Klinik Gigi Joy Dental - Halo Sobat Joy, apakah Sobat Joy pernah mendengar tentang kondisi gigi anak bengkak? Jika belum, maka Sobat Joy bisa melihat penjelasannya disini. Sehingga apabila sewaktu-waktu anak Sobat Joy mengalaminya, Sobat Joy tidak panik.
Gusi bengkak atau gigi bengkak pada anak merupakan salah satu permasalahan gigi dan mulut yang umum terjadi. Saat gusi bengkak dan terasa sakit, anak akan menjadi lebih rewel bahkan kehilangan nafsu makan. Terkadang pembengkakan gusi juga disertai dengan gejala demam.
Hal tersebut jelas akan menimbulkan kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan si anak. Apalagi jika sebelumnya orang tua tidak mengetahui tentang bagaimana cara menanganinya.
Penyebab Gigi Anak Bengkak
Untuk mengatasinya, yang pertama dilakukan adalah mencari penyebab gusi bengkak sehingga pengobatan dan perawatan yang diberikan dapat berjalan efektif. Lalu, apakah Sobat Joy sudah tahu apa saja penyebab gusi bengkak pada anak? Berikut beberapa diantaranya:
1. Abses Gigi
Abses merupakan kantong nanah yang tampak seperti jerawat pada gusi. Abses seringkali disebabkan oleh gigi berlubang besar yang tidak ditangani, bakteri pada gigi berlubang akan berkembang lebih luas dan menginfeksi jaringan di sekitar gigi.
Abses merupakan kondisi yang cukup serius dan butuh penanganan segera. Anak biasanya mengeluhkan rasa sakit berdenyut tidak hanya pada gigi, tapi bisa menyebar hingga ke rahang, telinga, dan leher.
2. Radang Gusi
Berbeda dengan abses, radang gusi disebabkan oleh kondisi rongga mulut yang kotor dan membuat penumpukan karang gigi. Radang gusi disebut juga dengan gingivitis.
Kondisi ini ditandai dengan gusi yang membengkak, kemerahan, dan mudah berdarah. Meski jarang menimbulkan keluhan, radang gusi juga harus segera ditangani agar tidak menimbulkan masalah yang lebih kompleks.
3. Gigi Tumbuh
Benjolan pada gusi bisa menjadi pertanda ada gigi baru yang akan tumbuh. Gigi tumbuh terkadang juga ditandai dengan adanya peradangan gusi sehingga membuat gusi kemerahan, gusi terasa gatal, anak sering menggigit barang di sekitarnya, banyak mengeluarkan liur, dan susah makan.
4. Trauma Gigi
Anak terkadang kurang berhati-hati, terutama pada anak yang sangat aktif. Tidak jarang anak terjatuh dan terbentur benda keras mengenai gigi atau dagunya. Benturan dengan kekuatan yang besar dapat memberikan trauma pada jaringan lunak gigi seperti gusi.
Hal tersebut ditandai dengan adanya luka robek, gusi bengkak, kemerahan, bahkan terjadi perdarahan di sekitar gusi.
5. Alergi Obat/Makanan
Alergi merupakan reaksi imun berlebih yang dimiliki anak terhadap zat tertentu, bisa disebabkan oleh kandungan obat maupun makanan. Salah satu gejala alergi yang mungkin terjadi adalah pembengkakan gusi. Pada kasus alergi, pembengkakan gusi terjadi setelah anak konsumsi makanan/obat tertentu, misalnya antibiotik.
Gusi yang membengkak akan tampak lebih besar, memerah, dan lunak dibanding biasanya. Ketika tersentuh atau terkena tekanan kunyah mungkin anak akan mengeluhkan rasa nyeri pada gigi dan gusi di sekitarnya.
Hal tersebut jelas akan menyebabkan anak kesulitan saat makan dan mengunyah sehingga membuat nafsu makan anak menurun.
Pada kondisi lebih lanjut, pembengkakan dapat meluas hingga ke pipi dan wajah. Pembengkakan gusi yang disebabkan oleh infeksi biasanya diawali dengan demam, anak merasa tidak enak badan sebelum timbulnya nanah/abses di gusi. Jika dibiarkan hal itu bisa menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
Pertolongan Pertama Gusi Bengkak di Rumah
Jika gigi atau gusi anak mengalami bengkak, Sobat Joy jangan panik. Karena Sobat Joy bisa melakukan pertolongan pertama dengan melakukan berikut ini:
1. Kompres Dingin
Kompres dingin dapat membantu mengurangi nyeri pada gusi yang membengkak. Sensasi dingin membuat saraf penyebab rasa nyeri menjadi mati rasa sehingga permukaan gusi terasa kebas dan nyeri berkurang.
