi gigi yang baru dicabut untuk mengunyah makanan, setidaknya hingga 1 minggu.
- Jangan berkumur atau meludah terlalu kencang selama 24 jam pertama setelah cabut gigi.
- Berkumur dengan air hangat yang dicampur dengan ½ sendok teh garam atau obat kumur antiseptik yang diresepkan dokter pada hari kedua setelah cabut gigi.
- Jangan mengenai gusi tempat gigi dicabut saat menggosok gigi.
- Jangan merokok, karena bisa memperlambat proses penyembuhan.
- Hindari menyentuh area yang sakit dengan lidah.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Gigi Sakit atau Rusak?
Apabila Sobat Joy mengalami gigi sakit atau rusak, segera berkonsultasi dengan dokter gigi untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Namun, apabila belum sempat ke dokter gigi, penggunaan obat sementara untuk meredakan nyeri.
Namun, penggunaan obat pereda nyeri tidak sepenuhnya mengurangi rasa sakit dan menyembuhkan gigi yang sakit. Sobat Joy perlu memeriksakan ke dokter gigi untuk dapat dilakukan perawatan lebih lanjut lagi.
Selain itu, Sobat Joy tidak boleh menunda melakukan perawatan pada gigi yang rusak atau sakit, karena dapat berdampak lebih parah apabila dibiarkan lebih lama lagi. Sebaiknya lakukan pemeriksaan dan perawatan sesegera mungkin ke dokter gigi di klinik joy dental terdekat.
Pentingnya melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali agar dapat terdeteksi lebih dini penyakit gigi dan mulut.
Mengapa Harus ke Dokter Gigi?
Dokter gigi memiliki keahlian dan pengalaman yang profesional sesuai standar kompetensi dokter gigi seluruh Indonesia. Perawatan yang dilakukan dokter gigi sudah pasti keamanan dan kenyamanannya, karena kompetensi dokter gigi sudah sesuai dengan standar kompetensinya.
Penanganan yang dilakukan oleh dokter gigi professional akan menghindari komplikasi terhadap perawatan yang dilakukan.
Pencabutan gigi sendiri di rumah sangat berbahaya dan berisiko. Untuk itu, Sobat Joy jangan sekali-kali mencoba untuk mencabut gigi sendiri di rumah. Konsultasikan keluhan dan masalah gigi Sobat Joy kepada dokter gigi Jogja atau sesuai domisili yang profesional di Klinik Gigi Joy Dental. ^^
Penulis : drg. Dyah Ana N. Y.