Jangan mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Salah-salah, penyakit lain pun menyerang. Masih ingat pelawak Leysus? Beliau meninggal karena stroke ringan dan kanker otak setelah giginya terinfeksi berat.
Menurut drg. Bobby Gunadi dari Menteng Dental Clinic, yang dialami Leysus disebut focal infection dental origin atau focal infection (FI). FI terjadi ketika mikroorganisme yang berasal dari gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit di bagian tubuh yang lain. Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan lebih dari 350 bakteri dan mikroorganisme. Oleh karena letak infeksinya sangat dekat dengan pembuluh darah, produk bakteri berupa toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Sejak ditemukannya mikroskop oleh Antoni van Leeuwenhoek pada abad ke-17, ditemukan lebih dari 6 milliar mikroba tinggal dan hidup di dalam mulut, yang berasal lebih dari 500 strain yang berbeda. Terbanyak adalah Candida albicans, Porphyromonas gingivalis, Streptococus mutans, Actinobacillus actinomycetemcomitans, Treponema denticola, dan Streptococcus sanguis.
Gigi dan mulut sebetulnya merupakan tempat yang sangat jorok. Bayangkan ada lebih dari 350 mikroorganisme (bakteri) di dalam mulut. Bakteri ini sebetulnya tak akan ‘bermasalah’ jika jumlahnya seimbang dan hidup harmonis. Akan tetapi, bisa menjadi tidak harmonis jika muncul gangguan seperti karies (gigi berlubang), penyakit penyangga gigi (periodontal), atau ada infeksi.
Pada kasus karies, kalau kariesnya masih kecil dan belum begitu dalam, mungkin tidak akan mengganggu. Namun, begitu karies membesar dan makin dalam, bisa terjadi infeksi. Infeksi inilah yang bisa memicu penyakit.
A. Gaya Hidup
Harus diakui, sebagian besar orang Indonesia masih belum begitu memperhatikan kesehatan gigi dan mulut. Mereka tidak pernah mengira bahwa penyakit lain yang mereka derita itu kemungkinan berasal dari kesehatan gigi dan mulut.
Contoh paling sering adalah sakit kepala. Jarang yang mengaitkan sakit kepala dengan kesehatan gigi dan mulut. Orang juga belum memahami pentingnya dokter gigi. Gigi sakit hanya minum obat-obat painkiller, sementara penyebab utamanya tidak dihilangkan. Minum obat sembuh, tetapi apakah menyembuhkan penyakitnya? Tidak. Ini hanya membuat penyakit makin terlokalisir.
Pada karies (gigi berlubang), misalnya, makanan yang menempel akan mengundang bakteri yang kemudian terisap lewat pembuluh darah. Lama-lama, jika tidak segera ditangani, karies gigi akan makin dalam dan gigi akan rusak. Akhirnya, terkena saraf gigi (pulpa), akibatnya akan makin susah dibersihkan. Pulpa itu berisi pembuluh darah dan saraf. Infeksi yang menjalar sampai ke ujung akar akan membuat bakteri masuk. Bakteri ini berjalan lewat pembuluh darah dan bisa mampir kemana saja.
Tentu ini bukan satu-satunya penyebab. Masih ada penyebab-penyebab lain, misalnya daya tahan tubuh atau memang orang itu sudah punya faktor resiko. Orang dengan gaya hidup yang tidak sehat, bisa dipastikan tidak pernah ke dokter gigi. Jangankan yang gaya hidupnya asal-asalan, yang benar saja belum tentu rajin ke dokter gigi. Memang butuh kemauan kuat untuk ke dokter gigi. Biasa terjadi, orang baru ke dokter gigi kalau sudah kesakitan. Contohnya perokok. Orang yang merokok umumnya punya penyakit periodontal karena kondisi mulutnya yang selalu panas.
Gaya hidup sehat ternyata juga tak hanya menyangkut makanan sehat atau olahraga teratur, tetapi juga rutin melakukan genral check-up dan ke dokter gigi. Jadi, konsep gaya hidup sehat sekarang harus lebih luas lagi. Ini yang belum dipahami masyarakat. Orang yang nge-gym tiap hari belum tentu sehat kalau ia tidak pernah melakukan general check-up atau tidak pernah ke dokter gigi. Memang, resiko bisa ditekan, tetapi tetap ada.
B. Stroke Meningkat
Bakteri yang berasal dari jaringan penyangga gigi dapat masuk ke pembuluh darah dan dapat berjalan ke seluruh organ vital dan menimbulkan infeksi. Akibatnya, ini akan memperbesar resiko penyakit jantung, stroke, meningkatkan kecenderungan wanita hamil, melahirkan prematur dan bayi dengan berat badan kurang, serta meningkatkan ancaman bagi pasien-pasien yang menderita diabetes, penyakit saluran pernapasan, dan osteoporosis.
1. Jantung dan Stroke
Ada beberapa teori yang menyatakan hubungan antara penyakit mulut dengan penyakit jantung. Salah satu teori menyatakan, bakteri dari mulut (oral bacteria) ketika masuk ke dalam pembuluh darah akna menempel pada timbunan lemak di pembuluh arteri jantung dan akan menimbulkan bekuan.
Karakteristik penyakit jantung koroner adalah menebalnya pembuluh darah koroner jantung yang disebabkan timbunan lemak. Ini akan menghambat aliran darah ke jantung, sehingga nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan jantung menjadi terhambat yang dapat menyebabkan terjadinya serangan jantung.
Kemungkinan lainnya, pembengkakan yang terjadi akibat penyakit periodontal meningkatkan timbunan lemak, yang mengontribusi pembengakan arteri. Orang yang menderita penyakit periodontal beresiko 2 kali lebih besar menderita penyakit jantung koroner dibandingkan yang tidak.
Penelitian tambahan juga menunjukkan adanya hubungan antara penyakit periodontal dan stroke. Orang yang telah didiagnossis stroke umumnya lebih besar kemungkinan memiliki infeksi di mulutnya.
2. Diabetes
Orang yang menderita diabetes cenderung menderita penyakit periodontal dibandingkan mereka yang sehat. Kemungkinan, ini karena orang yang menderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Faktanya, penderita diabetes lebih banyak mengeluh tentang adanya penyakit periodontal seperti gusi mudah berdarah, bau mulut, dan sebagainya.
3. Penyakit Saluran Pernapasan
Infeksi di mulut dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bila bakteri terisap masuk ke saluran pernapasan. Bahkan, bakteri dapat berkembang biak dan menyebar sampai ke paru-paru. Hasil penelitian menunjukkan, pasien dengan radang paru-paru kemungkinan besar juga menderita penyakit periodontal.
4. Bayi Prematur atau Bayi Kurang Berat
Sudah lama diketahui bahwa ibu hamil yang merokok, peminum alkohol, dan pemakai obat-obatan beresiko melahirkan bayi prematur atau bayi lahir kurang berat. Sekarang ditemukan lagi bahwa ibu hamil dengan penyakit periodontal beresiko 7 kali lebh besar melahirkan bayi yang lahir lebih awal atau bayi kecil. Penyakit periodontal akan meningkatkan derajat cairan biologis yang merangsang kelahiran.
C. Enam Bulan Sekali
Sebetulnya, sebagian besar orang sudah tahu cara merawat kesehatan mulut dan gigi, tetapi terkadang mengabaikan. Jelasnya, ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali, sikat gigi dua kali sehari sesudah makan, dan memakai dental floss. Selain itu, jadikan ke dokter gigi sebagai life style sehingga tidak akan terasa sebagai beban. Terakhir, perkuat awareness bahwa pola hidup sehat itu tak hanya makan teratur dan olahraga, tetapi juga termaskuk oral hygiene.
D. Tak Kalah Penting
Tak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan jaringan penyangga gigi. Penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal diseases) hanya dapat terdeteksi bila dilakukan pemeriksaan cermat. Pemeriksaan jaringan penyangga gigi sangat penting bila :
- Adanya gejala penyakit penyangga gigi, seperti gusi berdarah spontan atau gusi berdarah waktu menyikat gigi, pembengkakan gusi, gigi goyang, atau gusi terasa gatal.
- Memiliki riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah, kencing manis, penyakit saluran pernapasan, dan osteoporosis.
- Berencana untuk hamil.
- Anggota keluarga memiliki riwayat penyakit jaringan penyangga gigi. Menurut penelitian, penyakit periodontal dapat menular melalui air liur. Ini berarti, anak-anak dan anggota keluarga lain beresiko tertular.
- Sariawan yang tidak sembuh-sembuh dalam waktu 2 minggu.