Klinik Gigi Joy Dental, Yogyakarta – Sobat Joy pasti sudah tahu ya jika gigi geligi merupakan bagian penting di dalam rongga mulut kita yang memiliki fungsi untuk pengunyahan, bicara, dan estetik.
Kehilangan gigi baik beberapa gigi maupun keseluruhan gigi bisa disebabkan karena adanya karies gigi, penyakit periodontal (jaringan pendukung gigi), ataupun trauma/kecelakaan, serta penyebab lainnya yang membuat gigi sudah tidak bisa dipertahankan lagi di dalam rongga mulut.
Kehilangan gigi sebaiknya diganti dengan dibuatkannya gigi tiruan untuk mengembalikan fungsi-fungsi yang harus terpenuhi dalam rongga mulut.
Akibat dari hilangnya gigi yang tidak digantikan dengan gigi tiruan, diantaranya perpindahan serta perubahan posisi gigi lainnya, gigi lawan yang menjadi naik, penurunan efisiensi kunyah, gangguan pada sendi rahang, kelainan bicara, fungsi estetik berkurang, serta berubahnya jaringan lunak mulut yang lain.
Apabila Sobat Joy memiliki keluhan kehilangan 1 atau beberapa gigi serta tidak ingin menggunakan gigi tiruan yang dilepas pasang namun tetap nyaman digunakan, Bridge bisa menjadi solusinya.
Bridge bisa mengembalikan senyum indah dan fungsi pengunyahan Sobat Joy dengan sangat baik. Gigi bridge tampak dan terasa seperti gigi asli, sehingga bisa menjadi alternatif gigi tiruan permanen yang aman dan nyaman selain implan gigi.
Apa Itu Gigi Bridge?
Gigi tiruan cekat (GTC) atau bridge merupakan salah satu jenis gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi hilang yang dilekatkan secara permanen pada gigi asli yang telah dipreparasi/dikurangi permukaan giginya sebagai penyangga menggunakan perekat semen, sehingga tidak dapat dilepaskan sendiri oleh pasien (Rizki, dkk., 2012).
Gigi tiruan ini dibuat dengan cara yang kompleks, dimana bridge disemenkan ke gigi pendukung dan tidak dapat dilepas oleh pasien. Cara kerja dari gigi bridge ini adalah dengan adanya pengurangan permukaan gigi pada gigi geligi disebelah area yang mengalami ompong yang digunakan sebagai pegangan dari bridge tersebut.
Keuntungan dari pemakaian bridge adalah estetika baik, gigi tiruan tidak mudah terlepas atau tertelan, terasa seperti gigi sendiri oleh pasien, kekuatan baik, memperbaiki fungsi pengunyahan dengan baik, dapat melindungi gigi terhadap tekanan berlebih, serta melindungi dan mempertahankan jaringan dalam mulut yang tersisa.
Kerugian dari pemakaian bridge ini diantaranya adanya gigi pegangan yang terpreparasi/dikurangi permukaannya, serta preparasi yang terlalu dalam dapat menyebabkan iritasi pada pulpa yang berisi saraf gigi dan jaringan pendukung gigi (Rangarajan & Padmanabhan, 2017).
Jenis Gigi Bridge
Gigi bridge memiliki beberapa jenis atau klasifikasi yang penggunaannya akan disesuaikan dengan kasus yang ada pada rongga mulut Sobat Joy.
1. Bridge Konvensional
Bridge konvensional yaitu gigi tiruan cekat dengan gigi pegangan yang terletak berdekatan dengan ruang edentulous (ompong) dan pontic pengganti gigi hilang didukung secara seimbang di kedua sisi area ompong.
2. Bridge Cantilever
Bridge Cantilever yaitu bridge dengan gigi pegangan terletak berdekatan dengan ruang edentulous/ompong, tetapi pontic pengganti gigi hilang hanya didukung di satu sisi.
3. Conservative Bridge/Maryland Bridge
Conservative bridge/maryland bridge yaitu gigi tiruan cekat yang membutuhkan pengurangan/preparasi gigi minimal pada gigi di sebelah-sebelahnya. Gigi tiruan ini dibuatkan pada daerah yang tidak menerima beban kunyah yang berat dan terutama diindikasikan untuk gigi depan.
Bridge ini memiliki ekstensi logam kecil atau pita fiber pada bagian belakang yang berbentuk sayap, yang dirancang untuk direkatkan langsung ke permukaan belakang gigi penyangga menggunakan semen resin.
Proses Pemasangan Gigi Bridge
Perawatan gigi bridge memang butuh beberapa tahapan dan tidak dapat selesai pada satu kali kunjungan, yakni sebagai berikut:
- Persiapan dalam rongga mulut, melakukan pemeriksaan dan penegakan diagnosa serta rencana perawatan yang tepat. Dilanjutkan dengan persiapan-persiapan pada gigi geligi sebelum dibuatkan gigi tiruan cekat, seperti pembersihan karang gigi (scaling gigi), penumpatan gigi yang mengalami karies, serta perawatan lainnya.
- Pencetakan model studi dan model pembuatan mahkota sementara. Pada tahap ini akan dilakukan pencetakan rahang atas dan bawah untuk digunakan sebagai mode studi dalam merancang desain serta bahan dari bridge yang tepat sesuai kondisi Sobat Joy agar gigi tiruan nyaman. Disamping itu hasil dari cetakan tersebut akan digunakan untuk membuat mahkota sementara yang digunakan setelah gigi pegangan dipreparasi, sehingga estetika dan pengunyahan tidak terganggu selama proses pembuatan bridge.
- Proses preparasi atau pengurangan permukaan gigi pegangan. Dilakukan sesuai dengan desain dan rencana perawatan yang telah ada, serta mempertimbangkan bahan bridge yang akan digunakan. Preparasi dilakukan dengan mengurangi permukaan gigi pegangan dengan menggunakan bur, dimana gigi tersebut akan menjadi pegangan atau penyangga gigi bridge.
- Selanjutnya dilakukan pencetakan untuk pembuatan model kerja yang akan dikirimkan ke laboratorium gigi untuk dilakukan pemrosesan pembuatan bridge.
- Pemasangan mahkota sementara dengan menggunakan model awal yang sudah dibuatkan. Mahkota sementara berfungsi untuk melindungi gigi dari berbagai rangsangan (rangsang mekanis, kimiawi, suhu), mencegah terjadinya perpindahan posisi gigi, melindungi gusi daerah leher gigi agar tidak meninggi, serta menjaga fungsi estetis.
- Setelah bridge yang sudah dilakukan pemrosesan oleh laboratorium gigi jadi, maka akan dilakukan uji coba pemasangan pada rongga mulut Sobat Joy. Apabila sudah sesuai dan tidak ada keluhan, maka akan dilakukan sementasi secara permanen dengan semen resin sebagai perekat.
- Kontrol dilakukan setelah 1 minggu pemakaian jika terdapat keluhan dari pasien.
Perawatan Gigi Bridge
Selama penggunaan gigi bridge tentu saja ada beberapa hal yang harus dicermati untuk merawat dan menjaga agar gigi bridge tetap awet dan gigi pegangan serta gigi lainnya tetap sehat. Diantaranya meliputi:
- Kebersihan rongga mulut menjadi indikator yang harus Sobat Joy perhatikan. Sobat Joy harus tetap menyikat gigi sehari minimal 2 kali sehari pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur.
- Penggunaan benang gigi/dental floss digunakan untuk membersihkan sela-sela gigi dan sela gigi tiruan yang berhadapan dengan gusi (tergantung dari jenis bridge yang digunakan).
- Mengurangi minuman berwarna untuk menjaga gigi tiruan tidak cepat berubah warna, serta mengurangi minuman bersoda dan alkohol yang dapat menyebabkan terkikisnya permukaan bridge dan permukaan gigi akibat proses kimiawi.
- Rutin periksakan kondisi rongga mulut ke dokter gigi dan melakukan pembersihan karang gigi untuk menjaga bridge dan gigi geligi tetap sehat.
Kapan Memilih Gigi Bridge?
Gigi bridge diindikasikan untuk kasus-kasus dengan kehilangan 1 gigi atau beberapa gigi dengan area edentulous/ompong yang pendek. Gigi tiruan jenis ini hanya mengandalkan gigi di sekitarnya sebagai pegangan, sehingga kondisi gigi pegangan/abutment harus sehat dan tidak goyang (bebas dari penyakit periodontal).
Bridge juga diindikasikan untuk pasien yang tidak bisa menggunakan gigi tiruan lepasan seperti pada pasien dengan cacat mental dan fisik. Gigi tiruan cekat atau bridge ini sangat baik digunakan untuk pasien dengan rentang usia 20-50 tahun, dengan kondisi kesehatan umum yang baik serta kesehatan rongga mulut yang baik juga.
Pemilihan gigi bridge sangat cocok untuk Sobat Joy yang tidak menginginkan gigi tiruan yang lepas pasang karena bridge bersifat permanen. Namun tidak semua kasus gigi yang hilang bisa digantikan dengan pemasangan bridge.
Gigi yang hilang terlalu banyak, gigi-gigi sebelah yang sudah goyang parah, atau gigi yang hilang merupakan gigi terakhir tidak bisa dilakukan perawatan dengan penggunaan bridge. Pada kasus kehilangan banyak gigi akan tetap disarankan penggunaan gigi tiruan yang lepas pasang. Alternatif lainnya adalah implan gigi atau bridge kombinasi dengan implan, atau gigi tiruan lepasan.
Resiko dan Komplikasi Gigi Bridge
Resiko dan komplikasi dari pemasangan bridge bisa terjadi apabila dalam pembuatan rencana perawatan kurang sesuai ataupun juga karena pemeliharaan dan perawatan gigi bridge kurang baik.
Apabila pada pemasangan mahkota bridge tidak pas, maka bisa terjadi risiko penumpukan sisa makanan, bakteri, dan plak yang dapat masuk ke dalam dan menyebabkan gigi penyangga menjadi berlubang.
Adanya prosedur pengurangan gigi sebagai penyangga menyebabkan permukaan dentin pada gigi menjadi terbuka dan menjadi lebih sensitif terhadap perubahan atau rangsang suhu, kimiawi, dan mekanis. Pemeliharaan kebersihan rongga mulut dan perawatan bridge juga bisa berdampak pada kegagalan perawatan bridge.
Adanya permukaan bridge yang berkontak dengan permukaan gigi asli ataupun gusi akan sangat mudah menjadi penumpukan sisa makanan dan plak yang dapat mengeras menjadi karang gigi, adanya karang gigi bisa berdampak pada kesehatan gusi dan kesehatan gigi penyangga.
Nah bagaimana nih Sobat Joy, jadi sudah terbayang ya mengenai perawatan gigi tiruan dengan bridge. Memang masing-masing jenis gigi tiruan memiliki kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu harus kembali lagi disesuaikan dengan kasus dan kondisi rongga mulut Sobat Joy agar tidak salah dalam memilih rencana perawatan yang terbaik.
Oleh sebab itu, apabila Sobat Joy memiliki keluhan gigi ompong segera periksakan ke Klinik Gigi Joy Dental terdekat ya. Hal ini bertujuan agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penentuan rencana perawatan terkait gigi tiruan yang tepat sesuai dengan kondisi rongga mulut Sobat Joy, kami tunggu ya Sobat Joy!
Penulis: Yonas Aditya Hendarto
Referensi :
Nallaswamy D., 2003, Textbook of Prosthodontics, Jaypee Brothers Medical Publishers, New Delhi.
Rangajan, V. dan Padmanabhan, T.V., 2017, Textbook of Prosthodontics,2nd Edition, Elsevier Health & Sciences, New Delhi.
Rizki, C., Firman D., dan Adenan, A., 2012, Gigi Tiruan Jembatan Adesif Sebagai Perawatan Alternatif Pada Kasus Kehilangan Satu Gigi, Dentofasial, vol 11 (2): 105-110.