Klinik Gigi Joy Dental - Sakit gigi berkepanjangan, apakah Sobat Joy pernah mengalaminya? Sakit gigi yang berlangsung lama bisa mengganggu makan, tidur, dan bahkan bekerja. Sobat Joy sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter gigi jika:
- Sakit gigi berlangsung lebih dari 24 hingga 48 jam
- Rasa sakitnya sangat luar biasa
- Disertai gejala lain seperti pembengkakan
- Nyeri dengan intensitas tinggi
- Mengalami demam, sakit telinga, atau nyeri yang bertambah parah saat membuka mulut lebar-lebar
Jika dibiarkan, sakit gigi yang berkepanjangan bisa membuat infeksi menyebar ke anggota tubuh lainnya dan bisa membahayakan nyawa.
Sakit Gigi Berkepanjangan
Sebenarnya tidak ada patokan pasti berapa lama sakit gigi berlangsung. Sakit gigi bisa berlangsung lebih dari dua hari dan disertai demam atau bengkak pada pipi atau rahang.
Biasanya terasa lebih parah di malam hari, terutama saat berbaring. Rasa nyeri juga bisa terasa lebih nyeri ketika makan dan minum panas, dingin, terlalu manis, atau terlalu asam.
Penyebab Sakit Gigi Berkepanjangan
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti: Infeksi gigi, kerusakan saraf gigi, penyakit gusi, periodontitis (peradangan di jaringan sekitar gigi), gigi berlubang, abses gigi, gigi retak atau patah, tambalan gigi yang rusak, maupun kondisi yang lainnya.
Karies Gigi (gigi berlubang) adalah kondisi dimana lapisan keras terluar gigi (email) terkikis oleh bakteri yang memproduksi asam. Hal ini dapat menyebabkan lubang kecil pada gigi dan dapat merusak jaringan gigi yang lebih dalam apabila tidak segera ditangani. Karies gigi yang dibiarkan saja bisa menyebabkan sakit gigi.
Kondisi gigi berlubang yang tidak segera diobati bisa menyebabkan infeksi yang menyebar ke pulpa gigi. Yaitu rongga dalam gigi yang berisi pembuluh darah dan jaringan saraf. Infeksi ini bisa menyebabkan rasa sakit yang hebat dan sulit sembuh.
Nyeri gigi dari karies biasanya muncul segera setelah kerusakan mencapai dentin, dan intensitasnya akan meningkat saat mendekati pulpa gigi. Jika karies gigi mencapai kamar pulpa, akan terjadi peradangan yang menyebabkan rasa sakit berdenyut.
1. Infeksi Gusi (Periodontitis)
Merupakan peradangan parah yang terjadi pada gusi. Periodontitis ini dapat merusak jaringan lunak dan tulang penyangga gigi. Gejala periodontitis ini meliputi gusi berwarna kemerahan, mudah berdarah, atau bengkak. Periodontitis bermula dari penumpukan plak gigi. Plak ini terbentuk akibat interaksi sisa-sisa makanan dengan bakteri di mulut.
Jika tidak dibersihkan, plak akan mengeras dan membentuk karang gigi yang menjadi media bakteri berkembang biak. Seiring waktu, bakteri karang gigi akan menghasilkan racun yang dapat menyebabkan peradangan dan iritasi gusi di sekitar gigi (gingivitis).
Jika tidak segera diobati, radang gusi/gingivitis dapat menyebabkan terbentuknya celah di gusi yang memisahkan gusi dengan gigi. Celah tersebut menyebabkan bakteri dapat menginfeksi lebih dalam lagi sehingga merusak jaringan dan tulang di dalam gusi.
Penyakit gusi ini dapat menyebabkan gigi goyang atau tanggal. Periodontitis dapat menyebabkan sakit gigi berkepanjangan. Apabila kondisi ini terjadi dan tidak segera diobati, bakteri menumpuk sebagai karang gigi pada pangkal gigi.
Sehingga, merusak jaringan di sekitar gigi dan bisa mengakibatkan abses gigi, yaitu kondisi keluarnya nanah disertai nyeri di gigi. Bahkan, kondisi ini bisa berisiko menyebabkan kerusakan pada tulang. Apabila Sobat Joy sering merasa nyeri saat sedang mengunyah makanan, bisa jadi sedang mengalami penyakit ini.
2. Abses Gigi
Abses gigi adalah benjolan berisi nanah di sekitar akar gigi yang terbentuk akibat gigi terinfeksi bakteri. Abses biasanya berwarna kekuningan, kehijauan, atau kecoklatan. Gigi yang terdapat abses dapat menimbulkan rasa sakit secara tiba-tiba dan semakin memburuk. Gejala abses gigi diantaranya:
- Sakit gigi yang parah, terus-menerus, dan berdenyut
- Rasa sakit saat mengunyah atau menggigit
- Gigi sensitif terhadap suhu panas atau dingin
- Bau mulut
- Gusi kemerahan dan bengkak
- Pembengkakan pada wajah, pipi, atau leher
3. Gigi Retak atau Patah
Gigi retak atau patah dapat terjadi karena berbagai hal, seperti menggertakkan gigi, menggigit benda keras atau makanan keras. Kondisi gigi retak atau patah dapat mengiritasi pulpa gigi, yaitu jaringan halus yang berisi saraf-saraf dan pembuluh darah. Saat mengunyah, tekanan pada gigi akan membuka retakan dan mengiritasi pulpa.
Setelah berhenti mengunyah, tekanan pada gigi menghilang, namun digantikan oleh rasa ngilu karena tertutupnya retakan. Gigi yang retak dapat lebih sensitif terhadap suhu yang ekstrem. Kondisi ini juga dapat menyebabkan pembengkakan pada gusi, infeksi pada gusi di sekitar gigi, hingga gigi mati (necrosis).
4. Masalah pada Tambalan atau Mahkota Gigi
Tambalan gigi yang terlalu tinggi dapat mengganggu gigitan normal dan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada gigi sekitarnya. Tambalan gigi yang tidak di-finishing dan dipoles dengan baik dapat menyebabkan gigi berkontak dengan gigi lawan lebih awal. Kondisi ini disebut traumatik dan dapat menyebabkan rasa nyeri.
Bahan tambal berupa resin komposit dapat menyusut saat mengeras. Penyusutan ini dapat merangsang saraf pada gigi dan menyebabkan rasa nyeri. Selain itu, beberapa hal yang dapat menyebabkan rasa sakit setelah tambal gigi adalah infeksi gigi sudah mencapai saraf atau pulpa. Sehingga, mengiritasi saraf dan menimbulkan rasa sakit.
5. Bruxism
Bruxism (menggeretakkan gigi) adalah kebiasaan menggertakkan, mengatupkan, menggesekkan, atau mengeratkan gigi secara tidak sadar. Bruxism dapat terjadi saat tidur maupun saat terjaga. Bruxism dapat menimbulkan rasa sakit pada gigi dan rahang.
Karena tekanan yang diberikan pada gigi oleh kebiasaan menggertakkan gigi secara terus-menerus dapat menyebabkan gigi terasa nyeri dan sakit. Otot-otot di sekitar rahang dapat menjadi tegang dan nyeri.
Nyeri rahang akibat bruxism dapat terasa di tulang sebagai nyeri tumpul atau mungkin di sendi yang mungkin terasa nyeri atau nyeri tajam seperti tersengat listrik. Bruxism dapat berdampak buruk pada gigi, otot rahang, dan sendi rahang. Gejala yang ditimbulkan dari kebiasaan bruxism adalah:
- Permukaan atas gigi menjadi rata (tidak bergerigi)
- Gigi menjadi lebih sensitif
- Sakit kepala
- Sakit telinga
- Gangguan tidur
- Kecemasan, stres, dan ketegangan
- Depresi
- Insomnia
Rasa sakit yang terus-menerus atau berulang dapat juga terjadi karena pembengkakan di sekitar gigi atau gusi. Pembengkakan dikarenakan radang gusi (gingivitis), plak dan karang gigi, iritasi, hormon, obat-obatan, dan kekurangan vitamin. Sensitivitas terhadap suhu panas atau dingin yang ekstrim dapat menyebabkan rasa sakit terus-menerus.
Namun, jika rangsangan dihilangkan rasa sakit akan segera reda atau tidak kunjung reda. Hal ini dipengaruhi oleh kedalam kerusakan gigi. Apabila sudah parah, gigi akan terasa nyeri saat mengunyah atau menggigit, sehingga sangat mengganggu aktifitas.
Kapan Harus Menghubungi Dokter Gigi?
Apabila Sobat Joy merasakan gejala-gejala seperti sakit gigi berkepanjangan, bau mulut, gusi bengkak, rasa ngilu apabila terkena suhu ekstrem dan manis, dan sebagainya, harus segera mencari dokter gigi untuk berkonsultasi dan perawatan untuk mengobati keluhan sakit gigi.
Sakit gigi, apalagi sakit gigi yang berkepanjangan tidak boleh diacuhkan dan perlu diperhatikan. Mencari pengobatan sesegera mungkin untuk mengurangi gejala. Ada beberapa cara untuk mengatasi sakit gigi sementara sebelum ke dokter gigi, yaitu:
- Berkumur dengan air garam hangat dapat membantu membunuh bakteri dan meredakan sakit gigi
- Kompres air dingin pada area gigi yang sakit untuk mengurangi pembengkakan
- Minum obat pereda nyeri over the counter (OTC) seperti ibuprofen atau acetaminophen
Namun, apabila sakit gigi cukup parah, sebaiknya berkonsultasi ke dokter gigi. Apabila Sobat Joy mengalami sakit gigi yang berkepanjangan dan beberapa kondisi yang sudah dijelaskan sebelumnya, sebaiknya segera berkonsultasi dan memeriksakan kondisi gigi dan mulut ke dokter gigi sebelum kondisi semakin parah.
Namun, pastikan untuk datang ke dokter gigi yang berpengalaman, agar perawatan juga bisa dilakukan dengan baik. Perihal hal tersebut, Sobat Joy bisa berkonsultasi dengan dokter gigi Semarang, guna mendapatkan penanganan yang terbaik!
Penulis: drg. Dyah Ana N. Y.