Logo Klinik Gigi Joy Dental
Beranda » Artikel » Mengenal 6 Jenis Penyakit Lidah dan Cara Mengatasinya

Mengenal 6 Jenis Penyakit Lidah dan Cara Mengatasinya

September 8, 2024

Klinik Gigi Joy Dental - Apakah Sobat Joy sudah tahu apa saja jenis penyakit lidah yang umum menyerang manusia? Pada artikel kali ini kami akan mengupas tuntas mengenai hal tersebut. Jadi baca sampai akhir ya!

Lidah sehat merupakan salah satu kunci hidup yang berkualitas, karena dengan lidah yang sehat Anda bisa beraktivitas dengan produktif dan percaya diri. Jadi, jangan lupa untuk menyikat gigi dan membersihkan lidah secara teratur serta menjaga gaya hidup yang sehat.

Lidah berfungsi dalam proses mengunyah makanan dan berbicara. Mengabaikan perawatan lidah tentu bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan gigi dan mulut Anda.

Umumnya, lidah yang tidak sehat akan menunjukkan gejala berupa perubahan warna dan tekstur. Dalam beberapa kasus, kondisi ini malah disertai rasa sakit atau ketidaknyamanan.

Mengenal berbagai jenis penyakit lidah, Sumber: health.kompas.com
Mengenal berbagai jenis penyakit lidah, Sumber: health.kompas.com

Anatomi Lidah dan Fungsinya

Lidah sehat merupakan salah satu kunci hidup yang berkualitas, karena dengan lidah yang sehat bisa membantu untuk beraktivitas dengan produktif dan percaya diri. Jadi, jangan lupa untuk menyikat gigi dan membersihkan lidah secara teratur serta menjaga gaya hidup yang sehat.

Dalam menjalankan fungsinya, lidah mendapatkan bantuan dari otot dan saraf yang menghubungkan keduanya ke otak manusia. Otot dan saraf tersebut berperan penting dalam fleksibilitas kerja lidah.

Selain otot, lidah juga memiliki bagian yang disebut dengan papila. Papila adalah tonjolan-tonjolan kecil pada bagian lidah yang sewarna dengan lidah. Struktur papila memberikan lidah tekstur yang agak kasar yang membantu saat proses mengunyah. Selain itu, papila lidah terdiri atas indera pengecap rasa dan suhu. 

Lidah manusia mampu mengenali rasa makanan berkat adanya kuncup pengecap (taste buds) yang mengandung reseptor-reseptor kecil. Reseptor kecil ini tersebar di hampir seluruh rongga mulut, terutama di lidah, langit-langit mulut, dan belakang kerongkongan.

Masing-masing kuncup pengecap ini memiliki mikrovili, yakni rambut mikroskopis yang sensitif. Bagian ini terdiri dari saraf-saraf sensorik yang membawa pesan rasa ke otak. Hidung juga membantu indera pengecap untuk mengenali rasa. 

Saat mengunyah, senyawa kimia makanan terlepas ke hidung dan memicu reseptor penciuman untuk mengirim informasi rasa ke otak. 

Bagaimana jika terjadi perubahan signifikan pada lidah? Apakah itu termasuk salah satu tanda penyakit yang sedang terjadi dalam tubuh? Berikut beberapa kondisi penyakit yang terjadi pada lidah.

Jenis-Jenis Penyakit Lidah yang Umum

Berikut beberapa jenis penyakit lidah yang umum ditemui, penasaran? Simak penjelasannya disini.

1. Lidah Berbulu (Hairy Tongue)

Hairy tongue atau lingua villosa adalah kondisi jinak yang ditandai dengan plak hiperkeratinisasi pada permukaan lidah, berbentuk seperti rambut, dan memiliki warna mulai dari tanpa pigmen, keputihan, kekuningan, kehijauan, coklat, atau hitam, sehingga kondisi ini juga dikenal dengan lidah hitam

Hairy tongue terbentuk karena papila filiformis lidah memanjang atau hiperplasia, sehingga membentuk gambaran seperti bulu yang tebal pada bagian dorsum lidah. 

Hiperplasia ini terutama terjadi pada bagian tengah dan 1/3 posterior dorsum lidah. Papila yang mengalami hiperplasia dapat mengalami pigmentasi karena makanan, minuman, kolonisasi bakteri, rokok, dan obat-obatan.

Kebanyakan pasien memiliki riwayat merokok dan kebersihan mulut yang buruk. Pada anamnesis, perlu dicari riwayat penggunaan antibiotic (seperti penicillin, erythromycin, doxycycline, neomycin), riwayat kandidiasis, konsumsi alkohol, dan penggunaan gigi palsu. Karakteristik klinis adalah lesi lidah yang dapat dikerok.

Tidak diperlukan penatalaksanaan khusus pada hairy tongue yang asimptomatik. Tata laksana hairy tongue mencakup eliminasi faktor risiko dan predisposisi yang berkontribusi dalam pembentukan lesi, misalnya berhenti merokok dan perawatan kebersihan rongga mulut.

Jika lesi tidak membaik, dapat dilakukan penyikatan secara lembut pada dorsum lidah atau tongue scraping, serta pemberian retinoid atau keratolitik topikal sesuai indikasi. 

2. Lidah Geographic (Geographic Tongue)

Geographic tongue adalah kondisi peradangan di lidah, biasanya muncul pada permukaan atas atau sisi lidah. Orang dengan geographic tongue akan mengalami lidah terasa halus, berwarna merah, dan berbentuk pulau-pulau seperti gambaran peta geografis.

Penyebab geographic tongue belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, penyakit tidak menular tersebut sering diturunkan dalam keluarga. Selain itu, seseorang dengan kondisi kesehatan tertentu dapat mencetuskan geographic tongue, seperti psoriasis, defisiensi vitamin, serta alergi. 

Umumnya, penanganan geographic tongue tidak diperlukan karena merupakan kondisi jinak yang dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. 

Ilustrasi seseorang yang terkena candidiasis oral, Sumber: halodoc.com
Ilustrasi seseorang yang terkena candidiasis oral, Sumber: halodoc.com

3. Lichen Planus Oral

Lichen planus yang muncul di kulit ditandai dengan kulit yang bersisik dan ruam atau bercak berwarna merah keunguan yang umumnya terasa gatal. Sementara itu, di daerah mukosa, seperti mulut atau vagina, lichen planus ditandai dengan munculnya bercak putih yang kadang terasa nyeri.

Lichen planus bukanlah penyakit menular. Namun, penyakit ini bisa berkembang menjadi penyakit kronis di kulit dan menyebar hingga ke area lain. Lichen planus paling sering terjadi pada orang berusia 30-60 tahun.

Penyebab terjadinya lichen planus masih belum diketahui dengan jelas. Namun, kondisi ini diduga terjadi saat seseorang terkena gangguan autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel kulit atau selaput lendir yang sehat.

Ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami lichen planus, yaitu:

  • Memiliki riwayat keluarga dengan lichen planus
  • Menderita dermatitis kontak alergi
  • Menderita penyakit infeksi, misalnya hepatitis C
  • Mengalami efek samping obat-obatan tertentu, misalnya obat antiinflamasi nonsteroid, antimalaria, obat penurun tekanan darah, diuretik, atau obat untuk penyakit diabetes
  • Pernah menjalani operasi transplantasi organ terpapar logam merkuri dan emas, misalnya dari bahan tambalan gigi, perhiasan, atau cairan kimia yang digunakan dalam proses cetak foto

Umumnya, gejala ruam yang muncul di kulit dapat bertahan selama 6-12 bulan dan kemudian akan hilang dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus, ruam bisa bertahan lebih lama di kulit. Selain itu, bekas ruam juga biasanya akan memerlukan waktu beberapa bulan atau tahun untuk bisa memudar sepenuhnya.

Pengobatan lichen planus bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah munculnya komplikasi, dan menurunkan risiko terjadinya kekambuhan penyakit ini di kemudian hari. Metode pengobatannya akan disesuaikan dengan kesehatan pasien dan tingkat keparahan kondisinya secara menyeluruh.

Lichen planus ringan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau beberapa bulan. Namun, jika pasien mengalami lichen planus yang parah, dokter akan memberikan obat untuk membantu meringankan gejala yang dialami pasien. 

4. Candidiasis Oral (Infeksi Jamur)

Candidiasis mulut adalah infeksi jamur yang dapat tumbuh di mulut dan tenggorokan. Penyakit ini dapat ditandai dengan lesi (bintik) berwarna putih, menonjol, seperti keju cottage di lidah dan pipi. Jamur candida memang hidup secara alami di rongga mulut bersama organisme lainnya, seperti bakteri. 

Pada keadaan normal, candida tidak menyebabkan infeksi karena sistem imun tubuh dapat menahan pertumbuhan jamur dan menjaga keseimbangan organisme di dalam mulut.

Akan tetapi, bila sistem imun melemah, keseimbangan organisme di dalam mulut juga akan terganggu. Hal ini bisa menyebabkan jumlah jamur candida bertambah drastis dan menyebabkan infeksi pada rongga mulut. 

Meskipun bisa menyerang siapa saja, kandidiasis oral lebih sering menyerang lansia dan bayi. Pada kedua kelompok usia tersebut, fungsi sistem imun tubuh mulai berkurang atau belum berkembang dengan sempurna. Akibatnya, jamur candida lebih mudah tumbuh dengan cepat.

5. Lidah Pecah-Pecah (Fissured Tongue)

Fissured tongue atau lidah beralur adalah celah atau cekungan pada permukaan lidah yang tampak seperti alur dan membuat lidah tampak pecah atau tidak rata.  Gangguan kesehatan fissured tongue bukanlah kondisi berbahaya yang menular. 

Namun demikian, beberapa orang melaporkan fissured tongue dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan berkurangnya kepekaan terhadap rasa tertentu. Meski mungkin tongue tidak bisa hilang sepenuhnya. 

