Logo Klinik Gigi Joy Dental
Beranda » Artikel » Bahaya Menggertakkan Gigi saat Tidur: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasi

Bahaya Menggertakkan Gigi saat Tidur: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasi

Juli 2, 2023

Klinik Gigi Joy Dental, Yogyakarta - Sebagian orang mungkin tidak menyadari pernah menggertakkan gigi saat tidur. Pernahkah Sobat Joy menemukan anggota keluarganya menggertakkan gigi saat tidur? Atau mungkin tanpa Sobat Joy sadari, pernah melakukannya dan yang menyadari ialah anggota keluarga yang tinggal serumah? 

Kemudian ketika bangun tidur, rahang Sobat Joy terasa kaku dan nyeri ataupun sakit kepala? Jika Sobat Joy mengalami keluhan tersebut, maka hal tersebut merupakan gejala bruxism.

Menggertakkan Gigi saat Tidur, Seperti Apa?

Bruxism adalah gerakan repetitif pada otot pengunyahan yang ditandai dengan gerakan menggertakkan gigi tanpa disadari, dan tidak terkontrol serta bersifat berlebihan. Bruxism sendiri dapat terjadi saat terbangun maupun saat tidur. 

Namun bruxism saat tidur dapat membahayakan, karena orang yang memiliki kebiasaan bruxism, tidak menyadari kebiasaan ini. Biasanya anggota keluarganya yang menyadari kebiasaan tersebut. Apabila kebiasaan bruxism berlangsung terus-menerus dan tidak segera diperiksa, dampaknya pada kondisi rongga mulut dan jaringan sekitar akan lebih parah.

Bahaya menggertakkan gigi saat tidur, Sumber: lifestyle.kompas.com

Bahaya menggertakkan gigi saat tidur, Sumber: lifestyle.kompas.com

Penyebab Menggertakkan Gigi saat Tidur

Penyebab utama bruxism masih belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor yang diduga terkait dengan kebiasaan bruxism. Faktor tersebut meliputi faktor genetik, faktor fisik, dan faktor psikologis.

1. Faktor Genetik

Pada faktor genetik, jika dalam anggota keluarga ada yang memiliki kebiasaan bruxism maka bisa jadi ada kemungkinan saudara atau anaknya juga memiliki kebiasaan bruxism.

2. Faktor Fisik

Faktor fisik dapat menjadi salah satu faktor timbulnya bruxism. Jika seseorang memiliki otot dan sendi pengunyahan yang kaku maupun kelainan lain, maka kebiasaan bruxism dapat muncul. Selain itu kondisi kelainan neurogenik seperti dystonia juga dapat memicu timbulnya kebiasaan bruxism.

3. Faktor Psikologis

Pada faktor psikologis, adanya stressor yang semakin menumpuk pada seseorang dapat memicu stress yang dapat bersifat akut dan kronik. Jika stress sudah bersifat kronis, maka akan menyebabkan tubuh melakukan kompensasi, salah satunya dengan timbulnya bruxism. 

Pada kondisi stress kronis, akan terjadi gangguan pada sistem saraf pusat. Salah satunya menyebabkan koordinasi otot-otot pengunyahan terganggu dan aktivitas otot-otot tersebut meningkat. Kemudian gerakan menggertakan gigi yang repetitif pun terjadi.

Kebiasaan menggertakkan gigi, Sumber: klinikoo.id

Kebiasaan menggertakkan gigi, Sumber: klinikoo.id

Dampak Menggertakkan Gigi saat Tidur

Berbagai dampak negatif dapat terjadi apabila kebiasaan bruxism berlangsung terus-menerus. Dampak yang ditimbulkan ada yang terjadi pada rongga mulut dan daerah luar rongga mulut. 

Pada rongga mulut dampak negatif yang dapat terjadi antara lain kerusakan permukaan gigi lebih cepat seperti atrisi gigi, kemungkinan gigi patah, kegagalan perawatan implan, gangguan pada otot rahang, clicking pada sendi rahang, serta kemungkinan terjadinya kerusakan pada gigi yang memiliki tambalan di daerah pinggir gigi maupun pada pengguna gigi tiruan cekat (bridge). 

Selain dampak pada rongga mulut, bruxism juga menyebabkan masalah di luar rongga mulut. Misalnya seperti timbulnya rasa sakit kepala yang diduga terkait dengan kondisi otot pelipis, rasa nyeri di daerah sekitar telinga, dan gangguan pendengaran.

Cara Mengatasi Menggertakkan Gigi saat Tidur

1. Perubahan Gaya Hidup

Kondisi bruxism dapat diatasi dengan berbagai pendekatan, tergantung dari faktor timbulnya bruxism. Jika faktor timbulnya bruxism terkait faktor psikologis seperti stress, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan konseling untuk mencari sumber stress yang didapat. Sehingga dapat dicari jalan keluarnya dan diharapkan beban stress dapat berkurang. 

Selain itu, perubahan gaya hidup juga salah satu cara untuk mengatasi bruxism. Hal tersebut dengan cara memperhatikan sleep hygiene. Sebagai contoh dengan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur, seperti lampu kamar dimatikan saat tidur dan memastikan lingkungan kamar sunyi. 

Serta menghindari kopi, rokok, dan alkohol sebelum tidur. Intinya memastikan sebelum tidur diciptakan kondisi kamar tidur senyaman mungkin, sehingga saat tidur dapat lebih rileks dan diharapkan bruxism tidak timbul.

Penggunaan pelindung gigi, Sumber: klikdokter.com

Penggunaan pelindung gigi, Sumber: klikdokter.com

2. Perawatan Medis

Untuk mencegah bruxism memperparah kondisi gigi, dapat dipertimbangkan dengan memasang pelindung gigi seperti occlusal splint atau bisa juga disebut sebagai night guard. Pemasangan alat tersebut bertujuan agar saat bruxism terjadi, gigi-gigi yang digertakkan tidak mengalami kerusakan lebih lanjut karena telah terlindungi oleh alat night guard.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bruxism timbul tergantung faktor yang memicu. Serta untuk mengatasi kondisi bruxism, terdapat berbagai pendekatan tergantung faktor mana yang lebih dominan dalam menyebabkan bruxism muncul. 

Jika Sobat Joy memiliki kebiasaan bruxism dan sudah mulai mengalami dampak-dampak yang seperti dijelaskan paragraf sebelumnya, pastikan untuk konsultasikan kebiasaan tersebut ke dokter gigi. Hal tersebut bertujuan agar dapat dilakukan pembuatan night guard, sehingga dampak negatif dari bruxism dapat diminimalisir.

Sobat Joy bisa konsultasi ke Klinik Gigi Joy Dental terdekat untuk memeriksakan kondisi gigi Anda tersebut. Jangan menunggu sampai terjadi masalah dulu baru periksa ya Sobat Joy!

Penulis: drg. Verisa Rizki A.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram