Logo Klinik Gigi Joy Dental
Beranda » Artikel » Sakit Gigi Seperti Kesetrum, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Sakit Gigi Seperti Kesetrum, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Februari 6, 2023

KLINIK GIGI JOY DENTAL, YOGYAKARTA- Halo Sobat Joy, pernahkah sobat joy sedang asik-asiknya makan tiba-tiba gigi sakit seperti tersetrum? Pasti tidak nyaman sekali ya. Sakit gigi bisa dirasakan bermacam-macam, bisa seperti tersetrum, seperti ditusuk, bisa juga seperti ditarik. 

Namun, pada intinya adalah adanya sakit pada area gigi. Kira-kira apa ya penyebabnya dan bagaimana ya mengatasinya?

Rasa sakit pada gigi bisa disebabkan adanya kerusakan pada gigi. Selain itu bisa juga disebabkan dari jaringan selain gigi, misalnya jaringan pendukung gigi seperti gusi dan tulang, juga bisa disebabkan dari luar gigi seperti penyakit trigeminal neuralgia. 

Informasi terkait sakit gigi seperti kesetrum, Sumber: kompas.com

Informasi terkait sakit gigi seperti kesetrum, Sumber: kompas.com

Penyebab Sakit Gigi Seperti Kesetrum dan Cara Mengatasinya

Perawatan untuk mengatasi sakit gigi seperti tersetrum tentu saja berbeda-beda ya Sobat Joy. Semua itu tergantung penyebabnya. Oleh karena itu, Sobat Joy perlu mengetahui apa saja penyebab sakit gigi seperti kesetrum dan cara mengatasinya. Diantaranya meliputi:

1. Gigi Berlubang

Penyebab paling sering dari sakit gigi adalah gigi berlubang. Gigi yang berlubang kecil umumnya tidak menimbulkan keluhan sakit, sehingga pasien cenderung tidak menyadari adanya lubang ini. Namun, jika terus dibiarkan, lubang ini akan terus-menerus membesar dan menyebar. 

Lubang yang sudah besar dan mendekati saraf gigi biasanya sudah mulai terasa keluhan sakit, seperti ketika makan atau minum dingin dan manis. Namun ngilu yang dirasakan hanyalah sebentar dan langsung hilang. 

Selain itu, ketika lubang termasuki makanan juga akan menyebabkan ngilu hingga makanan itu dikeluarkan dari lubang. Untuk mengatasi lubang ini, dapat dilakukan penambalan gigi ya, Sobat Joy.

2. Peradangan Pulpa Gigi

Pulpa gigi adalah bagian terdalam gigi, yang berisikan pembuluh darah dan juga saraf gigi. Peradangan pulpa gigi terjadi jika bakteri memasuki dan menginfeksi pulpa. Hal ini terjadi karena lubang gigi yang dibiarkan tanpa dilakukan perawatan. 

Ketika terjadi peradangan pulpa, atau secara medis disebut dengan pulpitis ireversibel, gigi akan terasa amat sakit. Sakit yang muncul bisa seperti tersetrum, tertarik, tertusuk dan bisa juga berdenyut. Rasa sakit dirasakan terus-menerus secara spontan, tanpa ada penyebabnya. 

Ketika sudah terjadi peradangan pulpa, gigi tidak bisa langsung ditambal, harus dilakukan perawatan saluran akar terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan penambalan gigi.

3. Abses Gigi

Abses gigi merupakan pembengkakan pada ujung akar gigi hingga gusi bahkan pipi dan dagu. Abses gigi terjadi akibat peradangan pulpa yang tidak diatasi kemudian berujung pada kematian saraf gigi, bakteri kemudian menginfeksi ujung akar gigi dan membentuk nanah. Nanah akan di produksi terus-menerus sehingga menimbulkan bengkak. 

Nanah yang diproduksi akan berusaha mencari celah untuk keluar sehingga menimbulkan rasa sakit. Jika sudah terjadi abses, perawatannya adalah dilakukan trepanasi. Trepanasi adalah proses pembukaan saluran akar supaya nanah dapat keluar melaluinya. 

Selain trepanasi, perlu dibantu pengobatan antibiotik dan antiradang untuk menghentikan pembentukan nanah. Ketika sudah sembuh barulah dilakukan perawatan akar dan penambalan gigi.

Sakit gigi seperti kesetrum bisa disebabkan karena gigi berlubang, Sumber: niknock.my

Sakit gigi seperti kesetrum bisa disebabkan karena gigi berlubang, Sumber: niknock.my

4. Gigi Retak

Gigi retak biasa terjadi setelah terjadi trauma atau benturan pada gigi. Bisa karena kecelakaan, terbentur, konsumsi makanan keras, ataupun menggigit benda keras seperti membuka tutup botol kaca menggunakan gigi yang pernah menjadi tren. 

Keretakan pada gigi menyebabkan terbukanya bagian dalam gigi, sehingga rangsangan suhu panas atau dingin dari makanan dan minuman dapat menyebabkan rasa sakit pada gigi. Jika retakan mencapai saraf gigi tentu akan terasa lebih sakit, sakit yang dirasakan akan terus-menerus tanpa sebab. 

Penanganan gigi retak tergantung pada keparahannya, jika keretakan tidak mencapai saraf gigi dapat dilakukan penambalan gigi. Namun, jika keretakan mencapai saraf gigi, perlu dilakukan perawatan saluran akar terlebih dahulu barulah dapat ditambal. Jika keretakan mencapai akar gigi, mungkin pencabutan diperlukan.

5. Impaksi Gigi

Impaksi gigi adalah kondisi gigi geraham bungsu yang miring dan terpendam sebagian maupun seluruhnya. Gigi geraham bungsu umumnya tumbuh diatas usia 17 tahun. Ketika gigi geraham bungsu tumbuh, dapat menyebabkan rasa sakit berdenyut bahkan dapat menyebabkan pembengkakan pada gusi sekitarnya atau disebut dengan perikoronitis. 

Gigi impaksi yang terus-menerus mengganggu dapat dilakukan pencabutan. Namun, pencabutannya bukanlah pencabutan biasa, perlu dilakukan bedah minor yang disebut dengan odontektomi. Hal ini disebabkan karena gigi impaksi masih terpendam sebagian maupun keseluruhannya. 

6. Gusi Bengkak

Gusi bengkak bisa disebabkan berbagai hal, misalnya karena banyak karang gigi yang menumpuk. Gusi menjadi bengkak dan mudah berdarah. Namun, gusi bengkak akibat karang gigi umumnya tidak menyebabkan rasa sakit. 

Penyebab lainnya adalah tertusuk benda asing, seperti duri ikan maupun tulang. Duri ikan dan tulang yang menusuk pada gusi dan tidak segera dikeluarkan dapat menyebabkan gusi terinfeksi dan membengkak. 

Jika tidak segera diatasi, hal ini dapat menyebabkan pembentukan nanah dan rasa sakit yang mengganggu. Untuk mengatasinya perlu dilakukan pengambilan duri ataupun tulang, jika pembengkakan sudah besar perlu dilakukan pengobatan dengan antibiotik dan antiradang. 

7. Trigeminal Neuralgia

Trigeminal neuralgia merupakan nyeri kronis yang diakibatkan oleh gangguan pada saraf trigeminal. Saraf trigeminal merupakan saraf yang mensarafi wajah juga membantu pada proses mengunyah dan menggigit. 

Saraf trigeminal berjumlah 2, yaitu pada kanan dan sisi kiri. Jika terjadi kerusakan pada saraf trigeminal, dapat dirasakan nyeri pada area wajah seperti pipi, dagu, bibir, rahang bahkan gusi dan gigi. Nyeri biasanya dirasakan pada salah satu sisi saja, meskipun bisa juga dirasakan pada kedua sisi. 

Nyeri yang ditimbulkan pun tanpa sebab yang jelas. Tidak terdapat kerusakan pada gigi dan jaringan sekitarnya. Nyeri yang dirasakan seperti menusuk ataupun tersetrum sengatan listrik. 

Trigeminal neuralgia dapat berlangsung dalam hitungan detik hingga sekitar 2 menit. Nyeri ini dapat muncul setiap hari selama beberapa hari hingga beberapa bulan. Dalam kasus yang gawat, trigeminal neuralgia dapat terjadi ratusan kali dalam sehari.

Trigeminal neuralgia dapat terjadi pada siapapun, namun terdapat faktor resiko yaitu jenis kelamin wanita, berusia lebih dari 50 tahun, memiliki keluarga dengan riwayat trigeminal neuralgia, dan menderita hipertensi.

Ilustrasi gusi bengkak yang bisa membuat gigi terasa sakit, Sumber: klikdokter.com

Ilustrasi gusi bengkak yang bisa membuat gigi terasa sakit, Sumber: klikdokter.com

Trigeminal neuralgia dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti gangguan fungsi saraf akibat tertekan oleh pembuluh darah yang melebar atau adanya tumor di sekitarnya. 

Bisa juga disebabkan karena adanya cedera pada saraf trigeminal karena trauma pada wajah ataupun karena efek dari tindakan bedah. Selain itu penyakit multiple sclerosis yaitu kondisi yang merusak selaput pelindung saraf (myelin).

Nyeri trigeminal neuralgia dapat muncul secara tiba-tiba maupun karena adanya rangsangan ringan seperti cuci muka, mengunyah, berbicara, tersenyum, bahkan karena hembusan angin sekalipun. Trigeminal neuralgia dapat diatasi dengan pengobatan, jika pengobatan tidak dapat mengatasinya, dapat dilakukan operasi.

Bagaimana Sobat Joy? Pasti sudah paham ya. Nah, itulah tadi 7 penyebab rasa sakit pada area gigi dan cara mengatasinya. Tentunya perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter gigi untuk dapat diketahui penyebabnya dan untuk menentukan perawatan yang sesuai. Jadi tidak perlu khawatir lagi ya, Sobat Joy.

Penulis : drg. Rifda Nur Hanifa

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram