Tanya:
"Selamat siang Dok, saya sedang hamil 6 bulan namun ada gigi saya yang sakit. Setelah saya baca-baca, saya mendengar gigi tidak bisa dicabut, hanya boleh perawatan saraf gigi. Apakah boleh saya perawatan saraf gigi?"
Answer:
Halo Sobat Joy - Kesehatan rongga mulut ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dikandungnya. Jika ibu hamil menderita infeksi pada gigi dan periodontal (jaringan pendukung gigi), maka berisiko untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan mengalami prematur.
Awal kehamilan biasanya ibu hamil mengalami lesu, mual, dan kadang-kadang sampai muntah. Lesu, mual atau muntah ini menyebabkan terjadinya peningkatan suasana asam dalam mulut. Peningkatan plak karena malas memelihara kebersihan, akan mempercepat terjadinya kerusakan gigi dan jaringan periodontal.
Peningkatan sakit gigi dan radang gusi terjadi secara berangsur-angsur selama kehamilan. Pada wanita hamil terjadi peningkatan bakteri seiring peningkatan hormon progesteron dan esterogen. Wanita hamil sering mengalami masalah yang mengganggu gigi dan mulut selama kehamilan.
Antara lain hipersalivasi (air liur berlebihan), gigi berlubang, perdarahan gusi, gingivitis (peradangan gusi). Masalah gigi dan mulut pada ibu hamil sering terjadi, hal ini cenderung diabaikan.
Waktu Ideal Perawatan Gigi dan Mulut bagi Ibu Hamil
Perawatan darurat kedokteran gigi dapat dilakukan pada seluruh masa kehamilan. Prosedur rehabilitasi seperti pembuatan mahkota tiruan dan gigi tiruan sebaiknya tidak dilakukan selama masa kehamilan.
Pada trimester pertama, dokter gigi harus menilai status kesehatan gigi dan mulut pasien secara menyeluruh, memberikan perubahan rongga mulut yang terjadi selama kehamilan, serta mendiskusikan prosedur perawatan gigi dan mulut pada ibu hamil. Tujuan dari perawatan adalah untuk menjaga janin dari hipoksia, keguguran atau lahir prematur, serta mencegah efek teratogenik.
Selain perawatan darurat, disarankan untuk menunda perawatan gigi dan mulut pada trimester pertama agar tidak berpengaruh pada tahap pembentukan organ janin dan menghindari potensi kematian janin.
Trimester kedua merupakan waktu terbaik untuk melakukan perawatan gigi dan mulut pada ibu hamil (usia kehamilan 14-20 minggu). Pada masa ini tidak terdapat resiko teratogenesis, rasa mual dan muntah sudah menurun.
Tujuan perawatan pada masa ini adalah merawat penyakit yang aktif dan melakukan perawatan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin timbul pada trimester ketiga. Pada masa ini penting untuk melakukan perawatan pada seluruh masalah kesehatan gigi dan mulut.
Rekomendasi Perawatan dan Dokter Gigi untuk Ibu Hamil
Disaat terjadi kehamilan bukan menjadi pantangan dalam melakukan prosedur perawatan saraf gigi atau lebih sering disebut dokter gigi dengan nama PSA (Perawatan Saluran Akar) atau RCT (Root Canal Treatment).
Hal ini dikarenakan perawatan saluran akar tidak menimbulkan trauma yang besar, tidak menimbulkan rasa sakit yang dapat menyebabkan kontraksi, tidak menginduksi hipoksia pada janin (hipoksia pada janin dapat terjadi akibat penurunan detak jantung pada janin).
Selain itu tidak menggunakan material yang bersifat teratogen (Teratogen didefinisikan sebagai berbagai material yang jika terkena pada janin dapat menyebabkan gangguan permanen pada bentuk dan fungsi pada janin. Beberapa contoh dari agen tertogenik adalah obat, radiasi terionisasi dan infeksi. Paparan agen teratogenik pada janin dapat menyebabkan lubang kecil pada tulang hingga aborsi spontan yang efeknya bervariasi tergantung pada faktor genetik, fase perkembangan, jalur dan jumlah paparan dari agen teratogenik).
Selanjutnya tidak memerlukan terapi obat secara sistemik yang berpotensi berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Selama perawatan saluran akar berlangsung, terapi pemberian obat secara minum dan suntik sangat minim bahkan bisa dibilang hampir tidak ada obat yang diminum yang akan masuk ke peredaran darah, sehingga aman bagi ibu dan janin.
Perawatan saluran akar sendiri cenderung bersifat lokal pada gigi yang menjadi sumber masalah saja, sehingga tidak mengganggu kesehatan janin. Namun tetap ada pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan. Pertimbangan ini berpusat pada kesanggupan dan kenyamanan ibu hamil dalam menjalankan prosedur perawatan saluran akar.
Pasalnya perawatan saluran akar seringkali merupakan perawatan multivisit yang mewajibkan pasien untuk perawatan dalam rentang kunjungan 3-5 kunjungan setidaknya setiap 1-2 minggu sekali. Di sini tentu perlu dipertimbangkan akses dan mobilitas ibu hamil bolak-balik ke klinik gigi untuk menjalani perawatan.
Selain itu, perawatan saluran akar mengharuskan pasien untuk membuka mulut dengan lebar agar dapat diperoleh akses instrumen perawatan ke dalam saluran akar gigi. Seringkali pada awal kehamilan, ibu hamil merasa perut kembung dan mudah muntah. Hal ini menjadi penyulit karena akan sulit membuka mulut dengan lebar selama perawatan berlangsung.
Selain itu, perawatan saluran akar memerlukan kondisi yang kedap, atau sering disebut isolasi adekuat agar tidak ada air ludah yang masuk ke dalam saluran akar gigi yang akan dibersihkan. Kondisi ini akan sulit dicapai apabila ibu hamil dalam keadaan mudah mual muntah.
Namun tidak perlu khawatir, karena dokter gigi memiliki banyak metode dalam melakukan perawatan saluran akar agar pasien nyaman dan gigi tidak lagi sakit. Misal sekiranya memang belum memungkinkan, perawatan saluran akar dapat dibagi menjadi tahapan-tahapan yang durasi perawatan tidak panjang. Sehingga tidak berisiko membuat ibu hamil tidak nyaman, mual, maupun muntah.
Jadi, Sobat Joy selama masa kehamilan lebih disarankan untuk periksa ke Dokter Gigi Umum dan Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi ya!
Penulis : drg. Mayya N. Lathifah