Sobat Joy dapat mengambil es batu yang dibungkus handuk kecil, kemudian tempatkan pada area yang mengalami pembengkakan.
2. Minum Obat Pereda Nyeri
Jika anak tidak bisa beristirahat karena rasa nyeri yang mengganggu, anak dapat diberikan obat pereda nyeri salah satunya paracetamol. Namun perlu diperhatikan, obat ini hanya meredakan nyeri untuk sementara waktu. Berikan paracetamol sesuai dengan dosis yang dianjurkan seperti yang tertera pada kemasan obat.
3. Berkumur dengan Air Garam Hangat
Selain obat, berkumur dengan air garam hangat juga dapat digunakan sebagai alternatif alami untuk mengurangi rasa nyeri pada gusi yang bengkak. Sifat antiseptik pada air garam berfungsi untuk mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab gusi bengkak.
Sobat Joy dapat mencampurkan setengah sendok teh garam dengan segelas air hangat. Berikan anak kumur air garam hangat setidaknya 2 kali dalam sehari.
4. Menghindari Makanan Keras
Menghindari makanan yang keras menjadi salah satu tips untuk mengurangi nyeri pada gusi bengkak. Makanan yang terlalu keras dapat membuat trauma pada gigi saat menggigit makanan tersebut. Anak-anak dianjurkan makan makanan bertekstur lembut dan mudah dikunyah pada saat anak mengalami gusi bengkak.
Beberapa langkah di atas dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama gusi bengkak. Namun jika pembengkakan tidak segera mereda dalam 24-48 jam, bahkan disertai dengan demam tinggi dan rasa nyeri yang begitu parah maka Sobat Joy disarankan untuk segera membawa anak periksa ke dokter gigi agar mendapat penanganan yang tepat.
Terlebih jika ditemukan adanya tanda infeksi seperti bau mulut yang kuat dan adanya abses/nanah pada gusi anak. Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat menjadi lebih parah karena penyebaran infeksi yang semakin meluas.
Saat periksa di klinik, dokter gigi akan memeriksa kondisi rongga mulut anak secara keseluruhan untuk mencari penyebab gusi tersebut menjadi bengkak. Selain itu, dokter gigi juga akan menanyakan beberapa riwayat kesehatan dan gejala yang dialami anak.
Jika pembengkakan disebabkan oleh adanya abses pada gusi, dokter gigi mungkin akan melakukan tindakan emergency seperti drainase abses yaitu pembukaan jalan nanah untuk mengeluarkan nanah pada gusi sehingga pembengkakan dapat berkurang.
Pada kondisi gigi yang masih bisa dipertahankan, selanjutnya akan dilakukan perawatan saluran akar untuk membersihkan bakteri yang sudah menyebar hingga ke akar gigi. Namun, jika gigi sudah tidak bisa dipertahankan maka setelah infeksi mereda akan dilanjutkan dengan tindakan pencabutan.
Sobat Joy, penting sekali untuk memperhatikan kondisi rongga mulut anak sedari dini. Ajarkan anak untuk menjaga kesehatan giginya mulai dengan sikat gigi minimal 2x sehari.
Sobat Joy sebaiknya mengajak si kecil melakukan kontrol rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk mencegah masalah-masalah di rongga mulut anak yang mungkin terjadi.
Selain itu, pencegahan juga bisa mulai dilakukan di rumah dengan menjaga pola makan anak. Hindari makan makanan tinggi gula seperti permen dan coklat yang mudah menyebabkan plak dan gigi berlubang.
Klinik Gigi Joy Dental merupakan klinik gigi yang ramah anak. Sobat Joy disarankan untuk segera mengkonsultasikan masalah gigi anak dengan dokter spesialis gigi anak di Joy Dental. Dokter gigi anak Joy Dental sangat berpengalaman dan handal di bidangnya.
Didukung dengan peralatan yang canggih dan modern sehingga dapat memberikan perawatan terbaik untuk gigi anak. Ruang periksa juga didesain sedemikian rupa sehingga anak bisa enjoy dan tidak takut selama perawatan berlangsung.
Selain itu, dokter gigi Jogja di Klinik Gigi Joy Dental juga menyediakan playground agar anak-anak tidak merasa bosan saat menunggu giliran pemeriksaan. Sudah banyak testimoni dan pengalaman Sobat Joy yang telah mempercayakan kesehatan gigi ananya di klinik Joy Dental.
Jadi, jika memang terdapat beberapa masalah di gigi anak Sobat Joy, jangan ragu untuk periksa langsung ke Klinik Joy Dental terdekat ya!
Penulis : drg. Ika Nanda Familiya