Akan tetapi, kondisi ini umumnya tak memerlukan perawatan khusus. Yang terpenting, Anda wajib menjaga perawatan mulut dan gigi yang tepat.

Caranya antara lain, menyikat permukaan atas lidah untuk menghilangkan sisa makanan dan membersihkan lidah. Bakteri dan plak dapat terkumpul di celah, yang menyebabkan bau mulut dan peningkatan potensi kerusakan gigi.

6. Glossitis

Glossitis adalah kondisi peradangan pada lidah. Meski kebanyakan bersifat ringan, glositis yang parah dapat menyebabkan rasa sakit yang bisa menyulitkan saat makan atau bicara. Oleh sebab itu, ada baiknya kita mengetahui apa saja penyebab, gejala, dan cara menangani glossitis.

Glossitis adalah penyakit lidah yang umumnya menyebabkan lidah bengkak dan kemerahan. Glossitis juga bisa menyebabkan kerusakan pada papila, sehingga permukaan lidah terlihat lebih licin, berplak, atau retak-retak. Glossitis bisa terjadi karena beberapa hal. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

Reaksi alergi dan iritasi

Reaksi alergi terhadap makanan dan obat-obatan tertentu, misalnya pil KB atau obat penurun tekanan darah, dapat menyebabkan glossitis. Selain itu, ketidakcocokan terhadap bahan kimia tertentu, seperti bahan dalam pasta gigi atau kandungan asam dalam makanan, juga dapat menyebabkan lidah iritasi dan meradang.

Penyakit infeksi

Berbagai penyakit infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur juga bisa menyebabkan glossitis. Glossitis akibat infeksi bakteri dan jamur lebih sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Sementara itu, infeksi virus yang sering menyebabkan glossitis adalah herpes simpleks yang terjadi pada bibir.

Anemia defisiensi zat besi dan anemia defisiensi vitamin B12

Anemia defisiensi zat besi dan vitamin B12 juga dapat memicu terjadinya glossitis. Kedua kondisi ini ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya asupan oksigen ke otot dan permukaan lidah, sehingga jaringan tersebut mengalami kerusakan dan peradangan.

Trauma mulut

Glossitis juga bisa terjadi karena lidah terbakar, misalnya karena meminum air yang terlalu panas, atau karena irisan pada lidah. Penggunaan kawat gigi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya glossitis.

Kekurangan vitamin B

Vitamin B berperan besar dalam menjaga kesehatan mulut, termasuk regenerasi jaringan dan papila pada permukaan lidah. Itulah sebabnya kekurangan vitamin B, terutama vitamin B2, B3, B6, B9, dan B12 juga dapat menyebabkan Anda mengalami glossitis.

Selain penyebab-penyebab di atas, ada juga hal-hal lain yang bisa menjadi penyebab glossitis, antara lain dehidrasi, penyakit autoimun, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hingga faktor genetik. 

Jika Anda mengalami gejala-gejala glossitis seperti di atas dan kondisinya sangat mengganggu, ada baiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter gigi untuk mendapat penanganan yang tepat.

Di samping itu, Anda juga akan disarankan untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi di rumah, yaitu dengan menyikat dan membersihkan gigi dengan benang 2 kali sehari. Kebiasaan sehat ini berguna untuk meringankan gejala glossitis dan mencegah glossitis terjadi lagi di kemudian hari. 

Jika dokter gigi memperkirakan glossitis Anda disebabkan oleh penyakit, seperti penyakit autoimun, ia mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis lain agar bisa ditangani dengan tepat.

Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, Sumber: alodokter.com
Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, Sumber: alodokter.com

Pencegahan Penyakit Lidah Secara Umum

Untuk mencegah terkena penyakit lidah, Sobat Joy bisa melakukan beberapa cara sebagai berikut:

  • Pentingnya menjaga kebersihan mulut secara rutin.
  • Diet yang sehat untuk mendukung kesehatan lidah dan mulut.
  • Menghindari faktor risiko seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
  • Rutin memeriksakan kondisi mulut dan lidah ke dokter gigi.

Jika mengalami gejala yang tidak kunjung membaik dalam beberapa hari, seperti :

  • Perubahan warna lidah.
  • Luka atau lesi yang tidak kunjung sembuh.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan saat makan atau berbicara.
  • Bau mulut yang persisten meski sudah menjaga kebersihan mulut.

Maka dianjurkan untuk segera mengunjungi dokter gigi atau spesialis jika kondisi lidah memburuk. Pentingnya mengenali dan menangani penyakit lidah secara dini, serta menjaga kebersihan mulut dengan kunjungan rutin ke dokter gigi.

Anda bisa berkunjung ke Klinik Gigi Semarang dari Joy Dental untuk pemeriksaan rutin. Atau jika Anda berada di luar daerah Semarang, maka bisa mengunjungi Klinik Gigi Joy Dental terdekat dari lokasi Anda.

Penulis : drg.Ika Dhita Mawar Liza

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram