Logo Klinik Gigi Joy Dental
Beranda » Artikel » 5 Cara Ampuh Mengatasi Gigi Berlubang pada Remaja

5 Cara Ampuh Mengatasi Gigi Berlubang pada Remaja

Maret 18, 2025

Klinik Dokter Gigi Semarang Joy Dental - Angka kejadian gigi berlubang pada remaja di Indonesia terbilang cukup tinggi. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menyatakan bahwa sebanyak 88,8% penduduk di Indonesia mengalami karies/lubang gigi, dengan prevalensi di kelompok usia 15-24 tahun adalah sekitar 75,3%. Apa saja yang menyebabkan gigi berlubang pada remaja? Bagaimana dampak dan cara ampuh mengatasi gigi berubang pada remaja? Mari simak penjelasan berikut ini.

Apa itu gigi berlubang? 

Gigi berlubang atau karies adalah kondisi dimana terdapat kerusakan pada lapisan keras penyusun gigi (email dan dentin). Gigi berlubang pada remaja terjadi akibat adanya interaksi antara bakteri dan suasana asam di dalam rongga mulut. Tanda dan gejalanya sangat bervariasi antara lain, gigi tampak kehitaman, sensitivitas terhadap rangsangan tertentu (dingin/panas/manis), nyeri saat mengunyah, hingga nyeri spontan berdenyut.

Gigi berlubang pada remaja

Penyebab Gigi Berlubang pada Remaja

  1. Kebiasaan makan yang buruk

Saat ini banyak sekali makanan dan minuman dengan pengawet serta pemanis buatan yang beredar di pasaran seperti camilan tinggi gula, soda, dan lain sebagainya. Makanan dan minuman tersebut bersifat lengket dan sangat mudah menempel di permukaan gigi. Gigi berlubang pada remaja bisa terjadi jika pola makan tidak diseimbangi dengan rutin mengkonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur.

  1. Kebersihan gigi yang tidak terjaga

Kondisi rongga mulut yang asam akibat akumulasi sisa makanan pada permukaan gigi dapat menjadi lingkungan yang mendukung bagi perkembangbiakan bakteri penyebab gigi berlubang pada remaja.

  1. Kurangnya pemeriksaan rutin ke dokter gigi

Kunjungan rutin ke dokter gigi sangat penting untuk mendeteksi adanya permasalahan di dalam rongga mulut, salah satunya kasus gigi berlubang atau karies. Banyak sekali kasus gigi berlubang pada remaja yang sudah terlanjur parah sehingga membutuhkan penanganan yang lebih rumit, padahal kondisi ini bisa saja dicegah jika Sobat Joy rutin kontrol ke dokter gigi.

  1. Faktor genetik dan keturunan 

Meskipun bukan menjadi penyebab absolut, faktor genetik tetap berperan dalam meningkatkan risiko terjadinya gigi berlubang pada remaja. Faktor genetik yang dimaksud di sini lebih mengarah ke bentuk dan struktur gigi, keseimbangan derajat keasaman mulut, produksi air liur, kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium dan fluor, serta kemampuan sistem individu dalam melawan infeksi.

Dampak Gigi Berlubang pada Remaja

Gigi berlubang pada remaja tidak hanya berdampak lokal di rongga mulut saja, namun dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Bagaimana bisa? 

Sobat Joy, pada fase awal terbentuknya lubang pada gigi, kebanyakan remaja tidak merasakan adanya keluhan. Jika lubang gigi tersebut dibiarkan tanpa penanganan, ditambah dengan kebersihan rongga mulut yang kurang dijaga, maka lubang gigi dapat berkembang menjadi lebih luas dan dalam sampai menyentuh bagian saraf gigi. Jika sudah seperti ini, terkadang timbul sensasi ngilu baik saat digunakan makan/minum maupun tidak. Lubang gigi yang sudah menyentuh saraf jika dibiarkan semakin lama akan berisiko menimbulkan infeksi, dengan gejala nyeri berdenyut disertai gusi bengkak bernanah (abses). 

Belum lagi struktur mahkota gigi yang semakin lemah dalam menahan beban kunyah akibat karies. Fungsi pengunyahan dan estetik otomatis terpengaruh. Kita ambil contoh lubang gigi depan pada remaja. Mahkota gigi akan tampak menghitam akibat akumulasi bakteri karies gigi. Tidak jarang mahkota gigi menjadi keropos sehingga membuat para remaja tidak percaya diri. Fungsi sosial juga ikut terpengaruh bukan? Sedangkan lubang gigi belakang pada remaja dapat mengganggu fungsi pengunyahan makanan. Pada beberapa kasus, nafsu makan jadi berkurang dan penyerapan nutrisi dalam tubuh tidak maksimal, sehingga tubuh mudah sekali terserang infeksi. Hal tersebut secara tidak langsung bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Pada kasus dimana kerusakan akibat gigi berlubang pada remaja sudah sangat parah, gigi sudah tidak bisa dipertahankan dan akhirnya harus dicabut. Sisa akar gigi misalnya. Jika lubang bekas pencabutan tidak diganti dengan gigi palsu atau perawatan ortodontik, maka akan ada risiko perubahan posisi gigi baik di rahang atas maupun rahang bawah. 

Keluhan terakhir yang bisa muncul akibat adanya gigi berlubang pada remaja adalah bau mulut, yang sangat mengganggu kenyamanan diri sendiri maupun orang lain.

Cara Mencegah Gigi Berlubang pada Remaja

Sobat Joy, pemeliharan kesehatan gigi sangat berdampak terhadap pencegahan gigi berlubang pada remaja. Menyikat gigi 2x sehari dengan pasta gigi berfluoride, rutin menggunakan dental floss untuk membersihkan sela-sela gigi, serta rutin periksa ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali harus dijalankan sebaik mungkin. Sobat Joy juga harus menjaga pola makan dengan gizi seimbang. Perbanyak konsumsi buah dan sayur serta minum air putih minimal 2L sehari. Hindari konsumsi makanan dan minuman asam dan tinggi gula yang terlalu berlebihan.

Pengobatan Gigi Berlubang pada Remaja

Jika sudah terjadi lubang gigi pada remaja, maka harus segera ditangani oleh dokter gigi. Perawatannya tergantung kondisi klinis dari gigi yang berlubang. Jika lubang belum menyentuh bagian saraf gigi dan Sobat Joy tidak ada keluhan sakit, maka gigi bisa ditambal. 

Gigi berlubang pada remaja

Berbeda lagi jika sudah pernah ada riwayat nyeri (terutama nyeri spontan) dan secara klinis lubang gigi sudah melibatkan bagian saraf, maka penanganannya harus dengan perawatan saluran akar/PSA. Pada kasus lubang gigi pada remaja yang sangat parah dan tidak memungkinkan untuk dipertahankan lagi, maka dengan terpaksa harus dilakukan pencabutan gigi ya Sobat Joy.

Adapun alternatif perawatan lain apabila lubang gigi pada remaja masih dalam tahapan white spot (noda putih kapur pada permukaan gigi yang menandakan gejala awal gigi berlubang), maka dapat diberikan fluoride topikal untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.

Gigi bagian belakang yang memiliki ceruk-ceruk cukup dalam berisiko tinggi menjadi tempat perlekatan bakteri penyebab gigi berlubang pada remaja. Untuk yang satu ini, bisa dipertimbangkan perawatan fissure sealant yang bertujuan untuk melindungi lapisan ceruk gigi agar tidak mudah berlubang.

Pentingnya Perawatan Gigi pada Remaja 

    Sobat Joy, angka kejadian gigi berlubang pada remaja di Indonesia masih cukup tinggi. Penyebabnya utamanya tentu saja karena pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang kurang maksimal. Akibat yang ditimbulkan pun sangat banyak. Namun, hal tersebut bisa dicegah, salah satunya adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan gigi minimal 6 bulan sekali dengan kami dokter gigi Semarang di Klinik Dokter Gigi Semarang Joy Dental

Penulis : drg. Deniarsha Putri Puspita Cerry

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram