Klinik Gigi Joy Dental - Apakah Sobat Joy pernah mengalami kejadian gigi patah atau retak dan bingung bagaimana cara mengatasi gigi retak? Jika demikian, Sobat Joy bisa menyimak artikel yang akan kita bahas kali ini ya.
Gigi mengalami keretakan atau patah merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi banyak orang. Umumnya kejadian gigi retak ataupun patah disebabkan karena trauma, seperti kecelakaan ketika beraktivitas, berolahraga, atau dalam berlalu lintas. Tidak jarang juga gigi retak disebabkan menggigit atau mengunyah makanan yang terlalu keras.
Gigi memiliki beberapa lapisan, lapisan terluar yaitu enamel, kedua dentin, dan yang paling dalam lapisan pulpa. Lapisan pulpa ini terdiri dari saraf dan pembuluh darah. Kejadian gigi retak atau patah umumnya berbeda-beda. Bisa mengenai lapisan enamel saja, mengenai dentin, atau bahkan yang paling parah sudah mengenai pulpa.
Bila bagian yang terpapar ini dibiarkan saja maka akan semakin parah. Gigi dengan kondisi patah, terlebih jika mengenai lapisan yang dalam umumnya akan semakin terasa ngilu serta dapat menjadi akses bakteri. Kondisi infeksi akibat bakteri inilah yang memperparah keadaan gigi tersebut.
Tanda Gigi Retak yang Kehilangan Struktur
Gigi yang retak dan mengalami kehilangan struktur, umumnya terdapat beberapa tanda dan gejala seperti:
- Rasa sakit saat mengunyah atau menggigit, rasa sakit ini disebabkan akibat trauma yang tidak saja menyerang mahkota gigi namun jaringan di sekitar gigi.
- Sensitivitas terhadap suhu panas dan dingin, seperti dijelaskan sebelumnya bila gigi kehilangan struktur seperti enamel atau bahkan dentin, maka jaringan pulpa yang berisi saraf akan semakin terpapar. Akibatnya gigi menjadi lebih sensitif dengan perubahan suhu.
- Pembengkakan di sekitar gusi, hal ini terjadi bila terdapat peradangan akibat gigi retak atau patah. Biasanya kondisi bengkak disebabkan struktur gigi yang hilang akibat retak atau patah sudah semakin dalam dan luas. Sehingga jaringan pulpa sudah terbuka dan bakteri menginfeksi.
- Nyeri yang datang dan pergi, kondisi kehilangan struktur gigi akibat retak atau patah tidak hanya mengakibatkan rasa sensitif. Terkadang akan timbul rasa nyeri yang disebabkan karena jaringan pulpa yang berisi saraf gigi mulai terpapar.
Penyebab Gigi Retak
Sobat Joy kita harus waspada dan hati-hati dalam merawat gigi kita supaya tidak mengalami patah ataupun retak. Hal-hal yang sering menjadi penyebab gigi retak antara lain:
1. Mengunyah Makanan Keras Seperti Es atau Permen
Gigi memang salah satu jaringan keras pada tubuh kita, namun sebaiknya hindari kebiasaan mengunyah makanan yang terlalu keras yang dapat merusak gigi kita.
2. Trauma atau Cedera pada Mulut
Trauma merupakan hal yang sering terjadi, misalnya terbentur atau kecelakaan. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati ketika sedang beraktivitas
3. Bruxism yang Tidak Terkendali
Bruxism adalah kebiasaan menggertakkan atau menggesekkan gigi, umumnya terjadi di malam hari tanpa sadar saat kita tertidur. Bruxism ini dapat disebabkan faktor psikologis, seperti cemas atau banyak pikiran.
Bruxism dapat diatasi dengan cara menghilangkan faktor penyebabnya dan juga membuat alat pelindung gigi yaitu night guard yang dipakai di malam hari saat tidur. Night guard ini dapat dibuat oleh dokter gigi di klinik.
4. Penurunan Kekuatan Gigi Akibat Penuaan
Penurunan kekuatan gigi juga dapat terjadi seiring bertambahnya usia, struktur gigi memang akan mengalami pengurangan yang disebabkan fungsional seperti mengunyah. Kekuatan gigi juga berkurang disebabkan fungsi jaringan penyangga gigi yang melemah.
Pertolongan Pertama saat Gigi Retak atau Patah
Nah apa saja sih langkah pertolongan pertama yang dapat Sobat Joy lakukan saat mengalami kondisi gigi retak atau patah? Berikut beberapa diantaranya:
- Pastikan area sekitar gigi bersih, Sobat Joy bisa membilas dengan berkumur dengan air steril atau obat kumur antiseptik.
- Jika Sobat Joy mengalami gigi retak atau patah akibat trauma seperti benturan atau kecelakaan. Sebaiknya terlebih dulu Sobat Joy perhatikan area yang terkena trauma. Apakah terdapat perdarahan, dari gigi maupun jaringan lunak sekitar gigi. Hentikan perdarahan terlebih dahulu, bisa dengan melakukan penekanan menggunakan kassa. Bila perdarahan tidak kunjung berhenti, Sobat Joy sebaiknya segera mencari pertolongan medis terdekat.
- Apabila terjadi pembengkakan, Sobat Joy dapat pula melakukan kompres dingin di luar pipi.
- Jika terdapat keluhan nyeri tekan maka sebaiknya hindari terlebih dahulu mengunyah makanan keras atau lengket di area gigi yang retak.
- Sobat Joy juga dapat menggunakan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas jika diperlukan, seperti Ibuprofen, paracetamol dsb.
Perawatan Gigi Retak atau Patah
Gigi yang mengalami keretakan atau bahkan patah, tentunya akan mengurangi fungsinya. Terlebih pada gigi depan, tak hanya fungsi ketika menggigit, mengunyah, namun fungsi ketika berbicara dan estetik atau penampilan.
Untuk mengembalikan fungsi gigi yang retak tersebut tentunya perlu dilakukan pemeriksaan. Setelah mengetahui kondisi retakan gigi dan menentukan keparahannya dokter gigi bisa melakukan perawatan berupa:
1. Melakukan Penambalan Gigi
Dokter gigi akan mengembalikan struktur gigi yang hilang atau patah dengan cara menambal. Penambalan secara langsung menggunakan bahan tambal resin komposit untuk mengembalikan bentuk gigi. Proses ini biasanya dilakukan untuk retakan kecil hingga sedang.
2. Crown (Mahkota Gigi)
Untuk retakan yang lebih parah, biasanya menyisakan setengah atau lebih sedikit mahkota maka dokter gigi akan merekomendasikan pemasangan mahkota gigi. Mahkota ini menutupi seluruh bagian gigi yang rusak dan melindunginya dari kerusakan lebih lanjut.
3. Root Canal Treatment (Perawatan Saluran Akar)
Perawatan Saluran Akar atau PSA dilakukan apabila retakan telah mencapai kedalaman pulpa gigi (bagian dalam gigi yang mengandung saraf dan pembuluh darah), dokter gigi akan melakukan perawatan saluran akar untuk menghilangkan jaringan yang terinfeksi dan menutup retakan.
4. Pencabutan Gigi
Dalam kasus yang sangat parah, seperti struktur gigi yang tersisa sudah tidak bisa dipertahankan lagi maka gigi yang retak perlu dicabut. Dokter gigi akan membahas opsi ini jika tidak ada cara lain untuk menyelamatkan gigi. Namun tidak perlu bersedih, bila gigi Sobat Joy kemungkinan dilakukan pencabutan, Sobat Joy dapat menggantinya dengan gigi tiruan.
Tips Mencegah Gigi Retak atau Patah
Berikut tips yang dapat Sobat Joy lakukan untuk mencegah mengalami retak atau patah:
- Hindari mengunyah makanan atau benda keras. Jaringan gigi kita memiliki batas ketahanan terhadap benda yang bersifat keras, maka hindari makan dan mengunyah benda keras. Contoh yang sering dilakukan yaitu: mengunyah es batu, menggigit tulang, menggigit pensil, membuka tutup botol dengan gigi, atau benda dan makanan lain yang terlalu keras.
- Gunakan pelindung mulut saat berolahraga untuk menghindari cedera. Seringkali terjadi cedera fisik saat Sobat Joy berolahraga, oleh karena itu Sobat Joy perlu pelindung gigi dan mulut seperti penggunaan mouthguard atau face guard.
- Periksa gigi secara rutin ke dokter gigi untuk mendeteksi masalah sejak dini. Gigi yang sudah rapuh atau sudah bermasalah terkadang lebih rentan retak atau patah. Nah untuk mendeteksi dini kerusakan, Sobat Joy perlu rutin periksa ke dokter gigi.
- Jika Sobat Joy memiliki kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur (bruxism), Sobat Joy bisa menggunakan alat pelindung yaitu night guard.
Gigi yang retak atau bahkan patah tidak boleh dibiarkan saja, sebaiknya perlu segera dilakukan tindakan dan perawatan yang tepat. Untuk menentukan perawatan yang tepat, Sobat Joy wajib memeriksakan kondisi gigi terlebih dahulu dengan dokter gigi.
Dokter gigi akan membantu Sobat Joy menentukan jenis perawatan sesuai kebutuhan dan kondisi gigi yang mengalami keretakan. Perlu diingat ya Sobat Joy, bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.
Oleh sebab itu kita harus selalu menjaga kesehatan gigi kita dengan cara menghindari kebiasaan buruk dan mempertahankan kebiasaan baik. Tidak lupa untuk rutin berkunjung ke dokter gigi untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut di masa mendatang.
Penulis : drg. Claudia Erika