Logo Klinik Gigi Joy Dental
Beranda » Artikel » Memutihkan Gigi pun Ada Syaratnya

Memutihkan Gigi pun Ada Syaratnya

Desember 12, 2014

Memutihkan Gigi

Barisan

Gigi yang bersih dan rapi belum cukup menarik. Apalagi bila gigi masih tampak kekuningan atau kecoklatan. Untuk itu, kini banyak produk pemutih gigi bisa dimanfaatkan. Asal pemakaiannya tepat, efektivitasnya akan didapat.

"Joshua pingin giginya seperti oom itu, putih!" Begitu bunyi iklan sebuah pasta gigi yang mengandung pemutih. Dalam tayangan iklan itu diperlihatkan seorang pria dewasa yang tak henti-hentinya memamerkan deretan gigi putihnya. Perhatian orang pun tersedot padanya.

Rasanya Anda pun tak menolak menjadi pusat perhatian seperti bintang iklan tadi. Memiliki gigi-geligi yang bersih, rapi, dan putih tentu menjadi dambaan setiap orang. Tidak sulit untuk mengubah gigi menjadi seputih mutiara. Anda bisa memilih berbagai produk pemutih. Tapi ingat, supaya aman, pemutihan gigi tak boleh dilakukan sembarangan.

Banyak alasan yang mendorong orang melakukan pemutihan gigi. Yang terbanyak adalah untuk keindahan. Ada juga yang karena gigi semakin hari berubah kuning atau berwarna abu-abu. "Banyak orang yang giginya berwarna abu-abu akibat sedari kecil sering minum antibiotik," ujar Drg. Ratna Meidyawati, Sp.KG, ahli konservasi gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia, Jakarta. Selain antibiotik, perubahan warna gigi bisa terjadi karena kebiasaan merokok, minum teh, kopi minuman bersoda, juga karena usia lanjut.

Pengawasan Dokter

Saat ini makin banyak produk pasta gigi yang mengklaim diri mengandung pemutih. Di samping itu banyak juga pemutih gigi yang merupakan produk OTC (over the counter), alias dijual bebas.

Namun tindakan pemutihan gigi ternyata tidak bisa dilakukan sembarangan. Hal itu karena komposisi yang terkandung di dalamnya tidak bisa diketahui secara pasti. "Kita tidak bisa mengontrol efektivitasnya dan tidak tahu efek sampingnya," jelas Drg. Yosi Arianto, MS, spesialis bahan-bahan gigi dari FKG-UI.

Selain faktor efektivitas, custom tray atau sendok cetak yang digunakan untuk menaruh pemutih gigi juga belum tentu sesuai dengan bentuk gigi. Ketidaksesuaian itu memungkinkan bahan pemutih yang berbentuk gel itu tidak menempel dengan baik pada semua gigi.
Lain halnya dengan nightguard vital bleaching systems, dentist supervised bleaching dan dentist-administered bleaching/power bleaching. Ketiga sistem perawatan tersebut harus di bawah pengawasan dokter, dan konsentrasi masing-masing perawatan juga berbeda.

Nightguard vital bleaching systems adalah yang paling populer dilakukan saat ini. Sistem ini menggunakan bahan aktif hidrogen peroksida sekitar 3-7 persen, dan pasien bisa melakukannya sendiri di rumah, setiap malam. "Karena pemakaiannya cukup lama, yaitu 6-8 jam sehari selama 2-4 minggu, jadi biasanya dilakukan pada saat tidur," papar Drg. Yosi, yang juga menjabat staf pengajar di Bagian Ilmu Material Kedokteran Gigi, FKG-UI.

Itu sebabnya diperlukan sendok cetak yang sesuai dengan bentuk gigi pasien, agar gel pemutih betul-betul menempel pada gigi. Sebelum menggunakannya gigi harus dibersihkan lebih dulu. Pada keesokan harinya, sendok cetak itu harus dibuka dan dibersihkan. Pasien kemudian bisa menyikat gigi seperti biasa.

Pada perawatan jenis ini, sebelumnya dokter akan mengajarkan cara pemakaiannya. Setelah pemakaian satu minggu pasien harus kembali ke dokter untuk melihat hasil perubahan warna yang terjadi.

