Gigi memiliki fungsi yang sangat penting. Selain berperan dalam fungsi pencernaan, gigi juga sangat menunjang penampilan kita. Gigi ompong sudah pasti akan merusak penampilan.
Selain mengganggu penampilan, gigi ompong juga membuat Anda tak nyaman saat makan. Makanan yang masuk ke dalam mulut tidak akan tercerna dengan baik jika pengunyahan tidak sempurna. Nah, salah satu cara untuk mengganti gigi ompong kini bisa dilakukan dengan implan gigi.
Tak Selesai dengan Cabut Gigi
Implan gigi adalah sebuah cara menggantikan fungsi gigi asli dengan gigi tiruan dengan memasang semacam sekrup yang ditanamkan ke dalam tulang rahang.
Sekrup yang berfungsi sebagai selongsong gigi ini ini berfungsi sebagai pengganti akar gigi asli. “Bentuknya memang seperti sekrup, terbuat dari bahan titanium yang bersifat kompatibel, bisa menyatu dengan sel jaringan yang ada di sekitar tulang rahang. Ia bisa diterima jaringan tubuh, sehingga tidak ada efek samping,” kata Dr. Lita R. Darmawan, FISID , Implantologist & Aesthetic Dentist dari Kharinta Dental Clinic , Bintaro, Jakarta.
Mereka yang memilih melakukan implan gigi biasanya orang yang sudah mulai mengeluh pada saat makan karena ompong dan mulai merasa tidak nyaman. Selama ini, mencabut gigi dianggap menyelesaikan masalah ketika gigi sakit atau goyang, padahal pencabutan justru menjadi penyebab timbulnya masalah baru.
Setelah dicabut, gigi akan ompong, lalu gigi di atas/di bawahnya dan di kiri/kanannya akan miring ke posisi gigi yang ompong, karena tidak ada yang menahan. Akibatnya, gigi di antaranya akan menjadi tempat sisa makanan menumpuk.
Terlihat Tua
Lita menambahkan, implan juga berfungsi sebagai pengganti gigi bagi pasien yang sulit memakai gigi palsu lepasan. Pada kondisi tertentu, pada pasien yang giginya sudah dicabut terlalu lama, tulang rahangnya akan mengalami proses penyusutan (mengecil/narrowed ). Dengan gigi lepasan, umumnya pasien akan mengalami sakit saat mengunyah karena rahangnya mengecil. Padahal, fungsi pengunyahan merupakan merupakan salah satu faktor penting dalam sistem pencernaan.
“Jika pengunyahan tidak seimbang, karena gigi ompong misalnya, biasanya pundak akan sering pegal, muncul masalah di pencernaan karena makanan tidak dikunyah sempurna, sehingga usus bekerja lebih berat,” lanjut Lita.
Selain itu, wajah atau muka pemilik gigi ompong juga akan terlihat kempot dan tua karena tidak ada penyangganya (gigi). Untuk mengisi posisi ompong tersebut, biasanya dipasang gigi palsu lepasan. Namun, gigi palsu tersebut berpotensi hilang dan menyebabkan sakit ketika makan.
“Dengan berkembangnya teknologi kedokteran gigi, kemudian berkembang mahkota jembatan tiruan (jaket). Cara ini mengharuskan gigi tetangga dikecilkan dengan tujuan dijadikan pegangan untuk gigi ompong tersebut. Sayangnya, jika gigi tetangga masih dalam kondisi bagus dan sehat, terpaksa dirusak untuk dikecilkan,” ujar Lita menjelaskan.
Implan juga tidak merusak gigi sebelahnya, seperti yang terjadi pada pembuatan mahkota jembatan pada pasien ompong. ”Implan tidak akan merusak gigi di kiri kanannya, meskipun sama-sama berupa selongsong. Implan ini sifatnya konversi, sehingga proses penyusutan tulang tidak akan terjadi.
Implan bisa bertahan seumur hidup atau sekitar 30 tahun dengan tetap melakukan perawatan setelah pemasangan. “Perawatan yang harus dilakukan di antaranya menjaga pola hidup, pola makan, dan pola kebersihan mulut dan gigi,” kata Lita.
Meski tidak memiliki efek samping, tidak semua orang ternyata bisa melakukan implan. Pasien yang secara sistemik kesehatannya kurang bagus, atau pada pasien dengan oral higienitas kurang, tidak bisa melakukan pemasangan implan. Contohnya, penderita diabetes, HIV/AIDS, dan penderita kelainan tulang.
“Perokok berat juga tidak bisa menggunakan implan karena rokok akan mengganggu proses penyembuhan. Kalaupun perokok hendak memasang implan, paling tidak seminggu sebelum dan setelah pemasangan harus berhenti total,” jelas Lita.
Kunjungi Official Youtube dan Instagram Klinik Gigi Joy Dental : Youtube Instagram