Logo Klinik Gigi Joy Dental
Beranda » Artikel » Kenapa Gigi Terasa Nyeri Setelah Ditambal? Ketahui Penyebabnya dan Solusinya di Sini!

Kenapa Gigi Terasa Nyeri Setelah Ditambal? Ketahui Penyebabnya dan Solusinya di Sini!

Maret 1, 2023

Klinik Gigi Joy Dental, Yogyakarta – Sobat Joy pasti sudah familiar ya dengan penambalan gigi? Atau bahkan gigi Sobat Joy ada yang sudah pernah ditambal? Bahkan ada juga yang merasakan gigi nyeri setelah ditambal. Mengapa demikian? Cari informasinya disini ya!

Perawatan tambal gigi menjadi perawatan yang cukup banyak dilakukan di klinik gigi. Semakin bervariasi jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, maka tidak dapat dipungkiri juga berpengaruh pada kesehatan gigi. Terutama makanan dan minuman yang manis dan lengket dapat menjadi penyebab terjadinya kerusakan pada gigi atau karies gigi. 

Gigi yang sudah rusak karena karies, sebaiknya harus segera dirawat supaya infeksi bakteri tidak menjadi makin meluas. Salah satu tindakan yang dilakukan untuk merawat gigi berlubang adalah dengan penambalan gigi.

Penjelasan detail terkait penyebab gigi nyeri setelah ditambal, Sumber: ciputrahospital.com

Penjelasan detail terkait penyebab gigi nyeri setelah ditambal, Sumber: ciputrahospital.com

Apa Itu Penambalan Gigi?

Penambalan gigi atau restorasi gigi merupakan prosedur untuk memperbaiki kondisi gigi yang sudah mengalami kerusakan akibat infeksi bakteri (gigi berlubang/karies gigi) atau penyebab non infeksi (trauma/gigi patah) dengan menggunakan bahan tertentu. 

Tujuan dari penambalan gigi atau restorasi gigi adalah untuk mengembalikan fungsi mastikasi (pengunyahan), fungsi estetik (penampilan), fungsi fonetik (bicara), serta fungsi pemeliharaan jaringan pendukung gigi.

1. Fungsi Mastikasi

Restorasi gigi memiliki tujuan untuk mengembalikan fungsi mastikasi atau fungsi pengunyahan yang hilang atau kurang efektif karena adanya gigi yang rusak karena gigi berlubang. 

Adanya gigi yang berlubang seringkali disertai rasa sakit apabila lubang gigi atau karies sudah meluas mencapai saraf gigi, karena adanya rasa nyeri tersebut biasanya gigi tersebut tidak digunakan lagi untuk mengunyah. 

Disamping itu, adanya gigi yang berlubang dengan kehilangan mahkota yang cukup besar dapat berdampak pada sulitnya mengunyah makanan karena justru makanan akan mudah menyangkut di dalam lubang gigi tersebut.

2. Fungsi Estetik

Gigi yang mengalami karies atau rusak karena penyebab non infeksi (seperti gigi patah), bisa berdampak pada penampilan seseorang. Terutama jika hal tersebut terjadi pada gigi depan yang akan sangat terlihat. 

Kondisi tersebut tentunya akan menurunkan faktor estetika seseorang, oleh karena itu adanya kerusakan pada gigi akan dilakukan restorasi gigi atau penambalan gigi dengan maksud untuk mengembalikan bentuk gigi menjadi bentuk semula tanpa adanya kerusakan, sehingga faktor penampilan seseorang tidak terganggu.

3. Fungsi Fonetik

Gigi merupakan komponen penting yang berpengaruh pada pengucapan atau fungsi bicara. Kerusakan pada gigi yang cukup parah bisa mengganggu fungsi bicara atau fonetik, terutama jika terjadi pada gigi depan. Oleh karena itu, adanya kerusakan pada gigi akan dirawat dengan merestorasi kembali gigi ke bentuk semula sehingga fungsi bicara bisa tercapai dengan baik.

4. Fungsi Pemeliharaan Jaringan Sekitar Gigi

Manfaat dari restorasi gigi ini memang sering diabaikan, namun apabila gigi mengalami kerusakan dan tidak dilakukan perawatan bisa berdampak negatif untuk jaringan sekitar gigi yang masih tersisa, seperti terjadinya peradangan pada gusi, infeksi lanjutan pada area akar gigi, serta penurunan tulang sekitar gigi.

Restorasi gigi dibedakan menjadi dua, yaitu restorasi direk dan indirek. Restorasi direk adalah restorasi gigi yang dapat dibuat dan dimanipulasi langsung pada kavitas gigi dalam satu kali kunjungan, seperti penambalan gigi dengan bahan resin komposit atau bahan lain dan veneer direk dengan resin komposit. 

Sedangkan restorasi indirek merupakan restorasi pada gigi yang melalui proses pengerjaan di luar rongga mulut yaitu di laboratorium gigi, yang kemudian jika sudah jadi akan dilakukan pemasangan pada gigi, contohnya adalah restorasi inlei dan onlei (komposit atau logam), serta mahkota jaket (crown).

Sobat Joy apakah ada yang punya keluhan gigi berlubang dan sudah dilakukan penambalan gigi namun terkadang gigi masih terasa nyeri setelah dilakukan penambalan gigi? Beberapa Sobat Joy mungkin ada yang pernah mengalaminya, ya. 

Salah satu perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gigi berlubang adalah dengan cara ditambal. Namun ternyata pada beberapa kasus masih ada gigi yang terasa nyeri meskipun sudah ditambal, kira-kira apa penyebabnya, ya? Lalu, gimana cara mengatasinya?

Postoperative hypersensitivity merupakan kondisi rasa nyeri pada gigi yang terjadi saat pengunyahan atau konsumsi minuman/makanan yang terlalu panas atau dingin serta rasa manis yang muncul satu minggu atau beberapa minggu setelah gigi dilakukan penambalan gigi atau restorasi gigi (Berkowitz, dkk., 2014). 

Pasien biasanya menggambarkan sebagai nyeri sedang, durasi pendek, yang muncul secara spontan saat mengunyah, konsumsi makanan panas dan dingin, konsumsi makanan manis dan asam, serta keluhan tersebut menghilang saat rangsangan dihilangkan.

Bentuk tambalan gigi, Sumber: alodokter.com

Bentuk tambalan gigi, Sumber: alodokter.com

Penyebab Gigi Nyeri Setelah Ditambal

Banyak faktor penyebab yang bisa membuat gigi masih terasa nyeri setelah dilakukan penambalan gigi, baik dari faktor biologis dalam tubuh hingga faktor ekstrinsik tambalan. Yuk kita bahas satu-satu ya Sobat Joy, faktor apa saja yang bisa menyebabkan hal ini bisa terjadi.

1. Reaksi Biologis pada Gigi

Kondisi nyeri yang dialami bisa terjadi karena adanya respon alami dalam tubuh yaitu adanya peradangan pada pulpa gigi. Peradangan pada pulpa gigi bisa terjadi akibat penggunaan bahan etsa dan bonding (perekat bahan tambal) yang masuk ke dalam rongga dalam dentin gigi, sehingga menyebabkan timbulnya respon alami tubuh berupa peradangan terhadap benda asing. 

Namun tidak perlu khawatir ya Sobat Joy, karena hal ini biasa terjadi di awal penambalan dan akan beradaptasi seiring waktu.

Rasa nyeri yang dirasakan juga bisa terjadi karena adanya stimulus dari pergerakan cairan dalam dentin (bagian dalam struktur gigi) yang merangsang saraf yang terletak di tubulus atau rongga-rongga yang ada pada dentin, sehingga menyebabkan rangsangan mekanis pada permukaan luar pulpa yang berisi saraf gigi. 

Disamping itu, rasa nyeri juga bisa terjadi karena adanya peningkatan tekanan dalam gigi akibat adanya udara yang terjebak dalam gigi pada prosedur penambalan gigi. 

2. Kualitas Tambalan Gigi

Kualitas dari tambalan gigi juga bisa berpengaruh pada timbulnya rasa nyeri pasca penambalan gigi. Restorasi gigi harus di finishing dan dilakukan pemolesan agar ukuran dan bentuk dari tambalan gigi bisa disesuaikan. 

Adanya material tambal yang berlebih bisa menyebabkan terganggunya pengunyahan atau yang disebut dengan hiperoklusi, karena gigi berkontak terlebih dahulu dengan gigi lawannya. 

Kondisi tersebut bisa menyebabkan timbulnya rasa nyeri setelah gigi ditambal, rasa nyeri tersebut dinamakan dengan traumatic occlusion dimana timbulnya peradangan pada area di bawah gigi karena adanya trauma yang berulang saat pengunyahan. 

Material tambalan gigi juga bisa berpengaruh pada munculnya rasa nyeri pasca tambal gigi. Bahan tambal berupa resin komposit memiliki sifat alami yang dapat menyusut pada proses pengerasannya (shrinkage on polymerization). 

