Klinik Gigi Joy Dental, Yogyakarta - Puasa merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan umat muslim di seluruh dunia selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan. Puasa secara umum adalah menahan diri dari makan, minum, nafsu, dan lain sebagainya yang dapat membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Sebagian umat Islam telah terbiasa dengan ibadah puasa ini, sehingga tak jarang banyak yang menjadikan puasa sebagai gaya hidup. Banyak juga orang yang menganggap puasa sebagai cara ampuh untuk menurunkan berat badan, melakukan detoksifikasi tubuh atau mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat lagi.
Selama berpuasa biasanya umat muslim mengonsumsi 1 kali makan besar pada waktu berbuka puasa dan 1 kali makan sedang saat sahur. Namun pada saat bulan puasa ternyata kebanyakan orang mengonsumsi lebih banyak jenis makanan dibanding bulan lainnya.
Konsumsi makanan dan minuman yang manis juga meningkat. Di sisi lain konsumsi makanan berseratnya justru menurun. Pola konsumsi semacam itu jelas akan mempengaruhi kondisi gigi dan mulut.
Saat berpuasa memang wajar apabila kita merasakan ada aroma yang kurang sedap dari dalam mulut. Hal ini dikarenakan produksi air ludah di dalam mulut berkurang akibat menurunnya intensitas aktivitas mengunyah. Namun biasanya aroma tidak sedap ini akan hilang saat Sobat Joy berkumur ketika wudhu, atau berbuka puasa.
Kondisi lain yang perlu diperhatikan adalah jika sebelumnya ada gigi Sobat Joy yang sudah berlubang. Sisa makanan saat sahur atau berbuka dapat tersangkut dan membusuk di dalam lubang atau di sela-sela gigi. Kondisi tersebut juga dapat mengakibatkan timbulnya bau mulut.
Ditambah lagi saat Sobat Joy mengonsumsi makanan dengan bumbu bawang-bawangan saat sahur, aroma mulut akan makin tidak sedap. Hal ini bisa menjadi semakin parah karena seluruh tubuh memang sedang mengalami dehidrasi serta berkurangnya gerakan mengunyah.
Dampak Puasa pada Kesehatan Gigi
Berpuasa juga dapat membantu menjaga kesehatan gusi dan jaringan periodontal. Hal ini berarti, risiko terjadinya peradangan pada jaringan periodontal bisa dihindari. Namun bukan berarti kamu jadi abai merawatnya.
Perlu diperhatikan semakin banyak jenis makanan yang masuk, maka semakin bervariasi pula kuman yang hinggap di rongga mulut. Dengan berpuasa, Anda tidak akan kemasukan makanan atau minuman selama hampir dua belas jam sehingga bakteri yang masuk ke mulut tidak sebanyak hari biasa.
Hasilnya, kerusakan gigi dan infeksi rongga mulut bisa dicegah. Nah, jika kebersihan rongga mulut dapat dijaga kebersihannya, maka penyakit sekitar mulut dan saluran cerna bisa dicegah.
Berpuasa memberikan waktu bagi organ-organ tubuh untuk beristirahat sejenak. Hal ini turut memengaruhi keseimbangan flora normal di dalam rongga mulut, sehingga gigi berlubang serta gangguan pada gusi tak akan terjadi.
Di samping itu, keseimbangan flora di dalam mulut juga membuat bakteri tidak serta-merta melepaskan gas VSCs (Volatile Sulphur Compounds), yang merupakan penyebab bau mulut atau halitosis. Ini artinya, berpuasa menjaga kebersihan rongga mulut sehingga terbebas dari masalah bau mulut.
Dehidrasi dan Dampaknya pada Gigi
Selain mengakibatkan mulut bau, puasa yang dilakukan secara tidak benar bisa menyebabkan mulut kering atau Xerostomia. Kondisi ini merupakan dampak yang sangat umum jika Anda haus dan tubuh kekurangan cairan.
Bagi pasien yang sedang mengonsumsi obat-obatan yang memiliki efek samping mulut kering, berpuasa akan memperparah keadaan ini. Bahkan juga bisa menyebabkan mulut mengalami luka. Hal ini bisa mengganggu bahkan menghalangi keinginan untuk berpuasa.
Perubahan Pola Makan dan Dampaknya pada Gigi
Saat berpuasa, Sobat Joy akan mengalami perubahan pola makan. Normalnya, kita makan sehari 3x, tapi saat puasa kita tidak diperbolehkan makan dan minum selama lebih dari 12 jam. Selain itu juga saat berbuka kita seringnya makan dan minum yang manis-manis.
Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan flora normal dalam rongga mulut. Ketidakseimbangan dalam rongga mulut membuat bakteri jahat berkembang lebih banyak, sehingga memicu terjadinya gigi berlubang, dan penyakit gusi.
Selain itu juga rentan terjadi pelepasan gas VCS yaitu Volatile Sulfuric Compounds, penyebab bau mulut. Selain itu juga ketidakseimbangan di dalam usus yang dapat merusak sistem pencernaan. Sehingga dapat menimbulkan aroma yang dapat naik dari usus melalui saluran pencernaan ke dalam rongga mulut.
Hal ini juga akan menyebabkan masalah bau mulut. Bagi Anda yang merasa masih mengalami bau mulut padahal sudah rajin sikat gigi dan bersihkan karang gigi, bisa jadi inilah penyebabnya.
Tips Mengatasi Bau Mulut saat Puasa
Untuk mengatasi bau mulut yang biasanya muncul pada siang hari di bulan puasa atau bukan, Sobat Joy dianjurkan menggosok gigi minimal dua kali sehari selama minimal 2 menit. Pada bulan puasa, Sobat Joy tetap bisa menggosok gigi dua kali sehari, yaitu sehabis sahur dan sesudah berbuka puasa atau sebelum tidur.
Gunakan pasta gigi dengan fluoride untuk melindungi gigi dari kerusakan. Selanjutnya, jangan lupa membersihkan lidah karena organ ini sering ditempeli sisa makanan saat buka dan sahur.
Selain itu, sela-sela gigi yang kadang tidak bisa dibersihkan dengan sikat gigi, perlu dibersihkan dengan menggunakan benang gigi, dan jika perlu menggunakan mouthwash. Menyikat lidah dan menggunakan benang gigi membantu menghilangkan sisa-sisa makanan pengundang bakteri, supaya mulut tidak bau ketika puasa.
Sebagai penutup, jangan lupa berkumur dengan obat kumur agar sisa kuman yang menempel bisa hilang. Mouthwash tanpa alkohol bisa digunakan untuk memberikan kesegaran nafas yang lebih tahan lama. Bau mulut pada siang hari mungkin disebabkan oleh keton yang dihasilkan tubuh. Namun, membersihkan gigi cukup mengurangi bau mulut hingga separuhnya.
Pada bulan puasa, menjalankan pola makan yang seimbang menjadi lebih penting untuk menghindari masalah pencernaan dan masalah gigi dan mulut. Hindari makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi.
Sisa gula yang menempel pada gigi bisa menyebabkan penumpukan plak dan pembentukan karang gigi. Perbanyak makan buah dan sayur, kandungan vitaminnya membantu mencegah masalah gigi dan mulut seperti sariawan dan mulut kering.
Buah dan sayuran berserat tinggi juga memiliki kemampuan self cleansing ketika dikunyah, yang ikut membantu membersihkan gigi dari plak. Dengan memenuhi asupan vitamin yang seimbang, berbagai macam masalah mulut, misalnya sariawan dan infeksi bisa dihindari, mulut menjadi lebih sehat, sehingga puasa bisa berjalan dengan lancar.
Air putih yang kita minum berfungsi untuk merangsang produksi air liur yang menetralisir keasaman mulut kita. Meskipun sedang berpuasa, ingatlah untuk mengonsumsi 2 liter air putih sehari setelah buka puasa dan sebelum imsak.
Selain makanan dengan kadar gula tinggi, hindari pula makanan penyebab bau mulut seperti jengkol, petai, atau durian. Makanan yang mengandung terlalu banyak bawang juga dapat menyebabkan aroma mulut yang tak sedap.
Sobat Joy juga perlu periksa ke dokter gigi dan menjalani penambalan pada gigi yang berlubang dapat membantu mengatasi hal ini menjadi semakin parah.
Perawatan Gigi saat Puasa
Sobat Joy mungkin bertanya-tanya, apa sajakah perawatan gigi yang dibolehkan ketika berpuasa, jika Sobat Joy mengalami masalah gigi dan mulut? Menurut fatwa MUI yang menyatakan bahwa perawatan-perawatan gigi berikut diperbolehkan dan tidak akan membatalkan puasa apabila dilakukan dengan berhati-hati dan tidak berlebihan:
- Ekstraksi gigi/cabut gigi
- Pembersihan karang gigi/scaling
- Menambal gigi
- Mencetak gigi
- Pemasangan aksesoris gigi seperti veneer, kawat gigi, atau prosedur bleaching, asalkan tujuannya bukan untuk perawatan kecantikan tanpa indikasi medis.
Meskipun berpuasa, menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut dengan rutin melakukan perawatan gigi harus diperhatikan. Jadi jangan jadikan bulan puasa sebagai alasan untuk menyembunyikan senyum sehat Sobat Joy!
Penulis : drg. Dyah Ana Nurul Y.