KLINIK GIGI JOY DENTAL, YOGYAKARTA - Kenapa ya gigi berlubang harus ditambal meskipun belum sakit? Lalu apa akibat yang dirasakan jika mengalami gigi berlubang? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya perlu menjelaskan anatomi gigi secara umum.
Gigi terdiri dari 3 komponen, yaitu enamel, dentin, dan rongga gigi (pulpa). Enamel/email gigi merupakan komponen yang paling keras pada tubuh manusia yang terletak di lapisan gigi paling luar. Ya, lapisan gigi ini lebih kuat daripada tulang karena kandungannya mineralnya paling tinggi, yaitu mencapai 96%.
Lapisan di bawah enamel adalah dentin gigi. Dentin gigi merupakan lapisan yang lebih lunak karena terdiri dari lebih banyak bahan organik. Dentin berbentuk seperti pipa-pipa di sepanjang permukaan gigi dan dipercaya dapat menyalurkan berbagai macam sensasi (dingin, panas, bahkan nyeri) ke syaraf gigi.
Terakhir, bagian paling dalam dari gigi adalah rongga gigi atau pulpa dimana jaringan pulpa yang terdiri dari syaraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat lainnya berada.
Waspadai Akibat Gigi Berlubang
Ketika gigi berlubang, bakteri yang telah menginvasi lapisan terkuat gigi akan dengan sangat mudah dan cepat menginvasi lapisan di bawahnya. Enamel yang telah berlubang tidak akan terasa sakit karena lapisan tersebut adalah lapisan paling tebal dan kuat sehingga pasien tidak menyadari tanda-tanda gigi berlubang.
Namun meskipun tidak terasa sakit, proses kerusakan gigi oleh bakteri masih tetap berlanjut. Oleh karena itu, dokter gigi sangat menyarankan gigi berlubang ditambal sejak dini, sebelum gigi tersebut terasa sakit. Pasien dianjurkan rutin cek ke dokter gigi agar kondisinya dapat diperiksa, bila terdapat lubang gigi yang belum disadari oleh pasien.
Apabila gigi sudah terasa sensitif terhadap dingin atau panas, maka ini adalah tanda lubang yang sudah menyebar lebih dalam. Apabila pasien telah merasakan nyeri pada gigi berlubang, maka biasanya lubang sudah mencapai pulpa/rongga gigi.
Jika bakteri sudah menginfeksi pulpa, gigi tidak dapat ditambal langsung. Untuk mempertahankannya, gigi harus mendapatkan perawatan saluran akar terlebih dahulu sebelum dapat direstorasi atau ditambal.
Apabila sakit gigi dibiarkan terus-menerus tanpa mendapatkan perawatan yang sebenarnya, bakteri pada gigi berlubang akan menyebar lebih mudah dan lebih cepat karena lapisan yang lebih dalam lebih lunak. Bayangkan, jika lapisan yang paling keras di tubuh saja sudah ditembus oleh bakteri, apalagi lapisan yang lebih lunak di bawahnya.
Lubang gigi berkembang jauh lebih mudah dan cepat pada lapisan yang lebih dalam. Bakteri penyebab gigi berlubang dapat menyebabkan berbagai masalah di rongga mulut, mulai dari bau mulut, noda kekuningan hingga kecoklatan pada gigi, infeksi gigi, gusi bengkak, bahkan hingga infeksi lainnya yang dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Solusi Mengatasi Gigi Berlubang
Solusi untuk mengatasi gigi berlubang adalah menambal/menumpat gigi atau merestorasi gigi. Restorasi gigi dimulai dengan membuang jaringan gigi yang rusak (preparasi). Setelah dibersihkan, proses restorasi dilanjutkan dengan penambalan menggunakan bahan pengganti yang biokompatibel dan sewarna dengan gigi, biasanya berbahan dasar komposit.
Namun, apabila lubang melibatkan area yang lebih besar dan melibatkan tonjol gigi, maka restorasi langsung dengan resin komposit tidak dapat sepenuhnya membuat restorasi gigi awet, gigi perlu direstorasi secara tidak langsung dengan pembuatan mahkota jaket, inlay, ataupun onlay.
Hindari mengabaikan gigi berlubang, agar gigi dapat direstorasi atau dipertahankan sehingga tidak perlu dicabut. Apabila lubang masih kecil, jaringan sehat dari gigi berlubang tersisa masih banyak, maka semakin awet pula restorasi yang menggantikan gigi.
Sebaliknya, semakin besar lubang yang dibiarkan, maka semakin besar pula risikonya dan perawatan yang diperlukan akan semakin kompleks. Semakin kompleks tindakan, semakin besar pula biaya yang perlu dikeluarkan untuk merestorasi gigi.
Jadi, tidak ada kata terlambat, karena menghentikan perkembangan penyakit selalu lebih baik daripada mengabaikannya. Jadi tunggu apalagi, Sobat Joy? Yuk, segera periksakan gigimu ke klinik gigi jogja terdekat di Joy Dental!
Penulis : drg. Berilla Silsila Surbakti
Referensi:
Pitts, Nigel. 2016. Understanding Dental Caries – from Pathogenesis to Prevention and Therapy.
American Dental Association (ADA), Caries risk assessment and management. 2018.
https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/caries-risk-assessment-and-management