Proses penyusutan tersebut terjadi antara permukaan bahan tambal dengan permukaan gigi yang menjadi perlekatan dari bahan tambal resin komposit, dimana saat terjadi penyusutan cairan dalam rongga dentin gigi (tubulus dentinalis) akan tertarik ke arah luar sehingga terjadi pergerakan dari cairan rongga dentin yang akan merangsang saraf pada gigi untuk bereaksi yaitu munculnya rasa ngilu atau bahkan rasa nyeri.

3. Sensitivitas Gigi

Kerusakan gigi juga bisa berpengaruh pada munculnya rasa nyeri pasca ditambal. Semakin dalam kerusakan gigi, maka akan semakin dekat dengan pulpa gigi yang berisi saraf gigi. Kondisi awal sebelum gigi ditambal juga harus diperhatikan apakah sudah ada kemungkinan melibatkan saraf gigi pada pulpa, yang ditakutkan akan meningkatkan kondisi sensitivitas setelah gigi ditambal. 

Seringkali, instrumentasi yang tidak adekuat selama pembersihan gigi yang rusak, tanpa analisis kondisi pulpa yang tepat, dapat menyebabkan kerusakan pulpa yang ireversibel karena peningkatan stimulus berbahaya pada pulpa. 

Adanya inflamasi atau peradangan pada pulpa, perlu dilakukan evaluasi yang cermat untuk mempertimbangkan apakah perawatan endodontik harus dilakukan sebelum restorasi. Kelainan gusi dan kerusakan akar gigi juga bisa menjadi penyebab timbulnya rasa nyeri pasca tambal. 

Hal ini terjadi karena terkadang karies atau lubang pada gigi sudah cukup meluas sehingga menyebabkan timbulnya peradangan pada gusi ataupun kerusakan jaringan pada sekitar akar gigi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh terlebih dahulu sebelum gigi dilakukan penambalan. 

4. Kerusakan Tambalan

Kualitas tambalan yang kurang baik juga bisa berpengaruh pada munculnya nyeri pasca tambal gigi. Tambalan gigi yang tidak adekuat dan tidak presisi bisa menimbulkan rongga kosong dalam gigi yang menyebabkan munculnya tekanan dalam gigi. 

Kondisi tambalan yang rusak seperti tumpatan yang lekat kurang kuat dan terkelupas bisa menyebabkan kavitas gigi menjadi kembali terbuka dan bisa memicu masuknya kembali infeksi bakteri serta munculnya sensitivitas karena rongga-rongga dalam dentin gigi yang berisi akhiran saraf yang terbuka.

Pemeriksaan kondisi gigi, Sumber: biayatarif.com

Pemeriksaan kondisi gigi, Sumber: biayatarif.com

Cara Mengatasi Gigi Nyeri Setelah Ditambal

Untuk mencegah dan mengurangi rasa sakit yang timbul setelah tambal gigi, Sobat Joy dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:

  • Mengonsumsi obat antinyeri dan antiradang;
  • Menghindari konsumsi makanan atau minuman dengan suhu panas dan dingin;
  • Hindari makanan dan minuman yang bersifat asam;
  • Menyikat gigi dengan baik dan menggunakan benang gigi;
  • Menggunakan pasta gigi untuk gigi sensitif;
  • Mengunyah makanan menggunakan sisi yang tidak ditambal.

Akan tetapi jika rasa nyeri tidak menghilang dan cukup mengganggu, Sobat Joy bisa segera datang ke Klinik Gigi Joy Dental terdekat. Dokter dapat mengevaluasi kondisi gigi dan tambalan Sobat Joy, bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti rontgen gigi, lalu memperbaiki tambalan, atau mengganti bahan tambalan yang lebih cocok dengan kondisi gigi Sobat Joy.

Penulis : drg. Yonas Aditya Hendarto

Referensi:

  • Berkowitz, G. S., Spielman, H., Matthew, A. G., Vena, D., Craig, R. G., Curro, F. A., dan Thompson, V. P., 2014, Postoperative Hypersensitivity and Its Relationship to Preparation Variables in Class I Resin-Based Composite Restorations: Findings from the Practitioners Engaged in Applied Research and Learning (PEARL) Network, Compend Contin Educ Dent, 34 (3): 44 - 52.

Porto, I. C. C.M., 2012, Post Operative Sensitivity In Direct Resin Composite Restorations: Clinical Practice Guidelines, IJRD, Issue 1.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram