Logo Klinik Gigi Joy Dental
Beranda » Artikel » Hindari Kebiasaan Buruk yang Merusak Gigi: Panduan untuk Gigi Sehat

Hindari Kebiasaan Buruk yang Merusak Gigi: Panduan untuk Gigi Sehat

Juli 2, 2024

Klinik Gigi Joy Dental - Menghindari kebiasaan buruk yang merusak gigi merupakan salah satu hal wajib yang perlu dilakukan setiap orang. Menjaga dan merawat kesehatan gigi dan mulut juga sama pentingnya dengan menjaga kesehatan badan. 

Tentu saja tujuannya agar gigi tetap sehat dan terhindar dari kerusakan gigi. Tidak cukup hanya rajin menyikat gigi, tetapi kita juga perlu menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk. 

Apabila membiarkan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam jangka panjang, dapat menimbulkan kerusakan pada gigi secara tidak langsung serta risiko kerusakan gigi akan terus meningkat.

Informasi terkait kebiasaan buruk yang merusak gigi, Sumber: health.kompas.com
Informasi terkait kebiasaan buruk yang merusak gigi, Sumber: health.kompas.com

Kebiasaan yang Dapat Merusak Gigi

Berikut beberapa kebiasaan buruk yang dapat merusak gigi:

1. Menggigit Benda Keras

Kebiasaan tanpa sadar untuk menggigit benda keras, seperti pensil, kuku, dan es batu, tidak baik untuk kesehatan gigi. Kebiasaan ini berisiko merusak lapisan pelindung dalam gigi, yaitu enamel. Apabila lapisan terluar terkikis dan rusak, masalah lain akan muncul seperti gigi rapuh, sensitif dan gigi bisa saja berlubang. 

Selain itu, kebiasaan menggigit benda keras dalam jangka lama dapat merusak susunan gigi, mulai dari menggeser gigi sehingga susunan gigi kurang rapi. Tekanan yang ditimbulkan dari menggigit benda keras juga menyebabkan disfungsi rahang.

2. Mengunyah Permen Karet Terlalu Lama

Aktivitas mengunyah dalam waktu lama seperti mengunyah permen karet terlalu lama dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada rahang. Ini bisa berujung pada gangguan sendi rahang. Gangguan sendi rahang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada sendi, nyeri di wajah, dan kesulitan menggerakkan rahang. 

Tanpa kita sadari, permen karet mengandung gula. Apabila dikonsumsi secara terus-terusan akan memberikan asupan gula berlebih. Gula akan memicu kerusakan lapisan terluar gigi sehingga menimbulkan gigi berlubang.

Permen karet juga mempunyai efek bagus untuk gigi. Gerakan mengunyah akan memicu keluarnya air liur sehingga terjadi proses self-cleansing dalam mulut. Sobat joy bisa mengkonsumsi permen karet bebas gula sebagai alternatifnya.

3. Menggunakan Gigi sebagai Alat

Sebagian besar orang memiliki kebiasaan memakai gigi sebagai “alat”. Siapa yang tidak pernah memakai giginya untuk membuka sebuah kantong snack, melepaskan sebuah merek dari kaos baru, dan membuka tutup botol?

Menggunakan gigi Anda untuk benda-benda yang asing, terutama seperti tutup botol, dapat membuat gigi Anda rusak/retak, atau mengakibatkan malocclusion (susunan gigi yang tidak bagus) membuat gigi Anda tidak sama rata.

4. Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Manis

Makanan manis dengan tekstur yang lengket sulit dibersihkan dari permukaan gigi sehingga gigi akan terendam dalam cairan gula. Jika dibiarkan akan menyebabkan kerusakan pada permukaan email gigi atau memicu terjadinya karies atau gigi berlubang.

Gigi berlubang umumnya diawali oleh adanya plak pada mulut. Plak berasal dari sisa makanan yang mengandung gula, seperti roti, sereal, susu, minuman ringan, buah, kue, atau permen, yang kemudian diubah oleh bakteri alami dalam mulut menjadi asam. 

Kombinasi antara bakteri, asam, sisa makanan yang ada di mulut, dan air liur, akan membentuk plak yang melekat pada gigi. Asam yang terdapat dalam plak secara perlahan mengikis lapisan-lapisan gigi, hingga membentuk lubang pada gigi.

Usahakan selalu konsumsi air putih setelah mengonsumsi makanan manis untuk menurunkan risiko sisa makanan yang menempel pada gigi. Bersihkan gigi secara rutin minimal 2 kali sehari. 

Pastikan kamu menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride agar kesehatan gigi tetap terjaga. Batasi pengkonsumsian makanan manis dan perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur yang kaya akan serat.

5. Merokok dan Menggunakan Produk Tembakau

Salah satu masalah yang dapat ditimbulkan dari merokok adalah karies gigi atau gigi berlubang. Kandungan nikotin dan tar pada rokok dapat menyebabkan kerusakan lapisan jaringan gigi. Kandungan ini dapat mengurangi produksi saliva, sehingga mulut terasa kering dan bakteri lebih mudah berkembang biak. 

Selain itu, kandungan nikotin juga bisa memperparah penumpukan bakteri kariogenik yang dapat mengakibatkan terjadinya karies. Mulut yang kering ditambah banyak karies dapat mengakibatkan masalah bau mulut.

Masalah lain yang muncul yaitu karang gigi. Hal ini diakibatkan penumpukan bakteri yang terus-menerus, dalam waktu tertentu terjadi karang gigi sehingga tampak berwarna kuning kecoklatan yang melekat erat. Di antara faktor risiko umum penyakit gusi dan kanker gusi adalah merokok dan penggunaan tembakau kunyah.

Mengunyah permen karet terlalu lama, Sumber: kompas.com
Mengunyah permen karet terlalu lama, Sumber: kompas.com

6. Tidak Menyikat Gigi dengan Benar

Cara menyikat gigi yang salah bisa membuat dentin terbuka sehingga gigi menjadi sensitif, jadi ngilu saat makan makanan yang panas, dingin,atau asam. Turunnya gusi itu akibat salah menyikat gigi, atau karena kebiasaan si penderita menyikat gigi dengan cara menggosok ke bawah secara terus-menerus yang lama kelamaan akan membuat gusinya turun. 

Hal ini dapat dicegah dengan rutin menyikat gigi menggunakan sikat gigi berbulu lembut dengan tekanan pelan dan kalau perlu menggunakan pasta gigi khusus. Menggunakan sikat gigi yang ujungnya bulat dan halus karena tidak membahayakan rongga mulut yang menyikat gigi. Selain itu, rutin sikat gigi minimal 2x sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

7. Tidak Menggunakan Benang Gigi

Menyikat gigi dua kali sehari sejatinya belum cukup untuk menjaga gigi tetap bersih dan sehat. Pasalnya, sikat gigi belum tentu mampu menggapai sudut dan celah di antara gigi, sehingga sering kali masih ada sisa makanan yang terselip di sela gigi. 

Benang gigi atau dental floss merupakan solusi untuk membersihkan sisa makanan yang masih menempel di sela-sela gigi. Membiasakan diri untuk menyikat gigi secara teratur serta menggunakan benang gigi dapat mengurangi risiko terjadinya beragam penyakit gigi dan mulut. Berikut ini adalah cara yang benar untuk menggunakan benang gigi atau dental floss:

  • Ambil benang gigi sepanjang sekitar 45 cm dan lilitkan kedua ujung benang pada jari tengah tangan kanan dan kiri.
  • Pegang erat benang gigi dengan dibantu oleh ibu jari dan jari telunjuk.
  • Selipkan benang gigi secara perlahan pada salah satu sela gigi, lalu gesekkan dengan membentuk pola huruf C.
  • Gerakkan benang naik dan turun secara lembut dan perlahan agar tidak melukai gusi.
  • Terapkan hal yang sama pada sela-sela gigi yang lain.
  • Setelah selesai menggunakan benang gigi, berkumurlah dengan air atau obat kumur. Selain itu, gunakan benang gigi minimal sekali setiap hari.

8. Mengkonsumsi Minuman Asam Secara Berlebihan

Hampir sama dengan akibat dari konsumsi makanan manis, kandungan asam yang tinggi dapat mengikis lapisan terluar gigi yaitu enamel. Erosi gigi adalah kondisi ketika gigi kehilangan jaringan kerasnya, yaitu email dan dentin, akibat paparan zat asam (seperti minuman bersoda dan jus buah yang asam). 

Berbeda dengan gigi berlubang, erosi gigi tidak melibatkan peran bakteri. Selain itu, jika email dan dentin sudah hilang, maka tidak bisa tumbuh kembali. Gejala erosi gigi berupa rasa ngilu jika gigi tersentuh ataupun terkena makanan dan minuman yang terlalu panas atau dingin. Pasalnya, gigi menjadi lebih sensitif akibat kehilangan lapisan email dan dentin.

9. Mengabaikan Gigi Berlubang atau Masalah Gigi Lainnya

Gigi berlubang yang tidak segera mendapatkan penanganan atau tidak ditangani dengan benar memicu infeksi pada jaringan tubuh. Jangan abaikan gigi yang berlubang, karena ini dampak yang akan Anda dapatkan. Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak diobati dalam jangka waktu yang lama akan membuat infeksi yang terjadi semakin menyebar. 

Tidak hanya menyerang gigi sehat lainnya, infeksi ini juga bisa menyerang gusi. Tanpa adanya pengobatan, risiko terjadinya kerusakan tulang rahang pun sangat mungkin. Ini dapat terjadi apabila ada gigi ompong karena pembusukan gigi berlubang yang membuat gigi lain bergeser. Pergeseran ini memengaruhi struktur gigi dan rahang. 

Selain itu, gusi yang mengalami luka memicu masuknya bakteri di mulut ke dalam aliran darah, sehingga mengakibatkan infeksi pada otot jantung bagian dalam. Begitu pula dengan risiko terjadinya stroke. Baik masalah jantung maupun stroke bisa berujung pada kematian, jadi benar-benar tidak boleh disepelekan.

Ternyata, dampak dari gigi berlubang yang tidak segera diobati sangat membahayakan, ya? Bahkan, sampai ada yang mengancam nyawa. Inilah alasan Anda harus rutin memeriksakan kesehatan gigi, minimal setiap 6 bulan sekali, sehingga infeksi bisa dideteksi dini dan penanganan bisa dilakukan.

10. Stres dan Bruxism (Menggeretakkan Gigi)

Bruxism adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika seseorang menggertakkan atau menggesekkan gigi. Hal ini dapat terjadi baik dalam keadaan tidur ataupun bangun, tetapi secara tidak sadar menggesekkan gigi.

Gangguan bruxism yang terjadi pada seseorang saat sedang tertidur dianggap sebagai kelainan gerakan ketika tidur. Orang-orang yang menggertakkan giginya ketika tidur dapat memiliki kecenderungan mengalami gangguan tidur lainnya. Gangguan tidur yang dapat terjadi adalah mendengkur dan sleep apnea.

Kelainan yang terjadi pada gigi ketika seseorang tidur ini tidak membutuhkan perawatan jika masih dalam tahap ringan. Walau begitu, bruxism yang terjadi mungkin saja berkembang menjadi parah. Ketika gangguan ini sering terjadi dan parah, maka gangguan pada rahang, sakit kepala, gigi rusak, dan masalah lainnya mungkin terjadi.

Gangguan gigi yang dapat terjadi ketika seseorang mengalami bruxism adalah gigi mengalami patah, longgar, hingga kehilangan gigi. Selain itu, gertakkan gigi yang kronis dapat membuat gigi copot. Jika hal ini terjadi, Anda mungkin membutuhkan tindakan berupa penanaman gigi palsu.

Merokok dapat menyebabkan kerusakan gigi, Sumber: kompas.com
Merokok dapat menyebabkan kerusakan gigi, Sumber: kompas.com

Cara Menghindari Kebiasaan Buruk yang Merusak Gigi

Berikut berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menghindari kebiasaan buruk yang dapat merusak gigi.

1. Teknik Relaksasi

Teknik relaksasi seperti teknik perilaku kognitif dapat Anda lakukan untuk mengurangi stres dan kegelisahan yang dapat memicu bruxism dan kebiasaan buruk lain. Teknik relaksasi lainnya, seperti meditasi, pernapasan terfokus, aromaterapi, atau mandi air hangat sebelum tidur juga dapat meredakan gangguan tidur tersebut.

2. Memperbaiki Masalah Gigi

Masalah gigi baru-baru ini, seperti mahkota yang terlalu tinggi dapat menyebabkan baris gigi yang tidak normal dan menyebabkan iritasi. Gangguan ini dapat dengan mudah diatasi oleh dokter gigi dan masalah tersebut harus segera diatasi.

3. Alternatif kebiasaan baik yang mendukung kesehatan gigi

Terdapat alternatif kebiasaan baik yang dapat mendukung kesehatan gigi, yakni sebagai berikut:

  • Usahakan selalu konsumsi air putih setelah mengkonsumsi makanan manis untuk menurunkan risiko sisa makanan yang menempel pada gigi.
  • Anda juga dapat mengunyah permen karet yang tidak mengandung pemanis atau gula untuk merangsang produksi air liur dalam mulut, sehingga sisa makanan dapat dibersihkan oleh air liur.
  • Penuhi kebutuhan kalsium pada tubuh untuk memperkuat kondisi gigi dengan mengkonsumsi beberapa makanan, seperti keju atau yoghurt.
  • Bersihkan gigi secara rutin minimal 2 kali sehari. Pastikan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride agar kesehatan gigi tetap terjaga.
  • Batasi pengkonsumsian makanan manis dan perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur yang kaya akan serat.
  • Jangan lupa untuk rutin lakukan pemeriksaan gigi pada dokter gigi agar kesehatan gigi selalu terjaga.
Kebiasaan bruxism dapat merusak gigi, Sumber: complicated.life
Kebiasaan bruxism dapat merusak gigi, Sumber: complicated.life

Kesimpulan

Kebiasaan buruk diatas tidak langsung menyebabkan dampak buruk pada kesehatan gigi Sobat Joy. Namun, jika diteruskan secara terus-menerus maka kerusakan gigi dapat terus meningkat seiring waktu. 

Sobat Joy yang memiliki kebiasaan buruk seperti diatas, yuk segera koreksi kembali kesehatan gigi dan mulut supaya senantiasa terjaga. Selain itu, jangan lupa untuk rutin periksa gigi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali ya

Penulis: Drg Dyah Ana N. Y.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram