Klinik Gigi Joy Dental, Yogyakarta – Apakah Sobat Joy pernah mendengar tentang ritual potong gigi? Kira-kira ritual seperti apa sih itu? Apakah ritual tersebut aman dilakukan? Simak ulasan berikut ini ya untuk tahu jawabannya.
Ritual Potong Gigi atau Mepandes
Ritual potong gigi, atau dikenal sebagai "mepandes" atau "metatah" dalam Bahasa Bali, adalah salah satu kebiasaan adat yang penting di Pulau Bali. Ini adalah upacara yang menandai peralihan seorang anak dari masa kanak-kanak ke masa remaja atau dewasa.
Ritual potong gigi dianggap penting dalam tradisi Bali karena memiliki makna spiritual dan simbolis. Potong gigi dipercaya sebagai simbol penghilangan sifat-sifat negatif atau kekanak-kanakan, serta mempersiapkan anak untuk menghadapi dunia dewasa dengan kesadaran yang lebih tinggi.
Selain itu, upacara ini juga dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan dewa-dewi yang melindungi keluarga. Proses potong gigi dilakukan oleh seorang "pedanda" atau pendeta Hindu Bali yang terlatih. Pedanda adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan upacara keagamaan Hindu.
Pedanda memimpin proses potong gigi dengan membaca mantra suci, memberikan berkah, dan memotong sejumlah gigi susu tertentu. Potongan gigi tersebut kemudian diletakkan ke dalam sesajen sebagai persembahan kepada dewa-dewi.
Ritual potong gigi di Bali, bagaimanapun lebih berhubungan dengan aspek budaya, sosial, dan spiritual daripada dengan kesehatan gigi secara langsung. Dalam konteks ilmu kedokteran gigi, ritual potong gigi dianggap sebagai praktik budaya atau tradisi yang tidak memiliki dasar ilmiah dalam perawatan gigi dan mulut.
Ini berarti pandangan ilmu kedokteran gigi terhadap ritual ini cenderung tidak mengakui manfaat medis yang signifikan dari prosedur tersebut. Namun, penting untuk diingat bahwa pandangan ilmu kedokteran gigi hanya berlaku dalam konteks medis dan kesehatan gigi.
Budaya dan tradisi memiliki nilai dan makna penting dalam kehidupan masyarakat, dan upacara seperti mepandes/metatah memainkan peran dalam konteks sosial dan spiritual di Bali.
Oleh karena itu, pandangan ilmu kedokteran gigi tidak bermaksud untuk menggantikan atau meniadakan nilai-nilai budaya dan tradisi. Tetapi hanya memberikan sudut pandang dari perspektif medis dan kesehatan gigi.
Definisi Potong Gigi dalam Kedokteran Gigi
Dalam praktek kedokteran gigi yang berbasis ilmiah, potong gigi dilakukan oleh dokter gigi dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat serta menggunakan alat dan teknik yang steril dan aman.
Prosedur ini digunakan untuk tujuan spesifik, seperti memperbaiki bentuk gigi, menghilangkan tepi yang tajam, atau menyesuaikan oklusi gigi dengan metode yang aman dan efektif.
Prosedur potong atau kikir gigi di dunia kedokteran gigi juga dikenal sebagai odontoplasti atau enameloplasti, yakni prosedur di mana lapisan luar gigi (email) dihaluskan atau dikikir untuk mengubah bentuk, menghilangkan ketidaksempurnaan, atau menyesuaikan oklusi (gigitan). Beberapa indikasi medis untuk prosedur kikir gigi antara lain:
1. Penghilangan Ketidaksempurnaan Gigi
Jika gigi mengalami ketidaksempurnaan seperti bergeser, gigi yang tidak beraturan, atau gigi yang terlalu tajam, prosedur kikir gigi dapat digunakan untuk memperbaiki bentuk dan keseragaman gigi, menciptakan tampilan yang lebih estetik.
2. Perbaikan Gigitan yang Tidak Tepat
Jika terdapat masalah dengan hubungan gigitan gigi, seperti gigitan terbuka, gigitan terlalu dalam, atau gigitan terbalik, prosedur kikir gigi dapat membantu memberikan ruang agar gigitan bisa diperbaiki dengan perawatan ortodonti atau behel.
3. Penghilangan Permukaan Tajam pada Gigi
Terkadang, gigi memiliki tepi yang tajam akibat aus maupun ada retakan akibat trauma. Proses kikir gigi dapat dilakukan untuk menghaluskan tepi gigi dan mencegah luka dan iritasi pada jaringan lunak di sekitarnya.
4. Pemasangan Gigi Palsu atau Mahkota Jaket
Dalam beberapa kasus, ketika pasien membutuhkan pemasangan gigi tiruan cekat atau mahkota jaket, prosedur kikir gigi dapat dilakukan untuk mengubah bentuk gigi yang ada agar bisa dijadikan gigi penyangga.
Sobat Joy, perlu memahami bahwa prosedur kikir gigi harus didasari oleh hasil evaluasi dan diagnosis yang dilakukan oleh dokter gigi yang kompeten.
Dokter gigi akan mengevaluasi kondisi gigi dan mulut Sobat Joy, mempertimbangkan kebutuhan estetika dan fungsional, manfaat serta risiko terkait dengan prosedur kikir gigi sebelum memutuskan untuk melanjutkan dengan tindakan tersebut.
Penting untuk memahami perbedaan antara ritual kikir gigi dalam konteks masyarakat dan prosedur kikir gigi yang dilakukan oleh dokter gigi berlisensi.
Jika ada kebutuhan untuk perawatan gigi atau estetika gigi, disarankan untuk mencari saran dan perawatan dari profesional medis terlatih, seperti dokter gigi yang dapat memberikan perawatan yang aman dan efektif berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah kedokteran gigi.
Bagaimana Melestarikan Budaya dengan Tetap Memperhatikan Aspek Kesehatan Gigi
Meskipun ritual potong gigi merupakan sebuah kebiasaan turun-temurun, namun tenaga kedokteran gigi dapat berperan agar prosedur bisa lebih berbasis medis dan tercegah dari risiko yang bisa membahayakan kesehatan gigi masyarakat luas. Peran tenaga kedokteran gigi antara lain:
1. Pendidikan dan Penyuluhan
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat yang melakukan ritual potong gigi tentang pentingnya perawatan gigi yang berbasis ilmiah. Menjelaskan risiko dan bahaya yang terkait dengan praktik yang tidak steril atau dilakukan oleh bukan dokter gigi berlisensi.
2. Kolaborasi dengan Dokter Gigi
Masyarakat yang melakukan ritual potong gigi dapat mengadakan kerja sama dengan dokter gigi terlatih dan berlisensi. Dokter gigi dapat memberikan panduan, saran, dan instruksi mengenai prosedur yang aman, steril, dan efektif.
3. Perubahan Praktik
Jika mungkin, praktik potong diupayakan agar memenuhi standar kebersihan dan keamanan yang ditetapkan oleh ilmu kedokteran gigi. Ini mencakup penggunaan alat-alat yang steril, teknik aseptik, dan memperhatikan risiko infeksi dan cedera pada gigi dan jaringan sekitarnya.
4. Konsultasi dengan dokter gigi
Masyarakat yang ingin melakukan ritual potong gigi dapat berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan saran dan petunjuk yang tepat mengenai aspek-aspek medis dan kesehatan yang terkait. Dokter gigi dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak dan konsekuensi dari prosedur tersebut.
5. Memotivasi masyarakat untuk perawatan gigi yang teratur
Selain melakukan ritual potong gigi, masyarakat dapat didorong untuk menjaga kebersihan gigi dan gusi, serta menjalani perawatan gigi yang teratur. Pemeriksaan rutin, pembersihan profesional, dan perawatan gigi yang tepat dapat membantu mencegah masalah gigi dan menjaga kesehatan mulut.
Nah, Sobat Joy sekarang sudah tahu ya perbedaan potong gigi di masyarakat dan potong gigi di dunia kedokteran gigi. Jadi tidak ada salahnya tetap melestarikan adat budaya Sobat Joy, namun dengan pertimbangan medis agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
Jangan lupa ya untuk konsultasikan kondisi gigi Sobat Joy dengan dokter gigi yang kompeten di Klinik Gigi Joy Dental!
Penulis: drg. Fauzia Jauhara