Agak Kekuningan

Penggunaan pemutih berkonsentrasi tinggi harus dilakukan dokter gigi. Hidrogen peroksida yang konsentrasinya 10-15 persen, boleh dipakai selama 30 menit sampai 2 jam saja. Sebab itu selama pemakaian, pasien harus tetap di ruang praktik dokter gigi. Aturan ini untuk mencegah jangan sampai terjadi efek samping.

Sedangkan pada sistem power bleaching digunakan hirogen peroksida dengan konsentrasi 30-40 persen. Maka pengerjaannya harus di bawah pengawasan dokter.Hampir semua cara pemutihan itu bisa menimbulkan rasa ngilu pada gigi. Apalagi bila giginya tergolong sensitif. Umumnya bahan yang berkonsentrasi lebih tinggi, lebih tinggi kemungkinan menyebabkan ngilu. Tapi bila terjadi risiko itu, dokter akan memberi penawar berupa gel fluor. Di samping mengurangi rasa ngilu, fluor juga berfungsi menambah mineral pada lapisan email gigi. Rasa ngilu itu juga hanya berlangsung selama satu-dua hari. Selanjutnya akan normal kembali.

Yang harus diketahui bahwa perubahan warna gigi tidak bisa 100 persen putih. Ada alat pandu (shade guide) untuk melihat warna gigi sebelum dan sesudah diberi pemutih. "Kalau untuk pemutihan, dengan mengubah satu tingkat warna saja sudah dianggap berhasil. Nggak bisa seratus persen putih, tapi paling lebih teranglah," tutur Drg. Yosi. Sebagai gambaran, warna gigi orang Indonesia rata-rata agak kekuningan, atau berada pada tingkat A3.

Sarung Gigi

Jika penggunaan gel belum menolong, bisa dilakukan pelapisan gigi (labial veneering) dan penyarungan gigi (jacket crown). Labial veneering merupakan pelapisan gigi dengan bahan resin komposit. Sebelumnya, tambah Drg. Ratna, permukaan gigi dipreparasi lalu dilapisi bahan tambalan sewarna dengan gigi.

Pada proses penyarungan, semua gigi diasah lebih dulu. Tahap ini akan dilakukan jika pasien sudah melewati berbagai langkah pemutihan gigi, dari pemakaian gel sampai labial veneering. Hingga saat ini, pemakaian gel paling banyak digunakan. Selain biayanya lebih murah dan praktis, efek negatifnya lebih mungkin ditolerir. "Pada penggunaan gel ada pengikisan sedikit, tapi risikonya nggak terlalu parah, tidak sampai merusak email," tambah Drg. Yosi.

Pada sistem labial veneering bisa terjadi pengambilan jaringan gigi bagian luar. Kondisi inilah yang membuat gigi bertambah sensitif. Sedang pada sistem jacket crown, pengambilan jaringan gigi lebih banyak. Dan lagi bila penyarungannya pada bagian leher gigi tidak sempurna, sisa makanan bisa masuk tanpa disadari pasien. "Jika ini terjadi berarti sisa makanan bisa membusuk di dalam. Sebab itu tindakan ini harus dilakukan oleh dokter gigi,” terang Drg. Ratna. Semua perlakuan pemutihan itu hanya bisa dilakukan pada gigi vital atau gigi yang masih hidup.

Pemakain pasta gigi yang mengandung bahan pemutih, sampai sekarang belum diketahui efektivitasnya. "Saya nggak tahu kandungan pemutih pada pasta gigi. Tapi sepertinya mengandung bahan silika  yang sangat halus," ungkap Drg. Yosi.

Bahan silika itu tidak memiliki sifat memutihkan seperti layaknya hidrogen peroksida, tapi lebih untuk membersihkan dan mengabrasi warna pada permukaan gigi. Dan rata-rata pasta gigi memang mengandung bahan yang mengabrasi. "Maka itu perlu perawatan lebih lanjut. Pemeriksaan gigi secara teratur setiap enam bulan sekali, tetap harus dilakukan," tambahnya.

Baca Juga : Kesadaran Masyarakat terhadap Kesehatan Gigi Masih Kurang

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram