Klinik Gigi Joy Dental - Periodontitis adalah penyakit multifaktorial yang menyebabkan peradangan pada jaringan periodontal. Periodontitis adalah penyakit peradangan pada jaringan sekitar gigi yang dipicu oleh bakteri plak yang menyebabkan gejala klinis ditandai dengan warna gusi merah, bengkak, dan gigi goyah.
Periodontitis yang berlangsung lama dan tidak dirawat akan menyebabkan masalah serius pada kesehatan gigi dan mulut. Periodontitis kronis adalah penyakit yang mengakibatkan peradangan di dalam jaringan pendukung gigi, perlekatan progresif, dan pengeroposan tulang.
Penyebab Periodontitis Kronis
Periodontitis kronis dapat disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik. Faktor lokal berupa akumulasi plak pada permukaan gigi yang mengandung kumpulan bakteri.
Faktor sistemik dapat memperparah kondisi periodontitis kronis, meliputi perubahan hormon, stres, dan penyakit sistemik. Salah satu penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi terjadinya periodontitis kronis adalah diabetes melitus.
1. Plak dan Karang Gigi
Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak jika seseorang melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya. Secara klinis juga terbukti bahwa mulut yang berpenyakit periodontal selalu memperlihatkan adanya penimbunan plak yang jauh lebih banyak dari mulut yang sehat.
Kalkulus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi. Kalkulus merupakan plak terkalsifikasi. Kalkulus ini berwarna putih kekuning-kuningan atau bahkan kecoklat-coklatan. Konsistensi kalkulus ini seperti batu tanah liat dan mudah dilepaskan dari permukaan gigi dengan skeler.
2. Bakteri
Bakteri dalam plak gigi merupakan faktor utama dalam perkembangan periodontitis. Jika tidak dilakukan perawatan segera, maka akan menyebar ke jaringan lebih dalam.
Akumulasi plak pada permukaan gigi yang mengandung kumpulan bakteri seperti bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas gusilis, Tannarella forsythia, Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia, Treponema, Campylobacter rectus, Eikenella corrodens, Peptostreptococcus micros, dan spesies Eubacterium.
Produk bakteri ini menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan gusi dan menghilangkan perlekatan gusi.
3. Kebiasaan Merokok
Perokok memiliki risiko lebih tinggi dalam mengalami periodontitis. Merokok dapat memperburuk status kebersihan mulut seorang individual dan bersama-sama dengan kebersihan gigi dan mulut yang buruk.
Kandungan asap rokok tembakau terdiri dari gas dan bahan-bahan kimia yang bersifat toksik atau karsinogenik. Hal ini disebabkan karena rongga mulut merupakan tempat terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran rokok, terutama jaringan lunak mulut yang lebih rentan terpapar efek rokok.
Asap panas yang berhembus secara terus-menerus ke dalam rongga mulut dapat menyebabkan rongga mulut menjadi kering dan muncul plak pada gigi, sehingga berdampak pada munculnya penyakit periodontal.
4. Faktor Genetik
Kondisi tertentu dalam genetika individu dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap masalah periodontal, termasuk periodontitis kronis. Penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit periodontal tampaknya memiliki semacam komponen genetik, terutama pada penyakit serius dan penyakit yang muncul pada awal kehidupan pasien.
Periodontitis agresif, misalnya, penyakit yang relatif jarang terjadi yang menyebabkan pengeroposan tulang secara cepat di sekitar gigi tertentu, seringkali lebih umum terjadi pada anggota keluarga yang sama.
Penelitian lain menunjukkan mungkin ada hubungan genetik antara respons imun kita dan perkembangan periodontitis kronis. Namun sejauh ini, kaitan antara genetika dan penyakit gusi masih dalam penyelidikan.
5. Penyakit Terkait
Beberapa kondisi medis seperti diabetes tidak terkontrol dapat memperburuk keadaan gusi. Diabetes melitus merupakan kumpulan gejala (sindrom metabolik) yang terjadi karena tubuh mengalami gangguan metabolisme dalam mengontrol gula darah.
Periodontitis kronis merupakan salah satu dari enam komplikasi diabetes melitus. Keparahan kondisi penyakit periodontal pada pasien diabetes melitus dipengaruhi oleh penurunan respon imun. Kondisi-kondisi ini dapat meningkatkan kerusakan jaringan periodontal.
6. Gaya Hidup dan Pola Makan
Pola makan yang tidak sehat, kurangnya asupan nutrisi yang penting untuk kesehatan gusi, serta stress tinggi dapat mempengaruhi keadaan gusi. Cara terbaik untuk mengatasi faktor-faktor ini adalah pendekatan.
Menyikat gigi dan membersihkan gigi secara menyeluruh, pemeriksaan dan pembersihan rutin, nutrisi yang tepat, dan menghindari merokok adalah cara-cara yang telah teruji untuk menjaga kesehatan gusi dan gigi. Jika memiliki kondisi medis, perawatan dan pengobatan yang tepat juga akan membantu melindungi kesehatan mulut Anda.
7. Faktor Umur
Meskipun periodontitis dapat terjadi di segala usia, risiko keparahan biasanya meningkat seiring bertambahnya usia. Perubahan fisiologis rongga mulut pada lansia salah satunya adalah kasus kehilangan gigi.
Semakin bertambahnya umur, fungsi normal gigi menjadi berkurang. Prevalensi kerusakan jaringan periodontal meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Berbagai perubahan pada jaringan periodontal manula mengakibatkan lemahnya daya tahan jaringan periodontal terhadap berbagai iritasi, utamanya plak bakteri.
Akumulasi pembentukan plak pada manula lebih cepat terjadi dibandingkan dengan usia muda karena adanya perubahan fisiologis dari saliva atau terbukanya jaringan sementum yang permukaannya kasar, sehingga memudahkan terjadinya pembentukan plak gigi.
Gejala dan Tanda Periodontitis
Gejala periodontitis bisa beragam dan tergantung pada perkembangan peradangan yang terjadi gusi dan gigi. Namun, ada beberapa gejala atau keluhan yang umum dialami oleh penderita periodontitis, yaitu :
1. Gusi yang Meradang
Adanya dan keparahan peradangan gusi tergantung pada status kebersihan mulut. Bila buruk, peradangan gusi akan timbul dan terjadi perdarahan waktu penyikatan atau bahkan perdarahan spontan.
2. Penurunan Gusi (Resesi)
Resesi gusi dan terbukanya akar dapat menyertai periodontitis kronis tetapi tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Bila ada resesi, pengukuran kedalaman poket hanya merupakan cerminan sebagian dari jumlah kerusakan periodontal seluruhnya.
3. Pembentukan Pocket atau Kantong Gusi
Poket sedalam 4 mm menunjukkan adanya periodontitis kronis tahap awal. Terbentuk karena adanya peradangan di sekitar gigi.
4. Gigi Goyang
Periodontitis kronis biasanya akan menyebabkan melebarnya gusi-gusi yang menyokong gigi, maka dari itu jika gusi atau jaringan penyokong gigi melebar maka akan dapat menyebabkan gigi goyang.
5. Perubahan Gigitan
Gerakan gigi (atau gigi-geligi) keluar dari posisi sebenarnya di dalam lengkung rahang merupakan tanda umum dari penyakit periodontal dan salah satu penyebab yang membuat pasien cemas. Posisi gigi pada keadaan sehat dapat dipertahankan oleh keseimbangan lidah, bibir, dan tekanan oklusal. Bila jaringan penopang rusak, tekanan ini menentukan pola migrasi gigi.
6. Nyeri
Salah satu tanda penting dari periodontitis kronis adalah absennya nyeri dan sakit, kecuali bila keadaan tersebut didahului oleh peradangan. Nyeri atau sakit waktu gigi diperkusi menunjukkan adanya peradangan aktif dari jaringan penopang, yang paling akut bila ada pembentukan abses dimana gigi sangat sensitif terhadap sentuhan.
7. Bau Mulut
Rasa dan bau yang mengganggu sering menyertai penyakit periodontal terutama bila kebersihan mulut buruk. Radang akut, dengan produksi nanah yang keluar dari poket bila poket ditekan juga menyebabkan halitosis atau bau mulut.
Komplikasi Periodontitis Kronis
Komplikasi yang mungkin terjadi jika kasus periodontitis tidak ditangani dengan benar adalah kehilangan gigi dan bakteremia.
Kehilangan gigi ini dapat terjadi karena resorbsi tulang alveolar yang masif dan juga hilangnya perlekatan antara gigi dan jaringan pendukung. Kehilangan gigi ini juga memiliki dampak multiple, yaitu hilangnya kepercayaan diri penderita dan gangguan fungsi mengunyah.
Bakteremia pada periodontitis dihubungkan dengan peningkatan mortalitas dari berbagai macam penyakit sistemik seperti hipertensi, penyakit paru obstruktif kronik, stroke, dan penyakit ginjal kronis.
Pencegahan dan Perawatan
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya periodontitis yaitu :
- Sikat gigi secara rutin, minimal 2 (dua) kali sehari, yaitu setiap pagi dan menjelang tidur.
- Bersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi (dental floss).
- Hindari kebiasaan merokok dan menggunakan vape.
- Hindari aktivitas yang dapat memicu stres.
- Terapkan pola makan yang sehat dan seimbang.
- Lakukan kontrol dan berobat rutin jika menderita diabetes.
- Jaga berat badan ideal atau turunkan berat badan bila menderita obesitas.
Periodontitis merupakan penyakit yang menyerang jaringan penyokong gigi dan dapat menyebabkan kerusakan ligamen periodontal, kehilangan tulang alveolar yang akan mengarah kepada kehilangan gigi. Penyakit ini disebabkan oleh multifaktorial dan meningkatkan risiko terjadinya beberapa penyakit sistemik.
Setelah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan periodontitis, maka diharapkan agar memahami lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan periodontitis dan bagaimana efek periodontitis meningkatkan risiko individu untuk mengalami penyakit sistemik.
Dengan begitu kita dapat menjaga kesehatan terkait kesehatan fisik secara keseluruhan, khususnya kesehatan gigi dan mulut.
Penulis : drg. Ika Dhita Mawarliza
Referensi
Arboleda, S., et al. 2019. Review of Obesity and Periodontitis : an Epidemiological View. British Dental Journal, 227(3), pp. 235-9.
Preshaw, P., & Bissett, S. 2019. Periodontitis and Diabetes. British Dental Journal, 227(7), pp. 577-84.
National Institute of Health. 2020. MedlinePlus. Periodontitis.